---Sederhana berbanding lurus dengan kecil, tapi selama kita menikmatinya, itu akan menjadi sebuah hal yang besar---
Tok.... tok.... tok....
Satoshi mengetuk pintu apartemen lantai dua kamar no 206. Fumiko membukakan pintu, sebuah senyum tersungging dari bibirnya yang menggunakan lipstick warna pink lembut.
KAMAR 206
"Cantik sekali." puji Satoshi menatap Fumiko tak berkedip.
"Makasih..." Fumiko tersipu malu, wajahnya memerah, "Masuklah dulu aku sebentar lagi selesai."
"Kenapa setiap gadis selalu repot berhias saat diajak dinner?" celetuk Satoshi membuat Fumiko melirik ke arahnya.
"Kamu tidak suka aku berdandan?"
"Tidak suka." sahut Satoshi tegas.
"Berarti sia-sia dong aku berdandan seperti ini." Fumiko terlihat kesal, dia melangkah menuju sofa tapi Satoshi segera menarik tangannya.
"Saat kamu kesal seperti ini, kamu terlihat menggemaskan."
"Jangan coba-coba merayuku!"
"Aku tidak merayu.... tapi memang itulah yang aku lihat sekarang, coba tataplah kedua mataku... kamu akan menemukan sebuah kejujuran di sana."
"Kata-katamu tidak mempan... simpan saja rayuanmu itu." Fumiko masih cemberut.
SATOSHI
Satoshi mulai gelisah, hanya karena salah paham kecil... dinner mereka bisa gagal.
"Maafkan aku sayang... aku tidak bermaksud membuatmu kesal. Tahukah kamu kenapa aku tidak suka melihatmu berhias?"
"Kenapa???"
KAMU SEDANG MEMBACA
The PEARL BRIDGE
Historical FictionThe PEARL BRIDGE... JEMBATAN MUTIARA. Tahukah kamu cerita di balik The Pearl Bridge?? Bukan cerita hantu penghuni jembatan... tapi kisah yang lebih kompleks tentang seorang lelaki bernama Satoshi Kashima. Dimana dia harus melewati beberapa kali perp...