Assalamu'alaikum, jangan lupa VOTE & KOMEN ya? Makasih^^
--
Happy Reading 📖
•
•Kenza terbangun dari tidurnya, tetapi Dia tidak berada di kamar asrama. Melainkan di taman bunga dengan sebuah masjid megah tidak jauh dari taman itu. Kenza berdiri dan membersihkan pakaiannya, Dia berjalan dengan perlahan untuk melihat dan mencari tahu, sebenarnya dia ada dimana.
"Assalamu'alaikum, Kenza." Kenza berhenti berjalan. Dia berbalik dan melihat seorang laki-laki yang tidak asing baginya. "Bagaimana kabar kamu?" tanya Laki-laki itu.
"Baik. Kakak ini namanya siapa?" tanya Kenza bingung. Laki-laki itu tertawa kecil sebelum menjawab pertanyaan Kenza, "Saya Dani, Kamu tidak mengingat Saya, Kenza?"
"Dani?" Laki-laki yang bernama Dani itu mengangguk pelan dengan senyum manisnya. Dani bisa melihat wajah Kenza yang kebingungan saat Dani menyebutkan namanya tadi. "Tidak masalah jika Kamu tidak ingat. Saya hanya ingin meminta maaf pada kamu, karena tidak bisa bertahan saat itu. Saya harap saudara kembar Saya bisa menjaga Kamu, dan Kamu bisa menerimanya."
"Saya harap Abiyasa bisa menjaga Kamu dan bisa menggantikan Saya dengan baik. Belajar yang benar, semangat menjalani hijrahnya." Dani mengatakan itu dengan senyuman yang menenangkan hati Kenza, bahkan mata Laki-laki itu ikut tersenyum dengan manis.
Tiba-tiba sebuah ingatan muncul dikepala Kenza. "Kak Dani?!"
"Bahagia selalu ya? Jangan menangis terlalu lama. Sampai jumpa lagi, Zaza."
Dan saat itu cahaya putih yang menyilaukan muncul membuat pengelihatan Kenza terganggu.
"KAK DANI!!" Kenza bangun dan langsung duduk, nafasnya tersengal-sengal. Bahkan wajahnya di penuhi dengan keringat. "Kak Dani ...," lirih Kenza.
Dada Kenza terasa sesak, dia mengingat semuanya. Pantas nama Dani tidak asing baginya, ternyata dia dan Dani memang saling mengenal saat itu. "Kak ..." Tidak lama suara tangisan yang berasal dari Kenza terdengar.
Alifah dan Hazia tidak terusik sama sekali. Mungkin karena keduanya sangat lelah, dan Kenza tidak tega untuk membangunkan keduanya dan menceritakan mimpinya malam ini.
••
Keesokan harinya, Kenza menjalani hari dengan diam tanpa mengeluarkan suara jika tidak ditanya lebih dahulu. Dan itu membuat Alifah juga Hazia bingung, karena biasanya Kenza banyak bicara dan menceritakan banyak hal. Tetapi hari ini, gadis itu seperti berbeda.
Dan saat ketiganya berada di teras asrama, Hazia dan Alifah memutuskan untuk berbicara dengan Kenza. "Zara, Kamu nggapapa?" tanya Hazia.
"Hah? Kenapa? Oh, Aku nggapapa kok," jawab Kenza dengan senyum yang sedikit aneh menurut Alifah dan Hazia. "Jangan nyembunyiin sesuatu, ayo bilang, Kamu kenapa? Ada masalah? Sini cerita," bujuk Alifah.
"Kalau Aku bilang Gus Abi punya kembaran, kalian percaya ngga?"
"Per- HAH?! GUS ABI PUNYA KEMBARAN?" pekik Hazia dan Alifah secara bersamaan. Kenza yang berada ditengah tengah keduanya, merasa telinganya sangat amat sakit. "Kaget sih kaget, tapi ngga teriak juga. Telinga ku sakit," keluh Kenza sembari mengelus telinganya yang sakit.
"Ya Maaf. Tapi serius Gus Abi ada kembaran? Kamu tau dari mana? Kamu stalker ya?" tanya Hazia penasaran. "Enak aja. Aku kenal sama saudara kembar Gus Abi. Namanya Dani, dulu sering main sama Abang, bahkan Aku pernah diajak main juga."
"Serius?! Terus gimana?" tanya Alifah mewakili Hazia yang penasaran. "Ya gitu. Sekarang Kak Dani sudah meninggal, penyebab nya itu kecelakaan. Kecelakaan saat Aku sama Dia mau nyamperin Keluarga kami yang ada disalah satu acara."
Kenza menceritakan semuanya dengan detail. Hazia dan Alifah hanya diam menyimak cerita Kenza. Saat sudah selesai bercerita, Hazia dan Alifah langsung memeluk Kenza sebentar, lalu melepaskannya. "Jadi Kamu hilang ingatan gitu? Cuma beberapa kejadian yang ngga kamu ingat ya," gumam Alifah.
"Pantes aja enam bulan kamu ngga pulang pulang. Pas pulang kamu sedikit lupa sama beberapa hal," kata Hazia mulai mengerti.
"Nggapapa ya, Zara? Kamu sabar aja. Kak Dani nya jangan nangis terlalu lama, ngga baik nangisin orang yang sudah meninggal terlalu lama, apa lagi berlarut-larut dalam kesedihan. Nanti kita temani ke makam Kak Dani, untuk sekarang kita kirim Al-fatihah untuk almarhum." Kenza mengangguk, menerima nasihat yang Alifah berikan. "Masih mau nangis ngga? Kalau masih sini nangis aja dulu, kalau udah puas berhenti ya?"
Kenza yang ditanya seperti itu oleh Hazia kembali menangis. Hazia dan Alifah mendengarkan dan menenangkan Kenza hingga Kenza kembali tenang. Mata Kenza sekarang sembab karena terlalu banyak menangis.
"Sudah puas nangisnya?"
"Sudah, makasih ya."
"Sama-sama. Sekarang Kamu harus senyum, jangan sedih lama-lama."
Kenza mengangguk, tersenyum manis dan membuat Hazia juga Alifah lega. Karena Kenza sudah kembali tersenyum, tidak terlalu sedih seperti tadi. Dan keduanya harap, Kenza bisa ikhlas dengan apa yang terjadi dahulu.
•••••
©.26-08-2023, Palembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Hijrah Cinta [On Going]
Teen Fiction{Dibuat untuk dibaca dan di vote! bukan untuk diplagiat} 🐰 🐇 JANGAN LUPA VOTMEN! (Vote Dan Komen) ••• Tentang tiga gadis yang memutuskan untuk Hijrah karena sudah merasa banyak dosa dan terlalu jauh dengan yang maha Kuasa. Lalu dipertemukan deng...