Fourty Three

1.5K 172 84
                                    

Sudah seminggu sejak pembelaan Kiara pada Bunda Rida, dan sejak saat itu pula Kiara tak mendapatkan kabar apapun dari Wanita paruh bayah tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah seminggu sejak pembelaan Kiara pada Bunda Rida, dan sejak saat itu pula Kiara tak mendapatkan kabar apapun dari Wanita paruh bayah tersebut. Tapi itu tidak membuat Kiara pusing, yang penting dia sudah membuka dirinya di depan Rida. Mau hubungannya dan anaknya diterima atau tidak, biar waktu saja yang menjawab.

Kalau memang tidak direstuin, well mungkin mereka memang tidak ditakdirkan bersama. Iyakan?

Mata Kiara terangkat dari Tempo dipangkuannya pada Leo yang baru saja membuka pintu kamarnya. Pria itu muncul dengan lekungan senyum di bibirnya. "lagi ngapain?" tanyanya berjalan mendekati Kiara dan mengecup puncak kepala Kiara.

"baca Tempo doang" jawab Kiara dengan mata yang mengikuti Leo yang sekarang sudah duduk di sisi ranjang memandanginya, "kamu capek banget ya?"

"biasa aja" jawab Leo menarik tangan Kiara dan mengecup punggung tangan cantik Kekasihnya.

Pasalnya hari ini Leo tutup buku sehingga hari sabtu yang biasanya dia pulang sore harus pulang tengah malam begini. Sehingga ia tak sempat main sama Andy yang sekarang sudah terlelap di rumah kedua orangtua Kiara, dia juga tidak sempat menepati janjinya untuk mengajari Andy berenang pagi ini.

Leo menghela nafas panjangnya saat ia membawa tangan Kiara menempel di pipinya. Ia sandarkan kepalanya pada tangan lembut tersebut, merasakan kehangatan yang ia dapatkan. "kamu kentara banget capeknya, mandi dulu sana" suruh Kiara.

"you look so messy, Yo" satu tangan Kiara terangkat menyisir rambut Leo yang tak lagi beraturan seperti biasa. Sepertinya Pria itu tak sempat menggunakan krim pomade nya pagi tadi saking terburu burunya.

"mandi dulu ya sana?"

Leo membuka matanya merengut menatap Kiara. Hari ini dia memang lelah sekali, seharian penuh dia berkutat sama angka angka juga laporan bulanan serta meeting target bulan selanjutnya. Saking penuhnya dia agenda hari ini, dia tak sempat mengabari Kiara yang ternyata sudah memahami kondisinya hari ini.

"tapi habis mandi mau kan peluk aku?" tanya Leo kini memain mainkan tangan Kiara.

Dua sudut bibir Kiara terangkat, ia mengangguk pelan. "iya, bakal aku peluk peluk adik gemes ku ini"

"Kiara" sungut Leo.

Kiara malah tertawa, hampir setahun ia berhubungan dengan Leo, Kiara makin senang meledeknya sebagai adik gemes nya. Sebenarnya itu karena Kiara suka melihat ekspresi merengut Leo yang dimatanya sangat menggemaskan. Sampai dia selalu kelepasan mencubiti pipi Leo dan menguyel nguyelnya, makin buat Leo geram sendiri tapi juga berpasrah diri.

"udah sana mandi dulu ah, ketek nya bau nih"

"masa sih?!" sungut Leo refleks mencium ketiaknya bergantian.

Tawa Kiara membahana. Leo mana pernah bau sih, sepulang lari pagi atau main sepeda sama Andy saja wanginya masih juga menguar, malah bikin dia makin seksi. Ah, begini nih sukanya sama darah muda!

The Fear of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang