CHAPTER 17

642 35 31
                                    

Assalamu'alaikum, jangan lupa VOTE & KOMEN ya? Makasih^^
--
Happy Reading 📖

Kenza membuka matanya secara perlahan, beberapa kali dia mengedipkan mata untuk menyesuaikan matanya dengan cahaya. Dan saat pandangannya sudah jelas, Kenza melihat Hazia, Alifah, dan Ayana yang melihat dirinya dengan tatapan khawatir.

"Zara! Alhamdulillah ya Allah, akhirnya Kamu bangun," pekik Hazia. Alifah dan Ayana yang melihat Kenza membuka mata ikut mengucapkan Alhamdulillah.

Ayana duduk ditempat tidur Kenza dan membantu Kenza untuk duduk. "Gimana nak? Udah baikan?" tanya Ayana sembari mengelus lengan Kenza dengan lembut.

"Alhamdulillah baik, Nyai Uma. Tadi Aku pingsan?"

"Iya, Kamu tuh tadi pingsan. Untung ada Gus Abi tadi, jadi Gus Abi yang gendong kamu kesini. Dan tadi Gus Abi bilang sampaikan maaf dia karena udah gendong kamu," jelas  Alifah.

Kenza mengangguk pelan. Dia memegang kepalanya yang masih terasa pusing. "Masih sakit, nak?" tanya Ayana khawatir.

"Tidak terlalu, Nyai Uma. Maaf merepotkan Nyai Uma sama Gus Abi," kata Kenza tidak enak hati. Ayana tersenyum dan mengangguk. "Tidak apa-apa, nak. Kamu istirahat aja ya? Jangan banyak aktivitas dulu. Uma masih ada urusan, jadi pamit dulu ya?"

"Iya Nyai Uma. Terima kasih ya?"

"Iya, Sama-sama, nak. Alifah nanti malam kerumah ya? Ada yang mau Uma bicarakan," pesan Ayana. Alifah mengangguk paham lalu menjawab, "iya, Nyai Uma. Nanti malam Alifah kesana."

"Ditunggu ya, Sayang. Kalau begitu Uma permisi, Assalamu'alaikum anak-anak sholehah."

"Wa'alaikumussalam, Nyai Uma."

Ayana berdiri dan berjalan keluar dari kamar Asrama. Saat Ayana sudah keluar, Hazia dan Alifah duduk di tempat tidur Kenza dan melihat Kenza dengan tatapan yang dalam. "Kenapa sih? Jangan natap kayak gitu," kata Kenza sedikit merinding karena Hazia dan Alifah menatapnya seperti itu.

"Jawab jujur, kok kamu tiba-tiba pingsan? Padahal sebelumnya kamu baik-baik aja, bahkan tadi kita mukbang mangga," kata Alifah dengan penasaran.

"Iya tuh, ada yang kamu sembunyiin ya?" tuduh Hazia dengan curiga.

Kenza menghela nafasnya, kepalanya menjadi semakin pusing karena pertanyaan itu. "Aku juga ngga tau kenapa tiba-tiba pingsan. Tadi tiba-tiba kepala aku pusing, terus ada beberapa bayangan kayak memori ingatan gitu yang muncul sekilas, terus tiba-tiba gelap," jelas Kenza.

Alifah dan Hazia saling tatap, mereka berbicara melalui tatapan mata lalu kembali fokus pada Kenza. "Kamu pernah kecelakaan ngga?" tanya Hazia tiba-tiba.

"Ngapain nanya kek gitu?" Bukannya menjawab Kenza malah balik bertanya. Karena menurutnya pertanyaan Hazia itu aneh, kenapa malah bertanya Kenza pernah kecelakaan atau tidak. "Ya tanya aja, jawab aja sih."

"Aku ngga tau, Zia. Ingatan ku kayak ngga utuh," lirih Kenza sembari memijat dahinya, karena rasa pusing yang semakin meraja lela. Padahal tadi pusing nya sudah mereda.

Hazia dan Alifah yang mendengar perkataan Kenza langsung memikirkan hal yang sama. "Kamu hilang ingatan ya?" tanya Hazia dan Alifah bersamaan.

Perjalanan Hijrah Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang