Sayup-sayup suara adzan subuh terdengar membuat seorang laki-laki yang tengah tertidur pulas itu terbangun, ia mendudukkan dirinya sembari mengumpulkan nyawa nya yang sudah menyebar entah kemana. Samar-samar ia bisa melihat seorang wanita tengah duduk sambil berdoa, Raden mengucek mata nya dan berusaha melihat dengan jelas.
"Loh, Kinan?" gumam nya pelan, ia memutuskan untuk menghampiri sang istri.
"Nan," panggilnya, Kinan yang merasa dirinya terpanggil pun langsung menoleh.
"Hmm?" sahutnya.
"Lo ngapain?" tanya Raden heran.
"Solat lah, lo pikir gue pake mukena gini mau ngepet?" solot Kinan tak terima, bukankah seharusnya Raden sudah tau jika dirinya sedang melaksanakan solat subuh sekarang?
"Udah mandi?"
"Hah? Kaya biasanya aja gue mandi jam segini, dingin kali," balas Kinan membuat Raden menggelengkan kepala nya tak habis pikir, apa gadis itu sudah lupa apa yang mereka lakukan semalam?
"Lo lupa semalem kita habis ngapain?" tanya nya membuat Kinan berpikir sejenak mengingat-ngingat apa yang terjadi semalam.
"Lah iya ya? Gue lupa,"
"Dosa lu solat ngga junub dulu," ledek Raden membuat raut wajah Kinan seketika menegang.
"Yah gue ngga tau, sumpah gue lupa. Gimana dong?" paniknya.
"Ya ngga tau, hayo lu Allah marah," ledek Raden, hal yang paling ia suka adalah mengerjai dan meledek sang istri.
"Ahh lu mah," kesal Kinan, baru saja mereka semalam romantis-romantisan eh udah bikin kesel aja.
"Ngga ngga bercanda, ya udah sana mandi. Inget loh bukan mandi biasa, tapi JUNUB," ucap Raden mengeraskan suara nya pada kata junub.
"Iya biasa aja dong, gue juga tau," balas Kinan kesal, Raden hanya membalasnya dengan kekehan pelan.
"Udah sana cepetan, ntar kita jama'ah subuh bareng,"
"Iya-iya sabar,"
Kinan melepaskan mukena nya dan menggeletakan nya di atas sajadah lalu mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Raden hanya menggelengkan kepalanya pelan lalu membaca buku sembari menunggu Kinan selesai.
Sekitar 10 menit berlalu, Kinan sudah selesai menyucikan diri nya. Kini gantian Raden yang masuk ke dalam kamar mandi dan mengambil air wudhu, usai berwudhu Raden pun menggelar sajadah nya di depan sajadah Kinan.
"Ayo cepet keburu waktu nya habis," ajak Raden membuat gadis itu mendengus kesal.
"Lo kenapa cepet banget mandi nya?" tanya Kinan heran, apa mungkin laki-laki itu tidak mandi tadi? Pikirnya.
"Gue langsung mandi semalem biar pagi nya ngga gugup," balas Raden, Kinan hanya mengangguk pertanda paham.
Setelah Raden melantunkan iqomat, kedua sejoli itu melaksanakan solat subuh berjama'ah. Sudut bibir Kinan terangkat ketika mendengar surat-surat pendek Al-qur'an yang di bacakan suami nya itu, dalam hati ia teramat bersyukur bisa mendapatkan suami seperti Raden.
"Asalamualaikum warahmatullah,"
"Asalamualaikumwarahmatullah," gumam Raden di akhir salam.
Setelah melaksanakan solat subuh, Raden melanjutkan nya dengan berdzikir di ikuti oleh sang istri. Usai dzikir Raden menengadahkan tangan ke atas seraya berdoa dan mengucapkan rasa syukurnya berkat karunia tuhan yang begitu indah ini, ia juga berterima kasih karena Allah masih mengizinkan nya hidup sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkazhai dan senja nya
Teen FictionMuhammad Raden Alkhazai, seorang Gus tampan yang memilih jalan hidupnya sendiri menjadi ketua gang motor. Menentang ayah nya yang statusnya ialah seorang kyai, meskipun begitu sekalipun Raden tak pernah berlaku kasar pada sang ayah karena agama yang...