Ketulusan Raden

9.1K 720 73
                                    

Masih dalam posisi yang sama, Aidan sama sekali tak berniat melepas pelukan nya sampai Kinan sadar dan segera mendorong tubuh kekar laki-laki itu. Kedua nya saling menatap, netra kecoklatan milik Aidan berpadu dengan netra abu-abu milik Kinan. Tatapan sendu yang Aidan lemparkan membuat gadis itu hanya terdiam membisu,

Saat tengah menatap lawan jenisnya itu, tiba-tiba Kinan salfok saat melihat kamar suaminya yang hancur bak kapal pecah. Pikiran nya mulai kemana-mana, kini yang ada di pikiran nya hanya Raden. Apa laki-laki itu baik saja saat ini?

"Dan, ini kenapa?"

"Kok jadi hancur gini?" tanya Kinan, ia menatap barang-barang di sekelilingnya yang sudah pecah dan berserakan di lantai.

Hening, tak ada jawaban apapun dari Aidan laki-laki itu seakan di buat bisu oleh keadaan. Tak habis akal, gadis itu kembali mrnghampiri Aidan dan menggenggam tangan nya pelan.

"Cerita sama gue Dan," bujuknya, bukan nya sembuh malah air mata yang jatuh dari kelopak matanya malah semakin deras membuat Kinan bingung.

3 menit berlalu, kediaman Aidan membuat Kinan semakin bingung dan khawatir. Sebenarnya apa yang laki-laki itu pikirkan saat ini? Merasa tidak ada yang bisa dia lakukan di sana, Kinan pun berjalan hendak pergi namun tangan nya di cekal oleh seseorang.

Kinan menoleh ke belakang, "Telfon Raden," gumam Aidan.

Gadis itu terdiam mencoba mencari alasan dari permintaan nya tadi, namun karena kekhawatiran nya tak kunjung berakhir Kinan pun langsung mengambil hp nya dan menelfon sang suami.

Hanya berdering namun tidak di angkat, Kinan berulang kali menelfon nomer suaminya dan pada akhirnya...

"Den, lo ngga papa?" tanya Kinan, tak ada suara atau balasan apa-apa. Benar-benar hening.

"Den,,"

"Asalamualaikum," ucap Raden dari seberang telfon sana, akhirnya Kinan bisa bernafas lega saat mendapat balasan dari suaminya itu.

"Waalaikumsalam," balas Kinan, setelah itu keadaan kembali hening membuat Kinan bingung. Ia merasa penasaran dengan sikap anggota Savero yang menurutnya aneh dan ngga jelas.

"Den, lo masih disana?" tanya Kinan lagi, masih hening sampai akhirnya ia mendengar suara seperti seseorang sedang menahan tangisan.

"Den,"

"Gue pulang," ucap Raden.

Tut!

Raden memutuskan panggilan telfon nya sepihak membuat gadis itu menghela nafasnya pelan, Kinan kembali menatap Aidan yang masih terdiam itu. Saat akan menghampiri nya tiba-tiba Aidan berlari keluar dari kamar,

"Aidan!" teriak Kinan, karena merasa khawatir akhirnya Kinan memutuskan untuk menyusul laki-laki itu.

Dia terus berlari berusaha mengejar  Aidan yang sudah tak terlihat batang hidung nya sedikitpun, Kinan berdecak sebal. "Kemana sih dia?" gumam nya. Ia mengedarkan pandangan nya ke semua arah namun tak menemukan seseorang pun di sana.

"Sepi banget," gumam nya pelan, karena bingung harus melakukan apa akhirnya Kinan memutuskan untuk menunggu sang suami pulang sembari menonton tv.

Puluhan menit berlalu, saat tengah asyik menonton siaran tv kesukaan nya tiba-tiba sebuah panggilan telepon masuk ke dalam hp nya.

'Nomor tak di kenal,'

Kinan mengernyit, namun ia berusaha mengacuhkan nya dan kembali menonton Tv. Untuk kedua kali nya panggilan telepon masuk, karena penasaran Kinan pun akhirnya mengambil handphone nya dan mengangkat telfon itu.

Alkazhai dan senja nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang