Assalamu'alaikum, jangan lupa VOTE & KOMEN ya? Makasih^^
--
Happy Reading 📖
•
•Beberapa hari setelah mereka berada di Pesantren, ketiganya mulai terbiasa tinggal disini. Tidak jarang mereka akan bermain bersama santri yang lain, dan membantu memasak di dapur. Dan selama beberapa hari ini tidak ada kerusuhan yang mereka perbuatan.
Dan sekarang ketiganya sedang duduk dibawah pohon sambil bercerita. "Ternyata enak juga ya tinggal di pondok, kumpul sama yang lain, tidur sama-sama, seru," kata Hazia.
"Bener, ngga nyesel sih aku masuk pondok," celetuk Kenza. Mereka bertiga diam sejenak, tidak ada yang membuka obrolan sama sekali. Hazia menatap Alifah yang sejak tadi menatap keatas pohon, dan itu berhasil membuat Hazia penasaran.
Gadis itu menyenggol tangan Kenza lalu mengisyaratkan untuk melihat Alifah. "Shena ngelihat apa sih?" bisik Hazia dengan pelan. "Ngga tau juga aku, tanya aja langsung kedia," balas Kenza ikut berbisik.
"Shen, ngelihatin apa?" tanya Hazia sambil ikut melihat keatas pohon. "Mangga, mangga nya enak, aku mau manjat," jawab Alifah masih menatap keatas.
Reflek Hazia menjitak kepala Alifah yang membuat gadis itu mengadu kesakitan. "Ngga udah ngadi-ngadi ya, kayak bisa manjat aja. Lagian mangga ini bukan punya kita, Shena," tegur Hazia. Namun, Alifah tidak peduli sama sekali, gadis itu malah berdiri dan melepas sandalnya. "Heh mau ngapain?!" pekik Hazia saat Alifah berdiri didekat pohon.
"Zara, aku manjat terus ambil buah nya, kamu disini tangkap buah yang aku lempar nanti, ya?" perintah Alifah yang mulai mengambil ancang-ancang. "Za—"
"Oke! Aku tunggu disini, hati-hati, Shen. Ambil buah mangga yang banyak ya? Semangat." Kenza memotong ucapan Hazia, dan memberi semangat kepada Alifah. Alifah sendiri hanya mengacungkan jempol lalu mulai memanjat pohon mangga, Hazia hanya bisa menghela nafas pasrah dengan tingkah laku kedua temannya ini. "Ambil yang udah matang, Shen!" teriak Kenza.
Alifah hanya mengangguk lalu duduk disalah satu dahan yang kokoh. "Ambil yang mana nih?!" tanya Alifah saat sudah menemukan posisi nyaman. "Ambil yang ada didepan kamu, Shen! Itu udah mateng tuh!" balas Kenza menunjuk kearah mangga yang terlihat sudah matang.
"Yang ini?" Alifah menunjuk mangga di depannya lalu menatap kebawah. Kenza mengangguk antusias. "Iya yang itu!"
"Oke." Alifah menjulurkan tangannya lalu memetik tiga mangga yang matang di depannya. "SIAP-SIAP ZAR!! JANGAN SAMPAI JATUH KETANAH! SAYANG LOH INI UDAH MATENG!" teriak Alifah kepada Kenza yang sudah berjaga dibawah. "SIAP! UDAH SINI AYO LEMPAR!"
Alifah melepaskan mangga itu dan langsung ditangkap oleh Kenza dengan sigap. "WAHH!! PASTI MANIS NIH! UDAH SINI TURUN, SHEN!" teriak Kenza kepada Alifah. "Ak—"
"Kalian sedang apa?"
"Eh! Gus Agham!!" Kenza dan Hazia tersenyum canggung kepada Azgham, Abi, dan Atha. Sedangkan Alifah sendiri sudah ketar ketir karena dia tidak bisa turun. "Kalian sedang apa? Mangga itu punya siapa? Dan kenapa kalian hanya berdua? Dimana Alifah?" tanya Azgham berturut-turut.
Mendadak Kenza menjadi kikuk, sedangkan Hazia merutuki kelakuan dua temannya itu. "Jadi gini Gus—"
"Alifah? Kak itu Alifah diatas." Abiyasa memotong perkataan Hazia dan menunjuk keatas pohon. Azgham melihat keatas pohon lalu menghela nafas. "Ngapain kamu disana? Turun sini," perintah Azgham dengan tegas.
"Hehe, Gus Agham. Em ... Aku ngga bisa turun Gus, tolongin!!"
"Loncat!"
"GUS TEGA!! AAAAAA UMMAAAAA!!"
"Astagfirullah, Abi tolong ambil tangga," pinta Azgham yang langsung dituruti oleh Abiyasa. "Kamu diam disana! Gimana bisa kamu bisa naik tapi ngga bisa turun?" tanya Azgham keheranan.
"Alifah memang gitu, Gus. Bisa naik, tapi ngga bisa turun, kejadian kayak gini ngga sekali dua kali terjadi, dulu dia sering juga kayak gini," celetuk Hazia membuat Azgham menghela nafas lelah. "Anak nakal," gumam Azgham yang tidak didengar oleh siapapun.
Tidak lama Abiyasa kembali dengan membawa tangga, dengan segera tangga itu ditaruh dipohon. "Sekarang cepat turun," titah Azgham yang dibalas gelengan oleh Alifah. "Kenapa lagi? Itu sudah ada tangga, kamu bisa turun sekarang."
"Ngga mau, kalau turun pasti dihukum. Mending disini aja," tolak Alifah saat teringat sesuatu jika dia turun dari pohon.
"Tentu kamu akan dihukum, karena sudah buat ulah. Dan sekarang cepat turun, dipohon banyak semut," kata Azgham dengan tenang.
"Tapi kan aku cuma ngambil mangga!!"
"Turun sekarang, soal hukuman kita bicarakan lagi. Untuk sekarang cepat turun dulu." Alifah diam sesaat lalu mengangguk pelan, dia mulai turun dari pohon menggunakan tangga. "Kamu sudah izin belum?" tanya Azgham langsung saat Alifah sudah turun dari pohon.
Alifah menatap Azgham dengan tatapan polos dan wajah yang tidak berdosa. "Belum, kan aku ngga tau ini punya siapa," jawab Alifah dengan lugu. "Pohon ini punya saya, dan kamu belum izin. Itu namanya mencuri," kata Azgham.
"Oke ... Terus?" Azgham hanya diam dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Alifah juga ikut diam, dia tidak merasa takut sama sekali hanya saja jantungnya berdebar dua kali lipat dari biasanya. "Oke oke, maaf ya, Gus. Aku izin ambil mangga nya, ya? Aku mau makan mangga, soalnya mangga nya tuh kelihatan manis, boleh?" kata Alifah setelah lama diam.
Azgham menghela nafas, dia mengangguk lalu berkata, "lain kali kalau mau makan mangga itu, bilang sama Saya, izin dulu. Karena perbuatan kamu ini salah, mengerti?"
"Mengerti, Gus. Jadi, Aku ngga dihukum kan?" tanya Alifah mencoba memastikan kepada Azgham.
Azgham mengangguk pelan. "Iya, kamu selamat kali ini." Alifah membeku ditempat, dia dengan jelas melihat senyum tipis Azgham, hanya Alifah yang melihatnya. Dan itu berhasil membuat Alifah salah tingkah sendiri.
"AAAA!! MAKASIH GUS, KALAU BEGITU SAYA DAN YANG LAIN PAMIT!ASSALAMU'ALAIKUM!" teriak Alifah lalu lari dari sana, yang disusul oleh Kenza dan Hazia setelah keduanya mengucapkan salam juga. Azgham terdiam sebentar lalu terkekeh kecil, yang berhasil membuat kedua sahabatnya bingung sekaligus penasaran. "Kok ngga Kakak hukum? Biasanya Kakak bakal tetap nge hukum walaupun mereka sudah minta maaf," kata Abiyasa yang penasaran.
Keduanya berpikir lalu menatap tatapan Azgham yang masih memandang kedepan. "Kakak jatuh cinta?!" pekik keduanya yang membuat Azgham terkejut.
"Berisik, ayo kita ke ndalem," kata Azgham lalu berjalan meninggalkan Abiyasa dan Athala yang masih tidak menyangka dengan apa yang terjadi. "Kak Agham beneran jatuh cinta? Sama Alifah?" tanya Athala lagi.
"Iya, kayaknya. Harus kasih tau bunyai ngga ya?"
"Kasih tau aja, ayo."
"Baiklah, ayo kita kasih tau."
•••••
©.11-04-2023, Palembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Hijrah Cinta [On Going]
Teen Fiction{Dibuat untuk dibaca dan di vote! bukan untuk diplagiat} 🐰 🐇 JANGAN LUPA VOTMEN! (Vote Dan Komen) ••• Tentang tiga gadis yang memutuskan untuk Hijrah karena sudah merasa banyak dosa dan terlalu jauh dengan yang maha Kuasa. Lalu dipertemukan deng...