Cerita ini ada yg baca?🤣
***
Libur kerja biasanya Sekar habiskan dengan tidur seharian, tetapi pada kesempatan kali ini rutinitas tersebut gagal terlaksana lantaran asam lambungnya naik. Satu Minggu terakhir, pola makan perempuan itu berantakan. Sebut saja tadi malam, ketika ia terbangun jam satu dini hari dan tanpa ragu menyantap makanan berat. Begitu selesai langsung pergi tidur tanpa memberi lambung waktu untuk mencerna makanan dengan baik. Kemudian Tada! Pagi ini Sekar menerima konsekuensi dari tingkah sembrononya. Ia meringkuk di ranjang sambil memegangi area dada yang terasa panas, belum lagi sensasi tidak nyaman yang mendera perut, ugh!
Mantap.
Jika sudah begini, Sekar biasanya memaksakan diri pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan suntikan di lengan; cara paling ampuh dan cepat mengatasi asam lambungnya. Namun, pagi ini Sekar bahkan tidak sanggup untuk menurunkan kaki dari ranjang. Benar-benar kesakitan. Sekar sejatinya menyimpan banyak obat di laci, tetapi cairan dan tablet tersebut tak lagi mempan mengusir nyeri. Jika sudah begini, perempuan itu harusnya meminta bantuan orang rumah, hanya saja pengalaman pahit menahan Sekar dari melakukannya. Selain Wilona, mana ada yang bakal peduli. Sialnya hari ini sang adik sudah pamitan sejak jam delapan, pergi ke pusat kebugaran bersama Jona dan Renata. Well, keluarga kecil itu memang bahagia.
"Siapa, sih?" Sekar bergumam di balik selimut, merasa terganggu dengan suara bel yang tak kunjung berhenti. Ia menutup telinga, mencoba abai, tetapi suara yang semalam menyapanya kemudian terdengar. Ah, sial. Sekar kebelet makan orang sekarang!
Usai menghela napas panjang yang diakhiri ringisan, perempuan itu bergerak lamban menuruni ranjang, lantas berjalan agak membungkuk supaya perutnya tidak begitu nyeri. Tertatih-tatih Sekar menjangkau pintu. Sederet kalimat caci maki sudah tertata sempurna di kepalanya. Lihat saja, Sekar akan memberondong Haidan dengan makian karena telah membuatnya repot keluar kamar demi membukakan pintu untuk lelaki itu.
Begitu daun pintu terbuka dan memperlihatkan eksistensi seorang Haidan Diwangga di baliknya, Sekar langsung melempari lelaki itu tatapan super datar. Wajah Sekar yang pucat menambah sempurna penyambutan tak ramah ini. Lagipula kenapa Haidan berkunjung sepagi ini di saat Wilona tak ada di rumah? Tidakkah Haidan menghubungi kekasihnya terlebih dahulu sebelum bertandang ke sini?
"Pagi, Mbak." Senyum cerah dipamerkan Haidan, tidak lupa anggukan sopan juga ia berikan. Lelaki itu terlihat fresh dalam balutan kaos putih polos yang bagian bawahnya dimasukkan ke ankle pants-nya.
Sekar memindai sebentar penampilan Haidan. Em, agak berbeda dari tadi malam, pikir Sekar. Rambut bagian depan Haidan semalam naik sehingga impresi yang diberikan adalah cool. Sementara Sekarang poni lelaki itu jatuh agak berantakan menutupi keningnya, menciptakan kesan imut?
Ah, Sekar sudah gila. Bisa-bisanya ia menjatuhkan pujian seperti itu kepada seorang lelaki! Imut? Yang benar saja!
"Wilona enggak ada." Sekar langsung ke inti supaya Haidan cepat pergi.
"Ke mana, Mbak?"
"Nge-gym."
"Di mana, Mbak?"
"Deket alun-alun." Lalu Sekar menyebutkan nama tempatnya.
"Dia pergi sendiri, Mbak?"
Sekar memejam sambil menghela napas, berusaha keras menekan emosi. Ia kesal akan banyak hal sekarang. Pertama, kenapa Haidan banyak tanya? Lalu kenapa juga tak langsung menghubungi Wilona untuk tahu persis keberadaannya? Lagi, kenapa harus memanggil Sekar dengan sebutan itu berulang kali? Mana tampang Haidan lugu sekali ketika bertanya, Sekar makin dongkol jadinya! Serius, muka Haidan mirip anak kecil saat penasaran; matanya mengedip lucu dengan bibir sedikit menganga kala menunggu jawaban. Sekar benar-benar mempertanyakan; ini beneran cowok semalam bukan, sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Love Me Only
Fanfiction"Rasa cinta gue, kepercayaan dan harapan gue, semuanya udah hancur di tangan lo. Gue rasa gue enggak akan bisa memulai kisah baru dengan orang lain. Sekar, gue mau sama lo aja. Gapapa bikin sakit juga. I'll let it hurt, until it can't hurt me anymor...