CHAPTER 24

439 31 2
                                    

Assalamu'alaikum, jangan lupa VOTE & KOMEN ya? Makasih^^
--
Happy Reading 📖


Malam hari, biasanya menjadi waktu yang tepat untuk Alifah, Kenza, dan Hazia bertukar cerita. Seperti saat ini.

"Jadi Shen, tadi kenapa tiba-tiba orang tua kamu datang?" tanya Hazia penasaran. Alifah memasang gaya seperti berpikir. "Ada hal yang harus dibahas, tapi nanti kalian bakal tau kok. Tunggu tiga minggu lagi," jawab Alifah dengan suara yang mulai membaik.

"Lama banget, tiga minggu lagi kita dah pulang kerumah masing masing," protes Hazia. Alifah tersenyum, tetapi senyuman itu terlihat menjengkelkan bagi Hazia dan Kenza. "Ya tapi emang harus tiga minggu lagi baru kalian bisa tau, ditunggu aja dengan bersabar," kata Alifah.

"Iya deh, kita tunggu. Omong-omong, ngga kerasa ya? Waktu kita disini tinggal satu setengah tahun lagi. Nanti bakal kangen ngerusuh bareng." Alifah dan Hazia terdiam sejenak ketika Kenza berkata seperti itu.

"Rasanya aku ngga mau pergi dari pondok," lirih Hazia.

Alifah mengangguk setuju. "Sudah ah! Jangan sedih sedih, masih satu setengah tahun lagi. Kita puas puasin aja disini, kan." Alifah tersenyum kepada Hazia dan Kenza agar suasana sedih disini berubah menjadi seperti biasa.

Tiba-tiba Alifah teringat sesuatu. "Eh, aku baru ingat. Kalian mau jadi vocal dan mengaji ngga? Untuk acara pondok, kalau mau besok kalian temui Uma Nyai," kata Alifah.

Hazia mengangguk pelan. "Boleh sih, tapi kenapa ngga kamu aja?" tanya Hazia.

"Aku ngga mau. Jadinya nanti aku MC, nah tadi aku saranin ke Uma nyai itu, Zia mengaji dan Zara vocal," jawab Alifah.

Lalu hening, Alifah membiarkan kedua sahabatnya ini berpikir sejenak. Hingga akhirnya Hazia lebih dulu menyetujuinya. "Boleh deh," kata Hazia dengan anggukan kepala.

"Oke, kamu gimana, Zar?" tanya Alifah kepada Kenza yang masih berpikir. Beberapa menit kemudian Kenza menganggukkan kepala. "Boleh, aku mau," jawab Kenza.

"Nah kalau gitu, besok kalian berdua temui Uma Nyai." Hazia dan Kenza mengangguk pelan. Dan giliran Hazia mengatakan sesuatu. "Besok ikut aku mau ngga? Kita ke gazebo."

Alifah mengernyitkan dahinya karena bingung. "Mau ngapain?" tanya Alifah.

Hazia tersenyum lalu menjawab, "Aku ada sesuatu untuk kamu. Kamu mau ngga?" Kenza yang sendari tadi menyimak hanya bisa tersenyum, karena dia tahu apa yang Hazia maksud dan apa yang Hazia rencanakan.

"Cuma aku? Kenza?"

"Aku mah udah, tinggal kamu," celetuk Kenza saat namanya disebut. Alifah menatap curiga kearah kedua sahabatnya ini, tapi karena keduanya hanya tersenyum, membuat Alifah mengangguk setuju. "Oke, besok aku ikut."

"Nah gitu, yaudah ayo tidur," ajak Hazia.

Alifah dan Kenza mengangguk, mereka pergi ke tempat tidur masing-masing untuk tidur.

• • •

Besok hari nya, Kenza dan Hazia benar benar menemui Ayana, dan Alifah duduk diluar sembari menunggu kedua temannya. Sesekali Alifah bersenandung kecil agar suasana tidak terlalu sepi, hingga seseorang mendekat kearahnya. "Kak Na!" Alifah tersenyum, seseorang itu adalah Thazin.

Anak kecil itu berdiri dihadapan Alifah dengan senyuman yang lebar. "Kak Na, kenapa sendirian?" tanya Thazin. Alifah mengangkat Thazin lalu mendudukan Thazin di pangkuannya, dan menjawab, "Kak Zi sama Kak Za lagi di dalam, Kak Na lagi nungguin mereka disini."

Thazin mengangguk mengerti. Setelah masalah nya dan Azgham selesai saat itu, Alifah bertemu lagi dengan Thazin lalu berkenalan dengan anak kecil ini. Sejak saat itu lah, Thazin menjadi dengan dengan Alifah, Kenza, dan Hazia, bahkan memiliki panggilan tersendiri untuk ketiganya.

"Thazin kesini nya sama siapa?" tanya Alifah. Thazin melihat kearah samping dan menunjuk kearah seseorang. "Thazin sama Paman Gam."

Alifah melihat kearah yang ditunjuk oleh Thazin, dan disana berdiri seorang Azgham. Alifah tidak menyadari adanya pria itu, karena terlalu fokus pada Thazin dihadapannya. "Gus Agham," sapa Alifah.

Azgham tersenyum dan lalu membalas, "iya Alifah." Alifah diam dan kembali beralih pada Thazin.

"Thazin dijemput Gus Agham?" tanya Alifah kepada Thazin. Anak kecil itu mengangguk kecil. "Iya, Thazin di jemput Paman Gam, soalnya Ayah sama Bunda ada kerjaan dan Thazin ngga bisa ikut," jawab nya.

"Hem? Kenapa ngga bisa?"

"Thazin baru sembuh, Kak Na. Jadinya ngga bisa pergi jauh jauh." Alifah mengangguk paham dan memeluk Thazin dengan pelan. "Thazin main sama Kak Na aja mau ngga? Tapi kak Na selesai ikut Kak Zi ya?"

Thazin mengangguk semangat. "Mau! Main sama-sama ya?" Alifah tertawa kecil. "Iya, kita main sama-sama." Azgham tersenyum bahagia saat melihat interaksi Thazin dan Alifah.

Beberapa lama kemudian, Kenza dan Hazia keluar lalu menghampiri Alifah dan Thazin. "Loh, Thazin! Kesini sama siapa?" tanya Hazia langsung memeluk Thazin yang masih berada di pangkuan Alifah.

"Sama Paman Gam," jawab Thazin kembali menunjuk kearah Azgham, dan Azgham hanya tersenyum kecil. Kenza dan Hazia mengangguk. Kenza mengambil Thazin dari pangkuan Alifah dan menggendong nya. "Thazin main sama Kak Za dulu ya? Kak Na sama Kak Zi ada urusan."

"Iya, kita main di gazebo ya, Kak Za?"

"Iya Thazin."

Sementara itu, Hazia menggenggam tangan Alifah. "Ayo, Shen," ajak Hazia. Alifah menghela nafas dan mengangguk, Ia beralih kepada Azgham lalu berkata, "Gus, saya permisi dulu. Assalamu'alaikum."

Azgham mengangguk. "Wa'alaikumussalam," balas Azgham.

Setelah nya Hazia dan Alifah pergi, disusul oleh Kenza setelah mengucapkan salam kepada Azgham. Azgham sendiri lebih memilih masuk kedalam untuk menemui Ayana.

Hazia dan Alifah berjalan menuju tempat biasa mereka berkumpul. Saat sudah berada disana, rasanya Alifah ingin pergi saja.

"Jangan kabur, sudah waktunya."

•••••

©.11-02-2024, PALEMBANG.

Perjalanan Hijrah Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang