Thirty

1.5K 170 106
                                    

tarik nafas, tahan, buang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tarik nafas, tahan, buang. Tarik lagi, tahan beberapa detik, hembuskan perlahan. Okay? pelan pelan aja bacanya, yah. 

this part might be painful for some of us, its okay, read it slowly.

____________________

"Nah, kamu sama Andy kata Bunda bakal tidur disini" jelas Sandra mengajak Kiara memasuki kamar tamu yang cukup besar. Ada dua ranjang jati yang terpisah disana. Yang satu disisi kanan, satunya disisi kiri yang kemudian dipisahkan oleh nakas panjang yang juga terbuat dari jati.

"Ini kamar mandinya, ada air anget nya juga kok. Gak segede kamar lain sih, tapi terbilang mantep lah kamar mandinya" jelas Sandra.

"Kamarnya Leo di lantai atas" tambah Sandra lagi.

Mata Kiara sudah mendapati kopernya serta tas ransel Andy sudah ada di dalam sana. "Makasih ya, Mbak San"

"Eh santai aja sama aku kita seumuran kok"

Kini alis Kiara terangkat kaget "loh bener?"

Sandra mengangguk "aku lebih tua 2 tahun dari Bang Dan"

"Oh ya? Berarti..." otak Kiara bekerja menghitung "Bang Dan tuh 33?"

"Iyap, kenapa mukanya kelihatam tua ya?"

Kiara menggeleng panik.

"Bukan gitu"

"Ah gak papa, emang mukanya tua duluan dibanding umurnya. Itu karena dia orangnya pemikir, apa apa dipikirin, masalah Leo aja ikut dipikirin. Kadang juga suka ngomel kalau gak sesuai sama rencana dia, gitu lah dia" curcol Sandra yang kini mengambil duduk ranjang samping.

"Aku sepertinya terlalu sibuk sampai kita gak pernah ketemu di TK nya Yudha"

"Aku juga terlalu sibuk kok"

"Tapi dengan sibukku, adik iparku itu jadi bisa ketemu kamu, jadi gak nyesel nyesrl banget deh" kekehnya.

Kiara tersenyum simpul.

Sebenarnya ada yang mengganjal di hati Kiara. Tentang raut wajah Bunda Rida di teras rumah tadi cukup membuat ia kepikiran dan menerka nerka.

"Oh iya, aku boleh nanya gak?"

Setelah menyibak tirai besar disana, Sandra berbalik dan mengangguk yakin.

"Hm, Bunda dimana ya?"

Kiara menduga kalau Bunda Rida malah memberi jarak diantara mereka berdua setelah tau dia punya anak. Mau gimanapun Kiara mencoba berpikir positif, tapi entah kenapa ia merasa prasangkanya benar. Terbaca dengan tingkah Bunda yang begitu berbeda saat menerimanya dan saat mereka brunch tadi.

Seakan paham isi kepala Kiara, Sandra mengambil duduk di ujung ranjang seberang ranjang tempat Kiara duduk. "Kamu kepikiran sama sikap Bunda?"

Tidak ada gunanya main sembunyi sembunyi, sebagai sesama wanita kekasih Daneswara bersaudara, Kiara hanya berani terbuka pada Sandra.

The Fear of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang