CHAPTER 26

382 27 1
                                    

Assalamu'alaikum, jangan lupa VOTE & KOMEN ya? Makasih^^
--
Happy Reading 📖

Tiga minggu sudah dilewati dan tentu besok waktunya untuk mereka pulang kerumah masing-masing. Dan cuaca yang cerah hari ini membuat Hazia, Kenza, dan Alifah berjalan-jalan disekitar pondok. Sebenarnya ini memang kegiatan mereka setiap ada waktu, ketiganya akan berkeliling dan singgah jika ada mangga yang bisa dimakan.

Namun, kali ini bukan mangga yang mereka dapat, melainkan bisikan jahat dari lima santri yang sedang berkumpul tidak jauh dari mereka.

"Kalian lihat ngga kemarin? Hazia sama Alifah itu deketin Gus Agham sama Gus Atha? Gila banget, kayak ngga ada harga dirinya." Alifah mengernyit kan dahinya, tetapi wajah nya masih tenang, berbeda dengan Hazia yang sudah tampak kesal. "Iya, terus si Kenza itu juga sama. Kebelet jadi ning itu, makanya kayak begitu."

Saat ini lah, raut wajah yang kesal mulai terlihat dari Alifah, begitupun Kenza yang sebenarnya sejak awal sudah memasang wajah masam saat melihat gadis gadis itu. "Terus ya, kayaknya ngga ada yang jenguk mereka deh selama mereka mondok, malu kayaknya punya anak kayak begitu."

"Sok tau," gumam Hazia.

"Atau ngga emang orang tuanya ngga ngurus ngga sih? Makanya dimasukin pondok biar ngga nyusahin." Kenza sudah bersiap maju tetapi langsung di tahan oleh Alifah tanda berbicara satu katapun.

"Jangan jangan orang tua nya sama kayak mereka, Sama-sama ngga punya harga diri, dan orang ngga bener." Saat itu lah Hazia langsung maju, dan berteriak, "Ngomong didepan orang nya coba!"

Tiga gadis itu langsung kaku, melihat Hazia yang sudah berdiri didepan mereka dengan mata yang menyorot tajam. "Kenapa? Kok diem? Tadi lancar banget tuh mulut ngomongin orang," kata Hazia.

"Kita ngga ngomongin kamu kok," kata salah satu dari mereka, yang Hazia ketahui namanya Adel. "Terus apa? Ngomongin diri kalian sendiri?" Ketiga gadis itu langsung tidak Terima saat Hazia mengatakan kalimat yang terakhir.

Satu gadis lainnya yang bernama Naza langsung mendorong Hazia membuat Alifah dan Kenza langsung menghampiri Hazia. "Maksud kamu apa? Kamu bilang kita ada harga diri?" kata Naza.

Hazia menatap tajam Naza dan berkata, "Aku ngga bilang kalau kalian ngga ada harga diri, kamu sendiri kan yang bilang."

"Kamu? Kamu pasti ngga dididik sama orang tua, atau orang tua kamu emang ngga berpendidikan? Makanya punya anak kayak kamu. Kalau iya bener dong, satu keluarga ngga punya harga diri semua." Dan saat itu juga Hazia mendorong Naza hingga terjatuh, berakhir dengan perkelahian antara mereka.

Bukan hanya Hazia yang berkelahi, tetapi semuanya. Tidak hanya saling menarik, tetapi saling memukul juga. Perkelahian itu terus terjadi, dan membuat beberapa santri melihat mereka. Hingga akhirnya sebuah suara menghentikan kegiatan mereka.

"BERHENTI SEMUA!" Sontak mereka semua melihat kesamping dan berdiri Azgham, Athala, dan Abiyasa. "Kalian semua, ikut Saya."

Mereka merapikan pakaian mereka lalu mengikuti Azgham hingga sampai ke hadapan Ayana Abdar.

"Astaghfirullah, apa yang terjadi, Nak? Kenapa kalian ribut?" tanya Ayana dengan lembut. "Kita ngga salah apa-apa bu nyai, tiba-tiba mereka datang dan dorong kami." Kenza menatap tajam Adel yang menjawab dengan wajah melas.

"Ngga usah lempar batu sembunyi tangan, kalian duluan yang gibahin kami, terus kalian duluan yang dorong Hazia. Ngga usah merasa tersakiti deh," kata Kenza, Ia merasa muak dengan wajah memelas yang dibuat buat oleh mereka.

"Coba kalian ceritakan satu persatu, bagaimana awal mulanya. Jangan ada yang ditutup tutupi." Mereka mengangguk dan mulai menceritakannya, tetapi beberapa kali Adel dan teman-temannya mengelak dan memberikan asumsi lain yang tentu saja tidak ada kejadian begitu.

Alifah dan Hazia sudah mulai lelah. Membiarkan Kenza berdebat hingga akhirnya keputusan diberikan. Mereka diminta Damai dan berjanji tidak mengulangi perbuatan itu lagi.

Setelah itu baru mereka semua diperbolehkan kembali ke kamar masing-masing.

"Lihat aja nanti," gumam Kenza yang berjalan menuju kamar bersama dengan Hazia dan Alifah. "Udah lah, jangan diperpanjang lagi," kata Hazia menenangkan.

Setelah sampai dikamar ketiga nya duduk dikasur masing-masing. Hazia melihat pipi Alifah yang terdapat goresan. "Itu kena kuku mereka ya? Sama kayak yang ditangan aku." Alifah mengangguk saja, dan memegang bekas goresan dipipi nya dan itu terasa pedih.

"Dari sekian banyak nya kenakalan yang kita buat, ini yang paling besar sih. Aku ngga yakin Abang ngga marah kalau denger soal ini," kata Hazia dengan lesu.

"Itu bukan salah kita sepenuh nya loh, mereka duluan kan yang mulai," kata Kenza masih merasa kesal dengan kejadian tadi.

Hazia mengangguk. "Iya, tapi tetep aja kan, kita terlibat. Yasudah lah, pasrah aja."

"Kalau Abang kalian marah sama kalian, kabur kerumah aku aja."

•••••

©.12-03-2024, PALEMBANG.

Perjalanan Hijrah Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang