Bab 31. LEMBARAN BARU DI TEXAS

107 32 64
                                    

---Menulis di sebuah lembaran baru tidak harus merobek lembaran lama dan membuangnya."

Satoshi telah menempuh perjalanan panjang kurang lebih empat belas jam dari Tokyo menuju Texas, melalui Bandara Narita Tokyo tujuan transit di Dallas lanjut ke Austin, Texas, Amerika Serikat.

Selama melanjutkan study di University of Texas at Austin, Satoshi akan tinggal di Asrama Mahasiswa Jester Center yang merupakan Asrama terbesar dengan kapasitas daya tampung 2.945 mahasiswa dari berbagai daerah dan negara.

Letaknya tidak jauh dari kampus, sehingga bisa ditempuh dengan jalan kaki atau menaiki bis fasilitas dari Capital Metro.

Di asrama Satoshi menjumpai banyak mahasiswa dari seluruh penjuru dunia. Dia berharap bisa berbaur dengan mereka.

"Bagaimana penerbangannya?" tanya Fumiko lewat telepon beberapa jam setelah Satoshi tiba di asrama.

"Penerbangannya lancar, hanya delay 15 menit di Dallas."

"Sekarang kamu sudah di asrama kan?"

"Sudah... aku baru saja selesai bersih-bersih dan membereskan semua barang bawaan." Satoshi merebahkan tubuh di atas tempat tidur.

"Oh ya? Kamu pasti sangat lelah... andai saja aku ada disana, aku pasti bisa membantumu."

"Kamu selalu ada disini..... dihatiku!"

"Benarkah???" tanya Fumiko tersipu malu, wajahnya memerah.

"Kapan aku pernah berbohong padamu?"

"Terimakasih sayangku, aku di sini juga akan menjaga hatiku. Mulai sekarang kita menjalani LDR dan semoga kita bisa melewati ujian ini. Komunikasi dan saling percaya... itu kunci utamanya. O iya.... mau tidak kamu berjanji 1 hal padaku?"

"..............." hening tidak ada suara jawaban dari ujung telepon.

"Hallo.... hallo... Satoshi, kamu masih disana? Sayangkuuu.... kamu baik-baik saja kan? Hallo.... Satoshiiii..." Fumiko mulai cemas.

Semua baik-baik saja, Satoshi hanya tertidur karena hari itu terasa sangat melelahkan baginya. Dia bahkan tidak sempat makan malam. Fumiko pun terpaksa mengakhiri sambungan telepon setelah beberapa saat tidak mendapat jawaban.

____   ____   ____


    

Keesokan harinya, Satoshi bangun lebih awal. Badannya terasa lebih fresh tapi perutnya meradang kelaparan. Untung saja masih ada sisa roti Anko pan yang dia bawa dari Jepang. Makan dua potong sudah cukup membuatnya kenyang. Satoshi pun bersiap-siap untuk menyapa kampus barunya pagi ini.

 Satoshi pun bersiap-siap untuk menyapa kampus barunya pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The PEARL BRIDGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang