bonus chapter II ; keanehan leo

1.7K 167 20
                                    


ketemu lagi sama Leo Kiara hehehe
selamat membaca semua!

_________________

Hidung Leo terangkat bersamaan dengan dahinya yang berkerut keatas saat paru parunya di sapa oleh bau ikan yang dibawa oleh OB ke dalam ruangannya. Merasa ingin muntah saking tidak tahan dengan bau tersebut, buru buru Leo berdiri dari duduknya dan berlari keluar dari ruangan nya menuju toilet di lantai itu. Ia melangkah besar menuju satu bilik toilet, kemudian langsung memuntahkan apapun yang hendak memaksa keluar dari perut. Sayangnya, lagi lagi ia tak mengeluarkan apapun, yang ada hanya peluh yang mulai memenuhi pelipis juga dahinya.

"Bapak kenapa?" tanya salah satu staff marketing mendekati Pak Tono yang tadi datang membawakan pesanan ikan bakar Leo ke ruangannya.

"gak tau, Mbak. Tadi tiba tiba mukanya berubah pucat gitu eh taunya lari keluar ruangan"

"Mual lagi ya, Bapak?" sahut Rachel.

Pak Tono yang ditanya hanya menggeleng tak tau, saking cepatnya Bos marketing itu tadi berlari keluar ia sampai tak sempat menanyakan kondisi Leo, malah ikut buru buru keluar dari ruangan Leo.

"Bapak tuh sejak kemarin suka mual mual emang, kemarin di lobby di tegur Pak William buat gak usah masuk aja hari ini, tapi Bapak masih maksa juga" celetuk Iris.

"mukanya pucat banget lagi, gue kasihan" Reza datang dengan satu berkas ditangan, berniat meminta tanda tangan Leo.

Sementara Leo, setelah berhasil mengumpulkan kekuatannya ia pun berdiri dari posisinya, berjalan pelan ke wastafel untuk mencuci mukanya kemudian meraih tisu disana guna mengeringkan wajahnya.

Berpasang pasang mata menatap iba pada Leo ketika ia berjalan kembali menuju ruangannya. Ia menghela nafas lelah mengabaikan tatapan tatapan iba tersebut. Namun, kakinya tertahan ketika ia membuka kecil pintu ruangannya dan lagi lagi hidungnya menangkap bau ikan yang ternyata tertinggal di dalam, dengan cepat ia menutup menjepit hidungnya dengan ibu jari juga jari telunjuknya. Lalu berjalan menjauh menuju salah satu kubikel staff nya kemudian mendudukkan diri disana.

Otomatis gerak gerik Leo mengundang atensi anak anak departementnya, sementara ia cuek cuek saja. Lebih baik begitu daripada dia harus berada di dalam ruangannya sendiri yang berbau ikan. "Saya numpang di mejamu sebentar ya, Rez" izin Leo.

Reza yang agak kaget hanya bisa mengangguk kikuk, tangannya pun dengan cekatan membereskan mejanya yang agak berantakan. Lalu memberikan satu map yang tadinya hendak ia berikan pada Leo, tak lupa satu pena tebal dari saku kemejanya.

"Ini Pak, tolong ditanda tangani"

Leo hanya bisa mengangguk, membaca sekilas setiap kalimat yang ada di lembaran tersebut.

Saat ia mendongak dan matanya melihat Pak Tono yang mendekat masih dengan satu kotak nasi ikan bakar ditangannya, Leo buru buru berucap, "tolong bilang ke Pak Tono jangan kesini. Saya mual cium bau ikannya. Bilang ke Pak Tono ikan bakarnya buat dia saja, sekaligus uang sisanya" perintah Leo sebelum langkah OB itu makin mendekat.

Reza yang masih dilanda kaget hanya bisa mengangguk.

"oh ya" sahutan Leo membuat langkah Reza tertahan, Pria itu berbalik menatap Leo. "tolong bilang ke Pak Tono beli pengharum ruangan bau mawar ya terus semprotkan ke seluruh ruangan saya, baru saya mau masuk kesana" perintah Leo lagi.

Tentu permintaan Leo yang terbilang sangat spesifik itu lagi lagi direspon anggukan oleh Reza, ia bingung tapi sebagai bawahan yang baik, Reza hanya bisa mengikuti perintah bosnya. Walau permintaan itu sangatlah... ehm, sangatlah aneh.

The Fear of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang