CHAPTER 12

710 48 1
                                    

Sebelumnya aku mau mengingat, jangan lupa follow akun punyaku dan anak-anakku ya. Aku bakal spoiler di akun official, dan bakal interaksi sama anak-anakku pas followers udah lumayan banyak. And bakal live juga.

Akun punyaku :

IG (utama) : __rlk.syftri
IG (official) : author__rlk.syftri
Tiktok (official) : bluebellbunny_12

Akun punya anak-anakku :

IG (Azgham) : _assegaf.azgham
IG (Alifah) : alfh.shna_
IG (Hazia) : hazia_2242
IG (Athala) : alkahfi_ya
IG (Abiyasa) : abijayan_khlif
IG (Kenza) : kenza_ranawiyah

______________________________________

Assalamu'alaikum, jangan lupa VOTE & KOMEN ya? Makasih^^
--
Happy Reading 📖

Alifah, Kenza, dan Hazia duduk di lantai dengan laptop dihadapan mereka masing-masing. Malam ini mereka mengerjakan tugas kuliah ditemani keripik yang dibelikan oleh Ayana. Sesekali Alifah atau Kenza melontarkan pertanyaan diluar nalar, dan berakhir di sirami dengan ocehan Hazia.

Tugas kuliahnya tidak terlalu banyak, karena mereka sering mengerjakan tugas setelah diberikan. Oleh karena itu juga tugas mereka selesai lebih cepat, dan tinggal menunggu waktu pengumpulan.

Ketiganya menyimpan tugas, dan menutup laptop masing-masing. Keripik masih tersisa dan harus dihabiskan sembari berbicara sejenak.

"Shen, Kamu itu beneran suka sama Gus Agham? Atau gimana? Soalnya gelagat Kamu tuh ya, kadang kelihatan kalau suka, tapi kadang kayak biasa aja," tanya Kenza.

"Gimana ya? Kalau dibilang beneran suka atau engga? Ya beneran suka. Tapi Aku ngga terlalu berharap dan berusaha biasa aja, jadi kalau semisalnya Gus Agham jodoh orang kan ngga nyesek banget gitu," jawab Alifah dengan santai sembari memakan keripik. Kenza mengangguk paham, Alifah menatap mata Kenza lalu bertanya, "Kamu gimana? Beneran suka sama Gus Abiyasa?"

"Iya dong, walaupun kadang tingkah Aku biasa aja, tapi didalam hati tuh udah dagdigdug," balas Kenza dengan senyuman. Alifah tersenyum saja saat mendengar balasan dari Kenza. Kenza beralih kearah Hazia yang sejak tadi sibuk dan fokus dengan keripik nya. "Kalau kamu, Zia?"

Hazia yang ditanya tiba-tiba tanpa kejelasan menjadi bingung, karena saat Kenza bertanya kepada Alifah, Hazia sedang makan keripik dan pikiran yang sibuk sendiri. "Aku kenapa?"

"Kamu beneran suka sama Gus Athala?" tanya Kenza mengulangi pertanyaan yang dia tanyakan kepada Alifah tadi.

"Suka, tapi ngga terlalu, cuma kayak mengagumi aja mungkin. Dibilang suka ya engga terlalu, jadi bisa dibilang cuma mengagumi, atau entahlah," jawab Hazia dengan nada ragu.

Alifah dan Kenza menatap Hazia penuh selidik, jarak duduk yang awalnya sedikit jauh menjadi rapat, dan dengan tatapan selidik Alifah bertanya, "Kamu masih belum bisa Move On? Serius belum bisa?"

"Belum, dan Aku serius belum bisa Move On dari dia. Kalian pasti tau, terutama Kamu Shena, dia itu janji setelah pendidikan dia selesai dan Aku lulus sekolah, dia bakal nikahin Aku—"

"Dan Kamu masih nunggu dia nepatin janji itu? Disaat keadaannya dia sudah punya istri dan calon Anak?" sela Kenza dengan tatapan tajam.

Hazia mengangguk dengan wajah gugup. Dia tidak bisa berbohong, pada kenyataannya dia masih berharap dan menunggu janji itu ditepati. "Haduh ... Kamu beneran mau jadi yang kedua?"

"Ngga!" jawab Hazia dengan cepat.

"Ya, terus? Kenapa masih berharap sama suami orang? Move On dong, Zia. Kalau dia masih single ya Aku sama Alifah bisa lah sedikit Terima kalau Kamu belum bisa Move On, tapi dia udah beristri loh," omel Kenza. Alifah hanya diam, dia menonton perdebatan antara Kenza dan Hazia, karena sangat jarang keduanya ribut, apalagi disini yang mengomel adalah Kenza.

"Apa salahnya Aku cinta sama dia?—"

"Salah! Karena dia suami orang, lagian ya Kamu sama Dia juga jarang komunikasi sejak dia pindah, kan? Terus apa lagi yang buat Kamu masih kejebak? Masih ada Gus Athala loh," sela Kenza lagi.

"Ya ada emang, tapi Gus Athala aja belum tentu suka sama Aku," lirih Hazia.

"Ya belum di coba kan belum tau, coba aja pepet lewat doa, siapa tau coba coba beruntung," balas Kenza. Hazia menatap Kenza malas, dengan rasa kasih sayang yang melimpah Hazia memukul lengan Kenza cukup keras. "Aduh! Sakit!"

"Ya lagian, dikira mainan kali ya, coba coba beruntung. Lagian kok cuma Aku yang diomelin, Shena juga dong." Alifah yang dibawa dalam percakapan tidak terima, dia dari tadi diam. "Aku diem?"

"Kamu gamon!"

"Engga! Ya kali Aku gamon, cuma belum siap menyukai orang terlalu dalam aja, jadi kalau suka sama orang ya ngga dalam banget," sangkal Alifah.

Kenza menatap Alifah dan Hazia dengan bingung, jujur saja dia belum tahu apa yang dua sahabatnya ini bicarakan. "Kalian bicarain apa sih? Emang Shena pernah ngalamin kisah cinta yang ngga lancar?"

"Pernah tau, Zar. Shena sama—"

"Dah dah dah! Sudah malam, tidur tidur! Besok kalian harus ngelanjutin hukuman," sela Alifah sembari berdiri dari duduknya. Hazia tersenyum dan berkata, "Nanti kalau udah waktunya pasti aku ceritain, sekarang jangan dulu."

Kenza mengangguk paham, dia menurut saja asal nanti benar benar di beritahu. Alifah, Kenza, dan Hazia melipat plastik bekas keripik hingga kecil lalu meletakkannya diatas lemari. Karena hari sudah malam dan ketiganya sudah mengantuk, jadi sampah itu akan mereka buang besok saat melakukan kegiatan.

Alifah, Kenza, dan Hazia sudah berada di kasur masing-masing. "Selamat tidur, Zara, Zia. Jangan lupa doa sebelum tidur," pesan Alifah.

"Selamat tidur juga." Alifah berbaring di kasur, tidak lupa dia membaca doa dan mulai tidur setelah mendengar balasan dari Kenza dan Hazia.

Disaat Alifah sudah tertidur, Hazia dan Kenza belum tidur sama sekali, kedua nya saling bertatapan sebentar lalu Kenza berkata, "Beneran di ceritain ngga?"

"Iya beneran, tapi nanti, di waktu yang tepat dan bukan sekarang," balas Hazia.

"Oke, tapi beneran Kamu ceritain ya?"

"Iya tenang aja, dah sekarang kita tidur."

"Oke sip! Selamat tidur, Zia."

"Selamat tidur juga, Zara."

Setelah saling mengucapkan selamat tidur, Kenza dan Hazia berbaring, membaca doa dan tertidur menyusul Alifah kedalam dunia mimpi.

•••••

©.16-06-2023, Palembang.

Perjalanan Hijrah Cinta [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang