Epilog

2.5K 168 77
                                    

Sementara Kiara menikmati matahari sore Bali yang menghangatkan kulitnya dari teras kamar dengan pemandangan pantai yang memanjakan mata di depan sana, tiba tiba ada tanga terulur memberikan ice earl grey tea ke depan wajahnya, disusul pergerakan ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara Kiara menikmati matahari sore Bali yang menghangatkan kulitnya dari teras kamar dengan pemandangan pantai yang memanjakan mata di depan sana, tiba tiba ada tanga terulur memberikan ice earl grey tea ke depan wajahnya, disusul pergerakan tambahan dari sisi sampingnya di sun lounger.

Tanpa mendongak, Kiara sudah tau siapa pemilik tangan kekar tersebut. Siapa lagi kalau bukan Leo yang baru saja kembali membelikan pesanan Kiara sekaligus mengantar anaknya yang diminta—alias dipaksa—ikut menemani Kirana dan Soetanto jalan jalan mengelilingi Bali. Sehingga memberikan waktu berduaan walau hanya sebentar kepada pasutri baru itu.

"Makasih" ucap Kiara menyeruput minumannya, kemudian kembali menyandarkan kepalanya di punggungan sun lounger yang empuk.

Leo mengangguk, kemudian meneuri cium bibir pink Kiara yang selalu berhasil menggodanya.

"Kamu ngapain?" tanya Leo membuka kausnya, kemudian berbaring menyamping disamping Kiara.

"baca buku aja sambil nunggu kamu"

Karena Leo sudah kembali, tangan Kiara pun otomatis menyimpan buku itu di sisi sun lounger yang kosong disampingnya. Lalu mulai memejamkan matanya menikmati hangat matahari sore menyengat kulitnya secara langsung. Sudah lama dia tidak berjemur seperti ini, menggunakan bikini top dengan short yang menutupi bikini bawahnya, membiarkan matahari sedikit membakar kulitnya yang sudah ia lapisi sunblock.

"tubuh kamu cantik banget, Ki" lirih Leo.

Kalau saja Leo adalah orang lain yang ia kenal, mungkin Kiara tidak akan sepercaya diri ini menggunakan string bikini nya. Karena dengan dia berbusana bikini seperti ini, bekas hamil dan melahirkannya pun terpampang jelas. Samar samar stretchmark ada di depan perutnya lalu beberapa lagi di sekitar pinggangnya, dadanya pun tidak sekencang sebelum ia menyusui. Walau tubuhnya sering yoga dan berolahraga, tapi tubuhnya tak bisa sepenuhnya ditutupi. Umurnya pun tidak bisa bohong.

"perut kamu juga cantik banget, Ki" bisik Leo seakan tau apa yang Kiara pikirkan.

Tangannya naik, merayap mengelus elus permukaan perut Kiara yang rata, lalu jarinya memutar dibagian perutnya yang penuh dengan bekas bekas stretchmark yang masih agak kelihatan. Ia tersenyum mengalihkan pandangannya dari tangannya ke wajah sang Istri.

"they are pretty, Kak. Gak perlu malu ya sama aku, malah kamu makin seksi bagi aku" ungkap Leo dengan suara beratnya.

"and mereka" tangan Leo lalu naik ke dada Kiara, meremasnya lembut membuat Kiara refleks melenguh pelan mengundang seringain di bibir Leo. Apalagi saat jarinya bergerak di puncak Kiara, mengundang puncak itu menegang dibalik bikini hitam tersebut.

"mereka menakjubkan, Ki. Jadi jangan malu dan merasa kurang percaya diri ya sama mereka" bisik Leo, membuat Kiara tersenyum kecil.

"aku suka semuanya, dan dada kamu adalah bagian terfavorit aku"

The Fear of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang