29

49.4K 2.8K 51
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
Mengandung kata-kata kasar dan kekerasan!

****

Setelah acara pernikahan Galen dan Vera kemarin, kini mereka semua berada di bandara. Di sana ada Wiliam Tama dan Kara beserta ke dua orang tua Galen.

"Kalian hari hati di sana ya, sering telpon mami loh"ucap Farah

"Iya mi, mami jaga kesehatan ya. Jangan capek capek di sini"ucap Galen, Farah mengangguk.

"Kamu hati hati di sana ya, kamu harus dengerin apa kata suami kamu. Jaga kesehatan, sering sering telpon Daddy"ucap Wiliam sambil terus mengelus pucuk kepala Vera. Vera langsung berhamburan ke dalam pelukan sang Daddy, sungguh dia sangat sedih. Di tambah lagi mommynya belom ketemu, padahal dia ini ingin pergi jauh loh, tapi mommynya tega tidak hadir.

Beberapa saat terdengar suara yang memberitahukan bahwa pesawat tujuan China akan segera berangkat.

"Aku sayang Daddy. Jaga kesehatan dad, aku berharap Daddy bisa nemuin mommy secepatnya, aku pergi dulu dad," ucap Vera.

"Inget ucapan saya Galen! Jaga putriku baik baik"ucap Wiliam

"Baik dad, kalo begitu saya pergi dulu"ucap Galen. Galen dan Vera segera berjalan ke pintu masuk. Setelah Galen dan Vera menghilang di pintu masuk, mereka semua memutuskan pulang.

Tama dan Kara hanya diam, mereka tidak berbicara sama sekali dengan Wiliam. Wiliam yang melihat sikap anaknya yang semakin cuek kepadanya hanya bisa menghela nafas, dia memaklumi karena itu semua memang murni kesalahannya.

Kalo untuk Rayan, entahlah Wiliam tidak tau di mana keberadaan anak sulungnya itu. Sudah beberapa hari dia tidak pulang, bahkan saat Vera menikah.

Setelah mengantarkan Kara dan Tama kembali ke rumah, kini Wiliam sedang di jalan menuju kantornya.

Tiba di kantornya Wiliam segera menuju ruangannya. Saat memasuki ruangannya dia di kagetkan dengan keberadaan sekertarisnya, Sindi. Saat ini dia sedang duduk di kursi Wiliam.

"Ngapain kamu di sini?"tanya Wiliam dengan datar

"Eh, kamu udah dateng. Aku udah bawain kamu makan siang nih, yuk di makan"ucap Sindi, dia seakan tak peduli dengan ekspresi Wiliam. Wiliam semakin mendatarkan wajahnya, menatap perempuan itu dengan tajam.

"Keluar dari ruangan saya!"usir Wiliam

"Kenapa? Istri kamu lagi gak ada. Jadi biar aku yang nemenin kamu, lagian ya dia itu gak cocok sama kamu. CK ck aku heran sama kamu, bisa bisanya kamu mau sama modelan kek dia!"ucap Sindi, Wiliam mendengar perkataan Sindi semakin emosi. Tangannya terkepal kuat, dengan kasar dia menarik Sindi.

"Aw aw sakit. Lepasin " ucap Sindi
Wiliam seakan tuli, dia tidak mendengarkan ringisan yang keluar dari mulut Sindi.

Tiba di lantai bawah, Wiliam menyentak tangan Sindi hingga dia terduduk di bawah. Hal itu mengundang asitensi dari karyawan lainnya.

"Dengarkan saya baik baik! Walaupun kamu telanjang di depan saya, saya tidak sudi menyentuh tubuh kotormu itu! Kamu menghina istri saya, ngaca! Bahkan kamu lebih buruk dari bintang! Pergi, saya tidak ingin memiliki karyawan murahan seperti kamu!"ucap Wiliam dengan sakras.

Sedangkan Sindi sudah menangis, dia di permalukan. Harga dirinya telah di injak injak, sungguh tidak pernah terbayangkan oleh Sindi, atas kejadian ini.

Gunjingan mulai terdengar ke telinganya. Para karyawan di sana mencaci maki Sindi, bahkan karwayan laki laki juga. Sindi segera bangkit. Dia berlari meninggalkan kantor itu dengan deraian air mata yang terus keluar.

ANTAGONISTIC MOTHER ☑️(TRANSMIGRASI)REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang