Di dalam kamar, Kinan langsung mendudukan dirinya di kursi yang biasa di pakai Raden untuk bermain gitar. Gadis cantik itu tersenyum salting, kenapa bisa seseorang seperti Raden menggombali seorang wanita? Apalagi sampai mengajak praktik Fathul izar, Kinan memukuli kepalanya berusaha menghilangkan pikiran negatif itu.
"Kenapa gue bisa salting brutal gini gara-gara Gus brandalan itu?" gumam Kinan.
"Tapi jujur aja sih gue akui, kalo dia tuh ganteng banget. Sumpah, ganteng nya tuh melampaui batas kek malaikat ga sih?"
"Kok bisa? Dulu orang tua nya ngidam apaan? Ngidam visual kah?"
"Ahh umi, kok Allah ngasih Kinan suami seganteng dia sih? Allah ngga kasihan ya liat Kinan jantungan gini sampe hampir gila?"
Kinan mengacak-ngacak rambut nya frustasi, bisa gila dia jika melihat ketampanan Raden setiap hari. "Oke Kinan tenang, dia ngga ada apa-apa nya kok. Lo kan udah sering liat orang ganteng di rusia, jadi lo udah terbiasa,"
"Tapi Raden ganteng nya di luar nalar, apalagi tatapan nya," ucap Kinan frustasi.
"Udah udah! Lo ga boleh stress Nan, tarik nafass,"
Kinan menghela nafas berat lalu kembali menatap pemandangan belakang rumah itu, Kinan pun membuka jendela kamar itu dan menutup mata nya sembari menikmati hembusan angin yang menerpa wajah nya. Saat tengah melihat-melihat pemandangan di sekitar nya, Kinan di kejutkan dengan penampakan tubuh seorang laki-laki yang terbaring tepat di sekitar semak-semak.
Kinan menutup mulutnya dengan kedua tangan, "Mayat?" gumam nya.
Tanpa pikir panjang, Kinan segera keluar dari kamar membuat Raden yang tengah duduk di dapur terheran-heran. Mau kemana gadis itu pergi? Raden pun memutuskan untuk mengikuti nya.
Di lantai bawah, Kinan segera berlari menuju pintu belakang dan membuka nya. Ia menatap sekeliling sembari mencari-cari laki-laki yang tadi ia lihat dari atas, tak butuh waktu lama akhirnya Kinan menemukan nya. Dengan langkah pelan gadis itu berjalan menghampiri nya.
"Kaya jaket nya Bang Ivan," Kinan memangku kepala laki-laki itu di paha nya, ia benar-benar terkejut saat tau jika laki-laki itu adalah kakak laki-laki nya.
"Bang bangun, abang kenapa?"
"Abang bangun, ini Kinan,"
"Bang Ivan,"
Selang beberapa saat, Ivan mulai tersadar dan membuka mata nya. Ia tersenyum saat mendapati wajah sang adik di sana, "Dek?"
"Iya, ini Kinan. Abang ngga papa kan?" tanya Kinan, Ivan berusaha duduk di bantu oleh sang adik.
Ivan memegang kepala nya yang terasa berputar-putar itu, perlahan penglihatan nya mulai jelas. Ia menatap wajah cantik adik semata wayang nya itu, ada rasa kebahagiaan tersendiri melihat adiknya sudah tidak takut pada nya lagi seperti semalam. Ivan menggenggam tangan Kinan erat, kedua mata nya berkaca-kaca.
"Abang kenapa? Ada yang sakit?" tanya Kinan, sebenarnya Kinan masih takut karena kejadian tadi malam namun dia berusaha menepis semua ketakutan itu karena khawatir pada sang kakak.
Ivan menggeleng. "Ayo pulang Nan," ajak nya, gadis cantik itu terdiam. Tapi dia sudah menjadi istri sah Raden? Apa dia boleh pergi tanpa seizin suaminya?
"Nan, mau kan pulang sama abang?" tanya Ivan lagi, Kinan berpikir sebentar lalu setelah nya ia mengangguk.
Kinan membantu kakak nya itu berdiri lalu merangkul nya, kebetulan saat itu Raden datang. Ivan mendongak menatap laki-laki tampan yang sangat ia kenali itu, Raden pun ikut menatap Ivan namun tak lama karena ia langsung beralih menatap istri cantik nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkazhai dan senja nya
Teen FictionMuhammad Raden Alkhazai, seorang Gus tampan yang memilih jalan hidupnya sendiri menjadi ketua gang motor. Menentang ayah nya yang statusnya ialah seorang kyai, meskipun begitu sekalipun Raden tak pernah berlaku kasar pada sang ayah karena agama yang...