prolog

6.4K 464 7
                                    


Leohey, do you want me to pick Yudha up?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leo
hey, do you want me to pick Yudha up?

Danise
something wrong with you, you know?


Leo tertawa dengan pesan balasan kakaknya. Dulu dia suka kesal setiap kakaknya memintanya untuk menjemput Yudha di sekolah setelah jam makan siang, apalagi mobilnya harus mengantre panjang agar bisa menjemput si kecil. 


Leo
so you want me go or not?

Danise
Fine, Sandra juga ternyata ada meeting dadakan.
Please, kalau Yudha lapar tolong jajanin kfc atau mcd ya

Leo
you don't have to tell me, bro
I definitely would do it
for my one and only niece

Danise
Gosh, you sound fucking weird.
lo baru dijatuhin batu apa gimana?


Lagi lagi Leo hanya tertawa membaca pesan itu. Ia tinggalkan pesan Danise dalam keadaan terbaca, siap untuk melajukan mobilnya menuju playgroup tempat Yudha berada.

Dan disinilah dia, menunggu Yudha keluar dari kelas sampai dering bel berdenting kesepenjuru sekolah. Ia melemparkan senyumnya pada beberapa nanny yang bergerombol juga sempat bercakap cakap sebentar dengan beberapa supir yang ia tau membawa mobil mobil besar seperti Lexus dan Alphard.

Mata coklat Leo mengelilingi satu koridor mencari seseorang yang menarik perhatiannya, yang membuatnya berinisiatif menjemput Yudha sampai Danise dan kakak iparnya menganggap ia aneh. Dua sudut bibir Leo terangkat saat matanya menemukan sosok yang ia cari. Sosok itu berdiri dengan celana kain high waist yang membuatnya kelihatan jenjang bersama blouse hitam yang melekat sempurna di tubuhnya, rambutnya yang ia jedai sedikit tinggi mempertontonkan lehernya yang indah dan panjang, matanya sesekali mencuri curi pandang pada jam tangan logam kecil yang melingkar di tangan kirinya, sepertinya ia sedang sedikit terburu buru.

Tidak seperti biasanya, Wanita ya Leo pandangi diam diam itu tak sedang menggunakan kacamata bertangkai tipis berbingkai hitam agak tebalnya. Poni yang biasa tersampir, jatuh indah layaknya tirai tipis menutupi dahinya membuatnya terlihat lebih muda seperti sekumpulan anak remaja berseragam sekolah. Alis Leo terangkat begitu ia matanya jatuh pada bibir wanita tersebut, walaupun posisi mereka berjarak sekitar 2 meter, Leo bisa dengan jelas membedakan warna bibir wanita tersebut. 

"Gosh, red is suit her so fucking well..." gumam Leo. 

Bibir itu biasa hanya dipoles oleh warna merah muda nude yang begitu cocok untuk warna kulitnya. Setiap harinya, tak pernah berubah. Mungkin kalau Leo memperhatikan warna bibir itu lebih dekat lagi, Leo tidak akan salah membeli warna lipstick bila wanita itu memintanya. Namun, hari ini alih alih memoles dengan warna biasa, Wanita itu malah menggunakan warna merah maroon diseluruh lapisan bibirnya. Membuatnya terlihat lebih seksi, lebih hot, dan lebih dewasa apalagi dengan pakaian yang membalut tubuhnya. 

Tidak seperti biasanya batin Leo.

"Hai" sapa Leo mendekati sosok Wanita.

Wanita itu sedikit terkejut dengan kehadiran Leo "sorry sorry, I didn't mean it" balas Leo saat melihat reaksi wanita tersebut.

"It's okay" jawabnya.

God, bahkan suaranya pun cantik.  geram batin Leo.

"Saya Leo" entah apa yang dipikirkan Leo sampai sampai langsung memperkenalkan dirinya dan dengan berani mengulurkan tangan untuk salaman.

Bibir merah itu membentuk lekungan keatas "Kiya" ia membalas uluran tangan Leo.

I know, I already know your name, Kiya. balas Leo dalam hati.

"Sering kesini ya?" Ini adalah pertanyaan basa basi paling basi yang pernah Leo lontarkan.

"Iyap, jemput Andy"

"Saya juga jemput keponakan saya, Yudha namanya"

Wanita itu hanya mengangguk angguk pelan. Saat mata Leo memerhatikan bagaimana rupa wajah mungil itu secara dekat, Kiya malah sibuk melongok menatap sekumpulan anak di kelas Yudha yang sedang bersiap untuk pulang.

Baru saja ingin mengajak Kiya ngobrol lebih panjang, bel nyaring itu sudah berdenting keras. Beberapa pintu kelas sudah terbuka dengan anak anak kecil yang berhamburan keluar menjumpai sang penjemput di koridor.

Seorang anak kecil dengan rambut keriting yang agak panjang cokelat datang menghampiri arah kami. Leo tersenyum menatap anak kecil yang sekarang memeluk kaki Kiya, membuat si wanita berjongkok menyamai tinggi mereka.

Leo tidak dengar jelas apa yang mereka bicarakan karena Yudha pun sudah datang menyapanya. "Hey boy, how was your day?" Tanya Leo mengelus puncak rambut Yudha.

"perfect, Aku buat gambar dari cat air loh, om" seru Yudha.

"Oh ya? Kamu harus lihatin ke om ya? Lalu kita pergi mam ayam kesukaan kamu"

"beneran?"

"Iya, beneran"

Kata kata Leo terhenti di ujung lidah saat Kiya mencolek bahunya cepat. "Saya duluan ya, permisi dan selamat siang" pamitnya.

Kepergian sosok Kiya tak membuat bayang bayang wanita itu menghilang pula. Ia meninggalkan aroma green tea yang manis segar dan menenangkan di paru parunya. Rupanya membekas di memorinya, mengisi bilik yang bertahun tahun pernah terbentuk khusus untuknya di dalam sana, takes its place where it should be. 

a special place.

"Om, om!" Seru Yudha yang menggoyang goyangkan genggaman mereka.

Leo mengerjap kembali tersadar dari lamunannya. "Kenapa Yudh?"

"Ayo pulang, aku lapar dan om harus lihat gambar aku" serunya antusias.

"Okay, lets go home" ajak Yudha.


*****

wohooo apa tuh maksudnya Leo?
anyway, don't forget to tap likes and comment, love!

[ netflixandmark, 2023 ]



The Fear of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang