Dengan langkah gontai gadis cantik itu berjalan masuk ke dalam rumah sang mertua, tak ada siapapun disana. Hanya ada suara terpaan angin serta ranting-ranting yang jatuh menabrak atap rumah, namun fokus Kinan tak pada hal itu. Ia berjalan masuk ke dalam kamar dengan pikiran yang terus mengganggu nya itu, kemana kah suaminya pergi? Apakah terjadi sesuatu dengan laki-laki itu?
Kinan membanting tubuh nya di atas kasur, helaan nafas berat terdengar sangat jelas menandakan bahwa gadis itu sedang tidak baik-baik saja. Tangan mungilnya kembali meraih hp yang berada di tas nya, berharap sebuah pesan dari orang tersayang datang. Namun nihil, tak ada notif satupun dari seseorang yang tengah di tunggu nya itu.
"Kamu kemana Den?" gumam nya pelan.
Tak mau berpikiran buruk pada sang suami, Kinan pun segera menyibukkan dirinya seperti mandi, solat dan lain-lain. Setelah nya ia lanjut bermain hp namun sampai malam pun belum ada tanda-tanda kepulangan Raden, abah dan Ila pun tak terlihat di sana. Apa mereka pergi tanpa mengajak Kinan? Pikirnya.
"Jahat banget," lirih Kinan, tanpa di sadari air mata nya lolos begitu saja. Pikiran nya sudah kemana-mana, apa mungkin abah bermaksud untuk menjodohkan Raden dengan wanita lain lagi?
Karena emosi yang semakin menjadi-jadi, tanpa sadar Kinan membanting hp nya hingga mati, entah kenapa perasaan nya campur aduk seperti ini. Di tengah-tengah tangisan nya itu, tiba-tiba ia mendengar suara ketukan pintu dari luar. Karena penasaran ia pun memutuskan untuk mengeceknya,
Ia membuka gorden sedikit, samar-samar ia bisa melihat seorang laki-laki berpakaian serba hitam itu berdiri di depan pintu sembari membawa sesuatu. Sebuah pikiran negatif muncul namun ia mencoba untuk memikirkan hal yang positif, siapa tau jika itu adalah Raden, suami nya.
Ia membuka pintu sedikit agar suaranya bisa sampai di luar, "Maaf, siapa ya?" tanya Kinan membuat laki-laki itu tersenyum tipis.
"Coba tebak siapa,"
Suara itu sangat tidak asing di telinga Kinan, karena ia pikir jika laki-laki itu adalah seseorang yang ia kenal akhirnya Kinan pun berani membuka nya.
"Aidan?" tanya Kinan sembari berjalan keluar dari pintu. Laki-laki itu tersenyum manis menunjukan lesung pipi nya,"Lo mau apa? Raden ngga ada di rumah," ucap Kinan to the point.
"Gue tau," balas Aidan membuat Kinan heran.
"Hah?"
"Eh maksud gue, gue lagi ngga nyari dia," balas Aidan sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Terus?"
"Gue ngga sengaja liat ini tadi, terus tiba-tiba ke inget lo. Jadi gue sekalian mampir kesini," ucapnya sembari memberikan sebuah plastik hitam.
"Ini apa?" tanya Kinan bingung.
"Emm buka aja nanti, semoga lo suka. Gue balik duluan," pamitnya lalu pergi namun baru beberapa langkah tiba-tiba ia berhenti karena seseorang menghalangi jalan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkazhai dan senja nya
Teen FictionMuhammad Raden Alkhazai, seorang Gus tampan yang memilih jalan hidupnya sendiri menjadi ketua gang motor. Menentang ayah nya yang statusnya ialah seorang kyai, meskipun begitu sekalipun Raden tak pernah berlaku kasar pada sang ayah karena agama yang...