CHAPTER 11

717 48 1
                                    

Sebelumnya aku mau mengingat, jangan lupa follow akun punyaku dan anak-anakku ya. Aku bakal spoiler di akun official, dan bakal interaksi sama anak-anakku pas followers udah lumayan banyak. And bakal live juga.

Akun punyaku :

IG (utama) : __rlk.syftri
IG (official) : author__rlk.syftri
Tiktok (official) : bluebellbunny_12

Akun punya anak-anakku :

IG (Azgham) : _assegaf.azgham
IG (Alifah) : alfh.shna_
IG (Hazia) : hazia_2242
IG (Athala) : alkahfi_ya
IG (Abiyasa) : abijayan_khlif
IG (Kenza) : kenza_ranawiyah

______________________________________

Assalamu'alaikum, jangan lupa VOTE & KOMEN ya? Makasih^^
--
Happy Reading 📖

Hazia dan Kenza duduk di sebuah pondok untuk beristirahat, mereka baru saja selesai mengerjakan hukuman. Sedangkan Alifah masih berada diluar pesantren, karena menemani Kholifah —ibu Azgham— berbelanja.

Hari ini sangat panas dan itu membuat hukuman mereka menjadi sangat susah dan menyiksa. Bahkan tenggorokan keduanya sangat kering sekarang, ingin mengambil minum tapi rasanya lelah sekali untuk berjalan ke dapur.

"Aaaa!! Aku haus," keluh Kenza sembari berkipas dengan tangannya. Hazia hanya mengangguk karena tenaganya sudah hilang sejak tadi. "Semoga Alifah datang dengan air minum untuk kita," kata Kenza lagi dengan sedikit berharap.

Hazia hanya diam, tapi dalam hatinya dia juga sedikit berharap itu terjadi. Walaupun kemungkinannya sangat kecil, karena Alifah sampai sekarang pun belum kelihatan sama sekali. Namun, tidak ada yang tidak mungkin, Allah mendengar doa Kenza dan didatangkan lah Alifah kepada mereka dengan membawa kantung kresek yang sepertinya berisi minuman.

"Assalamu'alaikum sahabatku disurga, Aamiin," salam Alifah dengan doa didalamnya. Kenza dan Hazia yang mendengar salam pun membalas dan meng-aamiinkan doa Alifah.

Alifah duduk ditengah tengah Hazia dan Kenza dengan senyuman lebar diwajahnya. "Nih Aku bawain minuman untuk kalian, diminum dulu." Alifah mengeluarkan dua botol air mineral dan memberikannya kepada Hazia dan Kenza masing-masing satu.

"Makasih Shena! Terima kasih juga ya Allah, karena sudah mengabulkan permintaan Zara," celetuk Hazia. Kenza mengangguk dan mengucapkan hal yang sama dengan Hazia. Keduanya mengambil air minum ditangan Alifah lalu meminumnya.

Hazia dan Kenza bersyukur karena akhirnya tenggorokan mereka tidak kering lagi, dan rasa panas sudah sedikit mengurangi. "Alhamdulillah, seger banget habis minum. Ini kamu beli di luar? Terus di dalam kantong itu ada apa lagi?" tanya Kenza.

"Iya, tadi Umi nyai tanya, mau beli sesuatu ngga? Nanti Umi nyai yang bayar, gitu. Aku nolak awalnya, soalnya ngga enak juga kan, masa Bunyai yang bayarin. Tapi Umi nyai tadi tanya terus kayak, yakin ngga mau? Kalau mau ambil aja gapapa. Karena aku ingat kalian yang lagi dihukum, jadinya aku ambil deh tiga botol air mineral, Aku bilang ini aja Umi nyai, sekalian untuk Kenza dan Hazia, gitu. Terus Umi nyai nya ngambil minuman lagi sama makanan, aku kira itu untuk Umi nyai kan, ternyata untuk aku sama kalian," jelas Alifah. Dia mengeluarkan semua yang ada di kantung kresek.

"Ma sya Allah ... Banyak banget, ini serius Umi nyai yang ngasih? Atau kamu yang minta?" tanya Hazia tidak yakin dengan cerita Alifah, karena Alifah mengeluarkan tiga botol teh, tiga susu kotak, dan enam bungkus kripik. "Serius! Bisa tanya sama Gus Azgham kalau ngga percaya."

"Tanya apa?"

"Astagfirullah!" kaget Alifah. Dia menatap Azgham dengan tatapan tajam. "Gus tuh ya! Kalau datang tuh salam gitu loh, langsung bilang 'tanya apa'. Aku tuh jadi kaget," omel Alifah. Jantungnya terasa ingin jatuh karena Azgham yang tiba-tiba datang bersama Abiyasa dan Athala. Untung saja Azgham itu cowok yang Alifah suka, jadi Alifah berusaha untuk tidak melempar Azgham dengan sandalnya.

"Maaf, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Gus, ini semua Umi nyai yang beliin sendiri? Bukan Shena yang minta?" tanya Kenza. Alifah yang mendengar pertanyaan itu langsung menatap Kenza dengan malas, kedua temannya ini sangat amat tidak percaya sekali dengan dirinya. "Iya, itu semua Umi yang membelikan sendiri, dengan inisiatif Umi sendiri juga. Alifah tidak meminta sama sekali," balas Azgham apa adanya.

Kenza dan Hazia mengangguk paham, lalu melihat kearah Alifah yang sudah terlihat kesal kepada mereka. "Maaf ya Shena, kan kami cuma mau memastikan," kata Hazia, Kenza mengangguk setuju dengan cengiran. "Iyaaa, dimaafin. Gus kenapa kesini? Ada perlu?" tanya Alifah kepada Azgham.

"Saya ingin mengembalikan ini, gelang kamu ketinggalan di mobil," jawab Azgham, dia menunjukan gelang yang ia temukan di mobil. Alifah melihat kearah gelang itu lalu melihat kearah tangannya. "Loh! Pantes kayak ada yang kurang, terima kasih ya, Gus." Alifah mengambil gelang itu lalu memakainya ditangan kanannya.

Azgham menatap gelang itu sebentar lalu mengangguk. "Sama-sama, kalau begitu Saya kembali berkeliling, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Oh iya, Kenza dan Hazia, besok kalau sudah selesai menjalani hukuman, alat pembersih nya jangan lupa ditaruh kembali ke tempatnya," pesan Abiyasa. Kenza dan Hazia langsung teringat dengan alat pembersih yang mereka tinggalkan di tempat tadi. "Alatnya sudah ditaruh oleh Bi Mina tadi, besok jangan sampai di ulangi," sambung Athala.

"Iya, Gus. Maafkan kami," balas Kenza dan Hazia. Athala dan Abiyasa mengangguk, mereka mengatakan tidak apa-apa lalu berjalan pergi menyusul Azgham. "Aku lupa banget loh tadi, soalnya yang ada dipikiran aku tadi tuh cuma minuman," lirih Hazia.

"Sama, mana tadi panas banget kan ya," tambah Kenza. Alifah hanya menyimak sembari mengamankan minuman dan makanan miliknya. "Tuh makanan sama minuman punya kalian diambil, kita amankan di lemari kita sekarang."

"Oh iya, nanti keburu ada yang lihat," sahut Kenza. Kenza dan Hazia mengambil bagian mereka lalu memeluknya dengan erat. "Yuk kita lari kekamar, kita amankan dulu ini dilemari," ajak Alifah.

"Iya ayo!" Ketiganya berlari menuju kamar. Sekarang ketiganya terlihat seperti anak kecil yang sedang melindungi jajanan mereka agar tidak terlihat oleh anak kecil yang lain.

Sesampainya dikamar asrama, Alifah membuka lemari dan memasukkan jajanan miliknya di tempat yang kosong, begitu juga dengan Kenza dan Alifah. Mereka juga menutupi jajanan itu dengan baju dan beberapa barang agar tidak terlihat. Padahal dikamar ini hanya mereka bertiga yang menempati, tetapi tidak ada salahnya kan untuk berjaga-jaga. Siapa tahu nanti ada yang menelusup masuk kedalam kamar asrama mereka.

"Nah! Aman! Jajanan nya ngga bakal dilihat dan diambil sama yang lain, kerja bagus," kata Kenza seraya mengajak Hazia juga Alifah bertos, dan diladeni oleh Hazia juga Alifah.

Bahkan ketiganya tertawa puas karena berhasil menyembunyikan jajanan milik mereka. Kalau soal jajanan mereka memang sedikit berat berbagi, kecuali mereka ada inisiatif sendiri untuk berbagi bukan diminta.

"Sekarang yuk keluar, lemarinya sudah ku kunci."

"Oke, mari kembali beraktivitas." Hazia hanya mengangguk saja dengan senyuman.

•••••

©.13-06-2023, Palembang.

Perjalanan Hijrah Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang