Bab 39. PERESMIAN BERBALUT KESEDIHAN

93 31 53
                                    

---Mampu menutupi kesedihan di tengah keramaian merupakan hal luar biasa dalam mengendalikan sebuah perasaan---

Dari lantai dua kamar no 206 sebuah apartemen di Kobe, Satoshi tengah duduk lemas di sofa ruang tamu. Secangkir kopi di atas meja sudah dia habiskan. Satoshi melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, kemudian menguap.

"Oaahem.... aku sudah mengantuk."

"Hari ini memang cukup melelahkan. Cepatlah istirahat." ucap Fumiko sambil memijat lembut kepala Satoshi dari belakang sofa.

"Iya, aku harus cepat istirahat untuk agenda besok pagi."

"Jangan sampai kesiangan, besok jam 9 pagi adalah peresmian Jembatan. Kita harus sudah siap di tempat dari jam 7 pagi." ujar Fumiko mengingatkan.

"Aku sudah mengantuk sekali, boleh aku tidur disini malam ini?" Satoshi memohon dengan suara lirih hampir tidak terdengar.

"Aku sudah mengantuk sekali, boleh aku tidur disini malam ini?" Satoshi memohon dengan suara lirih hampir tidak terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SATOSHI KASHIMA

Fumiko melihat wajah Satoshi yang begitu kelelahan. Matanya terlihat sayu berwarna semburat kemerahan. Rambutnya yang biasa tampil rapi di tempat kerja, sekarang terlihat acak-acakan seperti penampilannya waktu di Horikoshi Gakuen. Dan bajunya berantakan karena tadi sore dia belum sempat mandi.

Tanpa menjawab Fumiko langsung beranjak menyiapkan tempat untuk Satoshi berbaring. Ditaruhnya satu bantal sandaran di ujung sofa lalu pergi mengambil selimut ke kamar. Begitu kembali ke ruang tamu, dia sudah mendapati Satoshi tertidur di sofa berbaring begitu saja.

 Begitu kembali ke ruang tamu, dia sudah mendapati Satoshi tertidur di sofa berbaring begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SATOSHI

Ditatapnya wajah lelah Satoshi, lelaki yang dikenalnya dingin saat di Horikoshi Gakuen ternyata dia adalah seorang pekerja keras dengan dedikasi yang tinggi. Fumiko berjongkok di dekat kaki Satoshi, dibukanya sepatu kulit lelaki itu yang masih menempel di kakinya karena belum sempat di lepas. Kemudian direntangkannya selimut di atas tubuh Satoshi. Fumiko mencium lembut kening lelaki itu lalu mematikan lampu dan beranjak ke kamar untuk tidur.

The PEARL BRIDGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang