three

2.2K 241 27
                                    


Masih 11 tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih 11 tahun yang lalu...

Malam ini adalah malam yang ditunggu tunggu oleh Leo dan teman teman bandnya. Iya, siapa lagi kalau bukan Nathan, Renold, dan Dean. Di tahun pertama SMA, mereka memutuskan untuk membentuk band. Tidak, tidak, maksudnya hanya Leo, Nathan, dan Dean yang memutuskan untuk buat Band. Sedangkan Renold yang awalnya ogah ogahanya terpaksa gabung karena ucapan Dean "oh, jadi segini doang pertemanan kita?"

Ditambah Nathan yang begitu pintar menghasut Renold "sayang tau kalau suara lo dipakai buat padus doang, mending ngeband sama kita. Suara lo kan paling diminati ya kalau dibandingin Dean" puji dan ledek Nathan sekaligus. 

Band yang awalnya hanya sebatas media coping mechanism mereka berkembang menjadi band yang dikenal di beberapa sekolah. Di tahun kedua, tak jarang mereka mendapat undangan untuk tampil di beberapa pensi sekolah membawakan satu dua lagu coveran andalan mereka. Waktu terus berjalan, band mereka semakin dikenal. Namun, mereka memutuskan untuk membatasi diri di tahun ketiga karena ya mereka harus fokus mengejar universitas yang ingin mereka dapatkan. 

Dan malam ini, adalah malam pensi sekolah mereka sekaligus malam terakhir mereka tampil sebagai band di depan umum. Minggu selanjutnya, hari hari mereka mulai dipenuhi oleh tryout untuk UN, kursus private untuk SBMPTN juga ujian mandiri, dan banyak lagi. Sehingga malam ini pula mereka akan menampilkan penampilan paling terbaik dari terbaik mereka. Mereka juga akan membawakan 4 lagu di dua sesi berbeda, 4 lagu yang dua lagunya belum pernah mereka tampilkan sebelumnya. Hm, maybe you guys could call it as suprise songs. 

"Yo, capo gitar gue sama elo kan?" seru Nathan dari ujung backstage dengan segelas cola di cup plastik merah ditangannya. 

Leo mengangkat pandangannya dari ponsel, menatap Nathan yang juga menatapnya. 

"anjing, jangan bilang lo lupa?" 

Pemuda itu terdiam mencoba mengingat apakah tadi ia sempat memasukkan dua capo gitar Nathan saat mereka hendak keluar dari studio rumah Dean atau tidak?

"Leo, jangan ngelamun, gue nanya" suara Nathan mendekat. 

"gue cek dulu" Tanpa menunggu respon Nathan, Leo berdiri meletakkan leather jacket nya disampiran kursi lalu berjalan meninggalkan backstage yang rame menuju parkiran mobil. 

"KALAU GAK ADA GU—" suara teriakan Nathan tak lagi terdengar ketika Leo sudah berada di luar gedung berlari menuju mobilnya dengan kerumunan yang mengular untuk masuk ke gedung melalui pintu utama yang sudah dihias begitu indah oleh tim dekorasi. 

"shit, jangan sampai lo ilang capoooo" sungut Leo mencoba menggeledah tas apapun yang ada di mobilnya beserta laci dasbor mobilnya.

Hingga akhirnya dua benda kesayangan Nathan itu muncul di sela sela kantong jok pengemudi diantara sekumpulan kertas tryout Leo.

The Fear of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang