---My holiday is my adventure---
Fumiko berbaring di atas ranjangnya yang sangat empuk. Dia mengistirahatkan tubuhnya yang sangat lelah karena siang tadi menemani Satoshi menjalani hukumannya di halaman belakang Horikoshi Gakuen. Dua jam sebelumnya dia meminta pelayannya untuk memijat tubuhnya.
"Nona sepertinya kelelahan sekali." ucap seorang pelayan yang tengah memijat tubuh Fumiko di ruang spa and massage di lantai 2 mansionnya yang tampak sepi seperti biasanya.
"Apa tugas di sekolah banyak sekali? Nona juga pulang terlambat." tanya pelayan yang satunya lagi sambil mengoleskan minyak aroma therapy.
"Tidak.... aku tadi membantu seorang teman menyapu halaman belakang sekolah." ucap Fumiko dengan santainya.
"Apa..????" seorang pelayan terkejut sampai menjatuhkan botol minyak aroma therapy ke lantai,untung saja tidak pecah.
"Nona serius??" pelayan yang lainnya melotot tak percaya.
"Mengapa tidak menelepon? Kepala pelayan bisa mengirimkan beberapa orang pelayan untuk mengerjakan tugas itu."
"Iya benar... bagaimana kalau Tuan Besar mengetahui hal ini? Kami pasti akan dimarahi besar-besaran." kedua pelayan itu saling menatap ketakutan.
"Kalian tenang saja, Tuan Besarmu tidak akan marah dan tidak akan tahu karena sekarang sedang ada di Singapura dia pasti sudah terlalu sibuk dengan urusan bisnisnya dan baru akan pulang minggu depan." Fumiko bangkit dari posisinya yang semula berbaring.
"Tapi Nona..." kedua pelayan itu masih tampak ketakutan.
"Sudahlah...tidak ada yang perlu ditakutkan, kalau ayahku marah nanti aku yang akan bicara."
"Terima kasih Nona Fumiko." kedua pelayan itu membungkuk setengah badan.
"Aku akan kembali ke kamar dulu." Fumiko berjalan keluar ruangan menyusuri koridor menuju lift dan kembali ke kamar tidur. Setelah menjalani proses relaksasi dan sedikit therapy... tubuh Fumiko sudah kembali segar.
Suara lantunan musik klasik milik Sang Genius yang legendaris Ludwig Van Beethoven terdengar sangat lembut sebagai pengantar tidur. Harmoni iramanya memainkan setiap nada piano bertajuk Silencio membuat pikiran lebih rileks.
Dan malam itu Fumiko berbaring sambil menatap kado dari Satoshi yang dia letakkan berdiri bersandar pada penopang pigura di atas meja di samping tempat tidur. Sebuah gambar sketsa hitam putih wajah dirinya yang sedang tersenyum, di bingkai dengan indah berwarna biru. Di sudut gambar terdapat sebuah kalimat pendek,
"Happy B'day Princes Fumiko. Doaku... hanya ingin melihatmu tersenyum seperti gambarku ini."
dan terakhir sebuah tanda tangan bertuliskan nama Satoshi Kashima tersematkan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The PEARL BRIDGE
Historical FictionThe PEARL BRIDGE... JEMBATAN MUTIARA. Tahukah kamu cerita di balik The Pearl Bridge?? Bukan cerita hantu penghuni jembatan... tapi kisah yang lebih kompleks tentang seorang lelaki bernama Satoshi Kashima. Dimana dia harus melewati beberapa kali perp...