Bab 3. JAGOAN DARI KAMEOKA

213 91 312
                                    

---Mampu mengendalikan emosi, itulah kekuatan yang sebenarnya---



"Aku yang akan melawanmu...." ucap Satoshi lirih tapi tegas dan penuh keberanian.

"Sudah.... sudah.... jangan diperpanjang lagi," kata Tetsuo sambil berlari ke arah Satoshi, mendorong tubuhnya ke belakang dengan maksud menyuruhnya pergi tidak ikut campur urusan dengan kelima pria kekar itu.

Saat itu Satoshi tiba-tiba muncul dari pantry karena kegaduhan yang dia dengar sudah cukup mengganggu dan mengusik kenyamanan di Roastery by Nozy Coffee.

"Satoshi !!!" teriak Ryuichi dan Hachiro hampir bersamaan, mereka terkejut karena bertemu Satoshi di Roastery by Nozy Coffee mengenakan atribut celemek layaknya seorang chef.

Melihat kedatangan Satoshi, sang pemimpin pria kekar itu hanya tersenyum sinis. Dia berjalan menghampiri Satoshi, mengepalkan tangan kanan dan memukulkannya ke telapak tangan kiri secara berulang-ulang.

Tampak jelas wajahnya penuh kesombongan, meremehkan ucapan Satoshi yang ingin menjadi lawannya tadi.

Pria kekar itu berjalan mengitari Satoshi berputar, matanya menatap sinis memperhatikan bentuk tubuh Satoshi dari atas kepala hingga ujung kaki.

Merasa dirinya diawasi se-intens itu, Satoshi bergeming. Matanya menatap lurus ke depan tak bergerak sama sekali. Wajahnya tegas, dingin dan menakutkan. Itu menandakan dia serius dengan ucapannya tadi, walaupun suaranya terdengar lirih.

"Ooo.... nama kamu Satoshi?" tanya pria kekar itu masih mengitari tubuh tinggi milik Satoshi yang berdiri tegak tak bergerak.

Satoshi hanya diam dengan wajah dingin, menurutnya itu sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab.

"Satoshi....." gumam Tetsuo lirih, dia berharap teman kerjanya itu membatalkan niatnya untuk turut campur dalam perkelahian yang tidak seimbang ini.

"Jadi kamu itu temannya 2 bocah ingusan ini?" tanya pria kekar itu lagi menunjuk ke arah Ryuichi dan Hachiro. Dan Satoshi pun  masih diam tak menjawab atau pun bergerak.

"Hahaha..." Tiba-tiba pria kekar itu tertawa, "Dengan celemek itu kamu lebih pantas membuat ramen di dapur daripada disini ikut campur urusan pria dewasa."

"Whua.. ha..ha..ha..ha.." Keempat temannya ikut tertawa lepas mendengar ucapan sang pemimpin mereka yang terang-terangan mengejek dan meremehkan Satoshi dengan celemeknya.

" Keempat temannya ikut tertawa lepas mendengar ucapan sang pemimpin mereka yang terang-terangan mengejek dan meremehkan Satoshi dengan celemeknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SATOSHI KASHIMA



Merasa harga dirinya diinjak-injak, Satoshi menatap tajam ke arah pria kekar itu yang berdiri di depannya.

The PEARL BRIDGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang