Bab 21. KADO UNTUK FUMIKO

112 38 77
                                    

---Sebuah kado dinilai bukan dari harganya, melainkan dari siapa yang memberikan dan makna apa yang ingin dia sampaikan---




Aaaghh..!!
Satoshi terbangun dari tidurnya dengan terhentak, sebuah mimpi mengganggu pikiran dan otak bawah sadarnya malam itu. Ada bayangan Fumiko di sana, tersenyum lalu menghilang, ada juga Ryuichi yang menatapnya dengan tajam,

"Jangan pernah menyakiti perasaannya!"

Entah mengapa perkataan Ryuichi siang tadi sangat mengganggu pikirannya saat ini. Sepertinya Ryuichi ingin mengatakan sesuatu dengan sebuah kalimat isyarat yang tidak di mengerti oleh Satoshi yang terlalu naif.

Lelaki itu beranjak dari tempat tidur lalu duduk di kursi dekat lemari, dimana terdapat sebuah meja kecil menempel di sana. Satoshi meraih sebuah buku sketsa di atas meja, dibukanya lembar terakhir dimana dia sudah setengah perjalanan menuangkan goresan di sana.

Satoshi menatap sejenak, sketsa wajah seorang gadis. Tangan kanannya mulai melanjutkan menambahi goresan baru, di beberapa bagian Satoshi memberi goresan lebih tebal dan bagian lain sedikit lebih terang. Sesekali Satoshi berhenti lalu menatap gambarnya... dia tersenyum dan bergumam, "cantik."

SKETSA WAJAH FUMIKO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SKETSA WAJAH FUMIKO

Jam dinding di kamarnya menunjukkan waktu menjelang dini hari, Satoshi membereskan mejanya lalu kembali tidur. Dia tidak ingin besok pagi terlambat ke sekolah.

____ ____ ____

Satoshi sudah menguap entah yang ke berapa kalinya. Sepanjang pelajaran Satoshi tampak tidak fokus, matanya terlalu berat untuk dibuka. Efek mimpi tadi malam terbawa ke ruang kelas hari itu. Satoshi sedikit canggung di hadapan Fumiko, apa lagi ketika mereka tanpa sengaja beradu pandang dan Fumiko tersenyum... wajah itu persis sekali dengan sketsa wajah yang dibuat Satoshi. Entah mengapa Satoshi jadi merasa bersalah, menggambar wajah seseorang tanpa ijin terlebih dulu kepada sang pemiliknya, Fumiko Akiara.

Waktu istirahat akhirnya tiba juga, tanpa menunggu lebih lama lagi dan memberi kesempatan untuk menguap lebih banyak lagi, Satoshi langsung beranjak keluar kelas untuk mencari atmosfer lain yang minimal bisa mengurangi rasa kantuknya.

Melihat itu Fumiko ingin mengikuti Satoshi dengan segera, tapi dia berhenti ke kantin dulu sebentar membeli sesuatu.

____ ____ ____

Fumiko menyusuri koridor sekolahan di lantai tiga. Kepalanya berkali-kali celingukan ke kanan-kiri seperti ada rasa ketakutan kalau ada seseorang yang mengikutinya. Atau lebih tepatnya dia takut kalau tiba-tiba dua sahabatnya Hana dan Harumi memanggil dan melambaikan tangan mereka. Itu akan menjadi sebuah kegagalan untuk yang kedua kalinya bagi Fumiko.

The PEARL BRIDGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang