32. Fuckin' Love You

3.3K 380 138
                                    

Dianjurkan baca abis buka soalnya ada kecup-kecupannya🙏🏻

***

Sudah tahu hari ini Haidan bakal mengeksekusi rencana perihal Renata, Geby malah dengan teledor membiarkan ponselnya tergeletak begitu saja di atas meja. Alhasil saat Renjana menelepon untuk mengabari, malah Sekar yang mengangkatnya.

Geby yang saat itu tengah memasak di dapur kontan lari tergopoh-gopoh ke ruang tengah lantaran mendengar Sekar berteriak memanggilnya, dan gadis itu langsung kelabakan ketika menemukan sang sahabat terduduk di lantai dengan tangan memegangi perut serta dahi tampak mengerut kesakitan. Semula Geby tidak paham kenapa Sekar terus bergumam, meminta Geby membawanya ke rumah sakit. Geby sempat mengira Sekar mengalami masalah dengan kehamilannya, tetapi begitu nama Haidan terlontar dari bibir Sekar, Geby pun buru-buru melirik ke atas meja lalu mendapati layar ponselnya menyala. Seketika Geby menyadari apa yang terjadi, maka bergegas ia telepon Renjana.

Segalanya berlangsung kelewat cepat bagi Geby. Mulai dari ia susah payah memapah Sekar untuk dibawa ke rumah sakit lantaran mengalami pendarahan, bertemu Renjana dan mendengar penjelasan mengenai Haidan, sampai akhirnya kini Geby duduk di sisi ranjang Sekar sambil memelototi Sekar yang terus-terusan minta dibawa ke ruangan Haidan. Jelas Geby dongkol setengah mati mendengar rengekan sang sahabat, sebab lihat saja kondisi Sekar sendiri yang sekarang juga sedang dirawat. Geby paham kecemasan Sekar, tetapi Geby pun sudah berkali-kali bilang bahwa nanti Renjana akan datang jika operasinya Haidan selesai dilakukan.

Intinya tuh, sabar anj!

"Lo, Mas Ren, sama Haidan ngelakuin apa di belakang gue?" Pada akhirnya Sekar menyerah mengemis pinta, lebih memilih mencari tahu yang sebenarnya terjadi pada Haidan, rencana yang dibilang Renjana, serta memastikan apakah sejatinya Haidan sudah mengetahui kebohongannya?

Geby menghela napas, terasa pegal seluruh badannya usai mengarungi setengah harian yang melelahkan. Ngilu di tubuh sebenarnya tidak seberapa, yang terlampau penat adalah batinnya. Tadi pagi, saat menemukan celana Sekar di bagian selangkangan terdapat bercak merah, jantung Geby serasa terjun bebas ke ujung kaki. Beruntung dokter bilang pendarahannya tidak serius, hanya karena Sekar terlalu kelelahan saja.

"Jadi gini—" Geby pun menceritakan semuanya, dari mulai Wilona yang ternyata adalah saudara Haidan, sampai apa yang terjadi pagi tadi, yang mengakibatkan Haidan harus terbaring tak berdaya di meja operasi.

Selepas mendengar rentetan kejadian beserta fakta-fakta tentang Wilona dan Renata, kesadaran Sekar begitu saja jatuh ke dalam lamunan. Sekar termenung, untuk jeda cukup panjang mendiamkan Geby yang menunggu tanggapannya. Sebentar, beri Sekar lebih banyak waktu untuk mencerna penjelasan Geby, untuk menerima kebenaran tersebut, untuk membuat diri yakin bahwa ketidakmungkinan yang Geby urai barusan merupakan kenyataan. Wilona dan Haidan adalah saudara?  Terdengar agak mustahil di telinga Sekar, tetapi demikian adanya.

Sekar embuskan napas panjang, lalu menengok pada Geby. "Dan kalian ngelakuin itu tanpa ngasih tau gue?"

Menangkap nada keberatan di suara Sekar, ujung alis Geby kontan nyaris menyatu. Ditatapnya sinis Sekar. "Lo masih punya nyali untuk merasa berhak dikasih tau? Setelah apa yang lo lakuin ke gue dan Haidan? Setelah kebohongan lo itu ... serius lo masih tersinggung karena gak dikasih tau?"

Sekar mengulum bibir, melempar tatap ke sembarang arah—ke mana pun, asal tidak beradu dengan mata Geby yang memandangnya sinis. Oke, Sekar kini menyadari beginilah cara Geby memberinya pelajaran, dengan melakukan apa yang sebelumnya ia lakukan; bergerak diam-diam untuk menyelesaikan permasalahan. Sekar tidak akan protes lagi, adu argumen tentang ini mustahil ia menangkan.

[✓] Love Me OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang