CHAPTER 04

911 50 2
                                    

Nama Para Kakak :

- Muhammad Khaliq Basalamah, 28 thn. (Abangnya Alifah)
- Muhammad Aksan Basalamah, 26 thn. (Aa'-nya Alifah)
- Muhammad Aldan Basalamah, 25 thn. (Masnya Alifah)

••

- Kaizen Adnan Malik, 26 thn. (Abangnya Kenza).

••

- Abrisam Khasyi Askary, 27 thn. (Abangnya Hazia)
- Liam Maaz Alzaim, 23 thn. (Abangnya Hazia)

______________________________________

Assalamu'alaikum, jangan lupa VOTE ya? Makasih ^^

Happy Reading 📖


"Jadi serius nih mau mondok? Kalau kalian mondok, kalian harus bangun jam tiga pagi, makannya dibatesin, sanggup?" tanya Kaizen memastikan. "Sanggup lah, ya ngga?" balas Kenza meminta persetujuan dari Hazia dan Alifah.

Kedua gadis itu tentu saja langsung menyetujuinya. "Ngga bakal bisa minta peluk Mas loh nanti," kata Aldan mencoba menakuti Alifah. "Adek bisa peluk bantal," balas Alifah.

"Zia nanti ngga bisa ribut sama Abang lagi loh," bujuk Liam dengan wajah yang memelas. "Alhamdulillah kalau gitu, capek tau ngga ribut mulu sama abang," balas Hazia. Dan balasan ketiga gadis itu membuat para Kakak mereka menjadi lesu.

Iya, awalnya mereka senang karena adik mereka mau mondok, tapi setelah dipikir-pikir, mereka tidak rela juga kalau adik bungsu mereka masuk ponpes. Sudah dipastikan mereka akan merindukan adik bungsu mereka.

"Abang~ boleh ya? Mau masuk Ponpes!" rengek Alifah yang diikuti oleh Kenza juga Hazia. "Kalian ngincer mereka?" tanya Aska lalu menunjuk ketiga gus itu secara bergantian.

"ABANG HIH! KAMI EMANG MAU MONDOK KOK!" sangkal Hazia dengan teriakan kesal. Aska menghela nafas lalu mengangguk pasrah. "Oke, nanti Abang bilang ke Abah dulu." Liam yang mendengar itu melotot tidak setuju.

"Ngga ngga!! Kok abang izinin!!"

"Biarin lah, Liam. Toh bagus kalau mereka mau mondok, lagian itu juga mau mereka. Dari pada kita larang dan malah ngebuat mereka nekat, mending izinin aja," jelas Aska yang sudah membuka ponselnya untuk mengirim pesan ke Abahnya.

Para Kakak berpikir sejenak lalu mengangguk setuju, benar juga apa yang dikatakan oleh Aska. Lagian ini bukan karena paksaan, tapi memang tiga gadis ini yang mau. "Yasudah, kami izinin, nanti Abang bilang ke Abah juga," kata Khaliq dan tentu menimbulkan pekikan semangat dari ketiga gadis itu.

"Tapi, abang mau tanya sesuatu," kata Kaizen.

"Tanya apa, Bang?" Kenza menatap Kaizen dengan tatapan penasaran. "Masing-masing dari kalian ngincer yang mana?"

"ABANG!! NGGA USAH DIBAHAS AELAH!!"


Satu minggu kemudian ketiga gadis ini akhirnya sudah masuk kedalam Pondok Pesantren. Awalnya mereka tidak dapat izin dari ibu mereka masing-masing, karena takut terjadi apa-apa. Apalagi ketiganya seorang perempuan, dan akan takut jika dihadapkan dengan situasi mencekam saat malam hari.

Tapi setelah mendapat bujukan dari para Ayah dan Anak laki-laki mereka, akhirnya para Ibu setuju dan mengizinkan. Dan disini lah mereka sekarang, di kamar asrama mereka.

"Kok aku jadi rindu Abang Kai ya?" gumam Kenza setelah selesai membereskan barangnya. "Sama nih aku juga rindu Mas Aldan," kata Alifah yang sudah terbaring di kasur.

Hazia yang mendengar itu langsung menghela nafas malas. "Kangen orang nya atau uang nya?" tanya Hazia kepada Alifah. "Hehe, kangen uang nya sih," jawab Alifah dengan cengiran khas nya.

"Yeu dasar otak uang," cibir Kenza. "Kayak kalian engga aja. Ingat ya, tanpa uang kita ngga bakal bisa hidup, dunia sekarang keras. Ngga ada uang, ngga bisa hidup tentram," kata Alifah mencoba membela diri. Apa yang di katakan oleh Alifah ada benarnya, dunia makin kesini makin keras, dan juga ada istilah 'ngga ada yang gratis didunia ini'. Itu membuat peran uang semakin penting untuk para manusia jaman sekarang.

Hazia yang lelah ikut berbaring di samping Alifah. "Aku rindu Bunda," gumam Hazia yang masih bisa didengar oleh Kenza dan Alifah. "Aaa!! Jangan gitu, masa baru masuk udah keluar lagi sih. Ayo kita pasti bisa!! Kalau kangen kan bisa telpon, tinggal minta HP kita di Umi Nyai," kata Alifah berusaha menyemangati dirinya sendiri dan kedua sahabatnya.

"Iya sih, baru aja kita masuk, masa udah mau keluar. Bismillah, kita bisa!!"

"Heem, bismillah!!"

"Tapi, gimana kalau pas malem malah ada hantu? Kamu ngga lupa kan cerita nya Bang Kai."

"ZARA!! KOK MALAH DIINGETIN SIH?!"

"TAU NIH!! AAAAAAAAA!!!"

"YA MAAF AKU NYA KEPIKIRAN!!"

Yaa ... Do'a kan saja semoga mereka bisa tahan di ponpes, dan semoga seluruh penduduk ponpes sabar menghadapi kelakuan ajaib mereka dan teriakan merdu mereka.

"SHENA!! ADA KECOA!!"

"JANGAN KESINI!! AAA!! ZIA JANGAN KESINI!!"

"HEH!! UDAH MALAM LOH INI!!"

"ZARA TOLONG!!"

Mari kita tinggalkan mereka yang sedang berteriak karena hewan yang bernama kecoa.

•••••

©19-03-2023, Palembang.

Perjalanan Hijrah Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang