20

72K 4.2K 20
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
Mengandung kata-kata kasar dan kekerasan!

****

Pagi hari tidur Vera terusik, karena dia merasa sesak. Membuka matanya dengan perlahan, memegang kepalanya yang sedikit pusing.

"Ughh"lenguhan Vera. Matanya terbuka sempurna, hal pertama yang dia lihat adalah wajah Galen.

"Hah? Enggak, ini gak mungkin"ucap Vera tak percaya, dia merasa ini hanya sebuah mimpi. Tanpa sadar air matanya mengalir, dia sudah tidak suci lagi.

Galen yang merasa kebisingan pun membuka matanya. Hal yang dia lihat adalah Vera yang menangis.

"Hey, kenapa nangis?"tanya Galen

"Aku...aku..udah gak suci lagi...huhuu"ucap Vera dengan nada bergetar.

"Hey, look at me. Kamu tenang aja ya, aku bakalan tanggung jawab dan gak bakalan ninggalin kamu"ucap Galen menenangkan Vera.

"T-tapi dad-

"Sutt, itu urusan aku. Kamu tenang aja okey"ucap Galen dan Vera hanya mengangguk.
"Sekarang kamu mandi ya, habis itu kita sarapan"lanjut Galen, Vera segera beranjak dari tempat tidurnya. Walau sedikit ngilu tapi dia tetap berjalan secara perlahan.

*****

Di rumah sakit Aya sedang duduk di sofa yang berada di ruang rawat Tama. Dia sedang mencari informasi tentang seseorang, gotcha sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepadanya. Ternyata tidak susah membobol data data dari orang tersebut.

Saat sedang fokus dengan kegiatannya tiba tiba dia mendengar suara Tama, walau samar. Aya segera bangkit dan berjalan ke arah Tama.

"Sayang, kamu udah sadar"tanya Aya sambil menggenggam tangan Tama, dan perlahan tangan Tama bergerak. Aya melihat kelopak mata Tama bergerak, dengan perlahan matanya terbuka.

"H-haus"lirih Tama, Aya segera mengambil minum di atas nakas, dia membantu Tama minum.

"Tunggu, mom panggilkan dokter"ucap Aya, dia segera memencet tombol di atas brankar Tama. Tak lama seorang dokter dan dua orang perawat datang.

"Saya akan memeriksa pasien dulu"ucap dokter. Dia segera memeriksa kondisi Tama.

"Alhamdulillah, keadaanya sudah stabil. Nanti siang alat alatnya bisa di lepas, kalo gitu saya permisi dulu buk"ucap dokter kemudian meninggalkan ruang rawat Tama.

"Kamu ini, lama banget tidurnya. Mom khawatir sama kamu, jangan pernah ngelakuin hal nekat lagi"ucap Aya, bahkan matanya mulai berkaca kaca.

"Mom..maaf, maaf-

"Sutt, udah kamu gak usah ngomong dulu ya. Mom udah maafin kamu, kita mulai semua dari awal. Kamu maukan?"ucap Aya, Tama mengangguk lemah dan bibir pucatnya sedikit terangkat.

"Astaga, mom lupa kabarin Daddy dan sodara kamu. Tunggu sebentar"ucap Aya, dia segera menelpon Wiliam dan anak anaknya yang lain.

****

Setelah menunggu sedikit lama, Wiliam dan anak anaknya tiba.

"Abang,, Abang jangan pernah lakuin hal itu lagi. Vera takut"ucap Vera berhambur kepelukan Tama. Tama hanya mengelus kepala Vera dengan lembut, sungguh dia masih lemas untuk berbicara.

"Goblok! Lo bikin gue takut anjing!"marah Kara, namun tak ayal dia memeluk Tama. Tama hanya tersenyum.

"Kamu masih lemes?"tanya Wiliam, lagi lagi Tama hanya mengangguk.

"Yaudah dad dan mom akan membelikan kalian makanan dulu. Ayo sayang"ucap Wiliam, dia menggandeng tangan Aya dan berjalan keluar menuju kantin.

"Gue mau cerita"ucap Tama walau dengan nada pelan. Sedangkan kedua abangnya dan adiknya menatap Tama seolah bertanya'apa.

ANTAGONISTIC MOTHER ☑️(TRANSMIGRASI)REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang