Thirty Eight

1.6K 179 171
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


aku update deh, mumpung belum sibuk sibuknya 
hAppY rEadInggg sEmwAAa! <3

_____________

Seminggu kemudian, Leo senang bukan main ketika siangnya dia tau Kiara tak lagi memblokirnya dan akan mengunjungi apartementnya bersama Andy. Walau alasan Wanita itu adalah Andy yang kepingin main lego dengannya, tapi itu sudah sangat cukup bagi Leo.

Pertama, dia bisa bertemu si kerucil lagi. Kedua, tentu karena dia bisa ketemu Wanita yang beberapa bulan ini begitu ia rindukan. Dan terakhir, walau alasannya karena Andy tapi bukannya Kiara kembali membuka ruang untuk melibatkan Leo dalam hidupnya? Memang yang terakhir hanya praduga dan rasa percaya diri Leo saja, tapi apa salahnya berharap dan berduga duga lebih dulu, kan?

Saking girangnya akan rencana kedatangan dua orang tersayangnya, Leo membeli makanan kesukaan Kiara dan Andy. Kweatiaw goreng ayam dengan ekstra sambal, Leo juga menyempatkan diri untuk membeli roti dan slice cake kesukaan Kiara di The Harvest, tak lupa Leo memastikan kalau sereal kesukaan Andy terisi penuh di kabinetnya. Sudah sangat sangat lama mereka tak kesini, membuat Leo tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.

Dering ponsel Leo berbunyi nyaring. Dengan senyum paling lebar dan jantung yang berdegup begitu kencang, Leo menerima panggilan tersebut.

"Halo, iya Ki?"

"Aku sama Andy udah dibawah, Yo"

Yo. Yo. YO! YE-O! sudah berapa lama Leo tak mendengar Kiara memanggilnya seperti itu? Astaga, hanya karena dipanggil Yo Leo sudah ingin lompat lompat kesenangan!

"Leo?"

"Oh iya, aku susul cepat kesana ya" kemudian panggilan itu pun terputus.

_______________

"OM LEOOOO!" Andy meletakkan boks legonya di lantai lobi, lalu berlari dengan merentangkan tangannya pada Leo.

Senyum yang tadinya sudah lebar ternyata masih bisa lebih lebar lagi. Tanpa aba aba, Leo langsung memeluk si kerucil dan mengangkatnya pada gendongannya.

"Malam kiddo"

"Malam Om! long time no see Om"

Leo terkekeh, tangannya terangkat mencubit gemas ujung hidung Andy, "iya ya, lama banget. Udah hampir tiga bulan kita gak main"

"Sekarang kita bakal main kan?"

Leo mengangguk kuat 

"kita main sampai capek" sahut Andy.

"Yey! Lihat saja, Andy kalau main gak bakal pernah capek" tantang Andy melingkarkan tangannya pada leher Leo.

"Oh kamu nantangin Om, ya?"

The Fear of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang