Assalamu'alaikum, jangan lupa VOTE & KOMEN ya? Makasih^^
--
Happy Reading 📖
•
•Ayana terkejut saat mendengar suara Alifah yang hampir hilang, ia berpindah tempat kesebelah Alifah dan mengelus pundak Alifah. "Ada apa dengan suara kamu, Sayang?" tanya Ayana pelan.
"Tadi saat baru bangun tidur, tiba-tiba saja suaranya Alifah hilang, Umi," jawab Alifah dengan senyuman. "Begitu, nanti umi buatkan sesuatu ya. Dan kamu kenapa tidak bisa mengisi acara nya, Sayang? Karena suara kamu? Acaranya masih empat atau lima bulan lagi, karena banyak yang harus di siapkan."
"Begini, Umi. Alifah memang tidak bisa untuk tampil mengaji atau Vocal didepan orang, rasanya langsung lemas dan takut. Tapi kalau untuk menjadi MC, Alifah bisa. Dan untuk Mengaji lebih baik Hazia, Umi, dia lebih baik dan untuk Vocal lebih baik Kenza, karena mereka lebih berani tampil," saran Alifah. Ayana diam memikirkan hal itu sejenak.
"Baiklah, Alifah jadi MC mau?" tawar Ayana akhirnya. "Mau, Umi."
"Baik, nanti bantu umi bicara sama Hazia dan Kenza ya? Lalu katakan untuk menemui Umi besok jika mereka bersedia, mengerti, Sayang?"
"Mengerti, Umi. Kalau begitu Alifah keluar dulu ya? Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Alifah berdiri dan berjalan keluar, diluar dia melihat ketiga saudara laki-lakinya duduk sembari memainkan ponsel mereka. Sedangkan kedua sahabatnya sedang berbincang dengan saudara mereka masing-masing.
Alifah berlari kecil menuju Aldan, entah kenapa naluri nya mengatakan dia akan lebih nyaman bersama Aldan untuk kali ini. "Mas," panggil Alifah kepada Aldan dengan suara yang serak dan sedikit besar karena di paksakan.
"Loh?! Dek?!" pekik Aksan saat mendengar suara Alifah. "Suara kamu kenapa gitu? Habis ngapain?" tanya Khalid sembari menatap Alifah.
Alifah juga menatap Abangnya dan tatapan yang tadi dia lihat sudah hilang, sekarang tatapan itu terlihat sedang khawatir. "Nggapapa, suaranya cuma hilang aja dikit, nanti baikan," jawab Alifah dengan senyuman yang mengembangkan.
Khalid menghela nafas dan merentangkan tangannya, "Sini, Abang kangen sama kamu." Alifah mengangguk semangat dan memeluk Khalid dengan erat, begitupun dengan Khalid.
"Maaf ya, Abang, A'a, sama Mas jarang jenguk kamu disini, kami lagi sibuk banget karena Abah," kata Khalid dengan lembut. Alifah yang mendengar kata 'Abah' langsung mendongak melihat Khalid. "Abah? Memangnya Abah suruh Abang ngapain?"
"Abah suruh Abang, A'a, sama Mas buat urus semua kerjaan yang Abah bangun. Sebenarnya ngga masalah kalau cuma beberapa, tapi ini semuanya, Dek. Bahkan kami suruh turun langsung bukan nge handle dari ponsel. Sedangkan Abang kan ada jadwal ceramah juga, terus Aa' sama Mas ada kerjaan sendiri. Jadi ya sibuk banget," jelas Aldan dengan keluhan.
Alifah yang mendengar penjelasan Aldan tersenyum miris, "Yang sabar ya, Mas. Adek mengerti perasaan, Mas. Uang jajan Adek gimana?"
"Astagfirullah.. Anak Abah sama Umma, aman uang jajannya, Dek," kata Khalid sembari mencubit hidung Alifah dengan gemas, dan Alifah hanya tertawa kecil.
Sedangkan di tempat Hazia, dia sedang duduk di kursi disekitar sana bersama Liam dan Aska. "Dek pulang aja yuk? Abang kapok bangunin Bang Aska, beneran deh," rengek Liam.
"Lah kenapa gitu? Bang Aska itu kalau dibangunin langsung bangun, ngga susah. Kenapa malah kapok?" tanya Hazia kebingungan. Sedangkan Aska hanya menatap Liam dengan tatapan malas. "Bang Aska kalau dibangunin ngamuk," jawab Liam. Hazia menjadi semakin kebingungan.
Sebab selama dia membangunkan Aska dulu, Aska tidak pernah marah saat dibangunkan. "Gimana ngga ngamuk, Liam bangunin Abang sambil teriak," sangkal Aska.
"Pantes! Itu mah salah Bang Liam. Bang Aska kan kerja, Abang. Kalau ngebangunin nya tuh jangan teriak gitu, kalau teriak kayak gitu kan pantes aja Bang Aska marah," omel Hazia. Liam hanya mampu mengangguk pelan, karena itu faktanya.
"Bang Liam ini suka banget nyari perkara sama Bang Aska. Dah tau kalau Bang Aska ngamuk gimana, ngalahin hulk."
"Heh! Enak aja, Abang cubit bibirmu, mau?" Hazia langsung menutupi bibirnya dan menggeleng ribut. "Nanti bibir ku meleyot kebawa emang nya abang mau tanggung jawab?"
"Engga, biarin aja. Bagus kok." Hazia mendelik tidak suka kepada Aska yang hanya ditanggapi dengan kekehan oleh Aska. "Jelek banget kayak gitu. Kabar kamu disini gimana? Baik-baik aja kan? Ngga bandel?"
"Alhamdulillah baik, Bang. Aku ngga bandel," jawab Hazia sedikit berbohong. Karena kenyataannya dia dan dua sahabatnya sering membuat ulah walaupun sekarang sudah jarang. "Baguslah kalau begitu, jangan bandel ya?" peringat Aska.
"Iya Abang, Aku ngga akan bandel. Tapi ngga janji," lirih Hazia di Kalimat akhir dan tidak terdengar oleh kedua saudaranya. Hazia melihat Aska lalu melihat Alifah yang berada tidak jauh darinya.
Hazia menarik Aska untuk membisikkan sesuatu, Liam yang sendari tadi mengamati sudah tau apa yang akan dibisikkan oleh Hazia. "Bang, sekarang. Supaya semuanya clear," bisik Hazia.
"Abang masih belum siap, dek," kata Aska membuat Liam dan Hazia menatap saudara tertua mereka dengan malas. "Ngobrol dulu, Bang. Seenggaknya kalian bisa berdamai satu sama lain," kata Liam meyakinkan Aska.
Hazia mengangguk setuju. "Bener. Cuma ngobrol untuk saling berdamai, kalau untuk lanjut. Hazia ngga akan dukung, Hazia sudah terlanjur menumpang kapal baru," kata Hazia.
Aska yang mendengar itu diam sebentar lalu berkata, "Besok kita kesini lagi karena suatu hal, dan besok Abang ajak dia ngobrol. Kamu temenin Abang ya? Supaya ngga timbul fitnah."
Hazia langsung menganggukkan kepala dengan semangat. "Okee!"
Disisi lain, Kenza dan Kaizen terlibat dalam obrolan yang cukup serius. Keduanya duduk berhadapan, dengan Kaizen yang memegang kedua tangan adiknya. Tidak seperti biasanya, untuk kali ini mereka memilih untuk membahas hal yang serius.
"Belum bisa damai juga? Kamu bilang kamu suka sama Gus Abi. Tapi kenapa kamu masih belum damai sama masa lalu kamu? Kalau kayak gini, Gus Abi ngga ada ruang dong?" kata Kaizen sembari mengelus tangan Kenza dengan jari jempolnya. "Mau sampai kapan kamu kayak gini, Dek?"
"Ngga tau," lirih Kenza. "Mau ke makam nya sekarang ngga? Tapi setelah ini berdamai ya?"
Kenza diam sejenak, tidak lama dia mengangguk kecil. Kaizen tersenyum kecil. "Yasudah, ayo kesana sekarang."
•••••
©.02 Desember 2023, Palembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Hijrah Cinta [On Going]
Teen Fiction{Dibuat untuk dibaca dan di vote! bukan untuk diplagiat} 🐰 🐇 JANGAN LUPA VOTMEN! (Vote Dan Komen) ••• Tentang tiga gadis yang memutuskan untuk Hijrah karena sudah merasa banyak dosa dan terlalu jauh dengan yang maha Kuasa. Lalu dipertemukan deng...