Keimanan Raden

9.9K 775 46
                                    

Kinan masih menutup kedua mata nya berusaha menghilangkan keraguan dalam dirinya, ia harus bisa. Malam ini harus menjadi malam yang indah bagi kedua insan itu, kedua mata Kinan mulai terbuka perlahan. Ia mengangguk mantap sembari membalikkan tubuhnya dan mengalungkan tangan nya di leher Raden, laki-laki itu tersenyum dan menarik tangan sang istri untuk masuk ke dalam kamar mandi.

Kinan membelalakan mata nya terkejut, "Den gue tau lo nafsu tapi ngga disini juga," tegas Kinan, ia tidak ingin melakukan sunah rosul itu di dalam kamar mandi yang sudah pasti banyak makhluk halus nya.

Raden tertawa pelan. "Gue yang nafsu atau lo?"

Deg!

Kinan terdiam mendengar pertanyaan dari suaminya itu, iya memang benar jika dia lah yang pertama menggoda Raden agar menyentuhnya.

"Udah wudhu dulu terus kita solat sunah,"

"Solat buat apa? Bukan nya kita mau itu?" tanya Kinan heran.

"Udah nurut aja kenapa sih? Gue suami lo kan?"

Tak bisa membantah, gadis itu pun mengambil air wudhu di susul Raden setelahnya. Usai berwudhu, mereka melaksanakan solat sunah 2 rakaat yang sudah pasti tujuan nya untuk meminta restu kepada sang pencipta.

Selesai melaksanakan solat, Raden membalikkan tubuhnya menatap wajah sang istri yang terbalut mukenah itu. Sangat cantik menurutnya, Kinan pun mencium punggung tangan Raden kemudian Raden kembali mencium kening Kinan lembut.

"Beneran udah siap? Gue ngga akan maksa kok," gumam Raden lembut, netra coklat nya menatap setiap inci wajah sang istri yang di penuhi dengan kesempurnaan itu.

"Gue dulu yang minta artinya gue udah bener-bener siap Den," balas Kinan serius.

Raden tersenyum dan mengusap puncak kepala Kinan lembut. "Semoga kerelaan lo malam ini bisa di balas dengan pahala yang berlipat ganda dan gue harap kita bakal jadi pasangan selamanya sampai ke jannah," lirih Raden.

"Aamiin,"

"Ya udah ayo siap-siap," ajak Raden membuat Kinan terkekeh pelan, laki-laki itu seperti akan mengajaknya pergi bukan melakukan sunah nabi.

"Kaya mau ngajak gue pergi aja," kekeh Kinan.

"Iya kan gue mau ngajak lo menikmati surga duniawi," sahut Raden enteng.

Blush!

Kedua pipi Kinan memerah mendengar ucapan Raden yang membuatnya malu setengah mati itu, dengan gerakan cepat Kinan melepaskan mukena nya itu dan melipatnya lalu menaruhnya kembali kedalam lemari. Setelah itu ia buru-buru melompat naik ke atas kasur dan menutupi tubuhnya dengan selimut, Raden yang melihatnya hanya tersenyum dan menyusul Kinan naik ke atas kasur.

"Duduk Nan," ucap Raden memerintahkan Kinan yang tengah berbaring itu.

"Lah ngga sambil baring aja?" tanya Kinan.

"Kan ada proses nya sayang," balas Raden gemas.

"Proses apa? Bukan nya langsung? Kalo gue liat di--"

"Hayo, lo udah nonton yang ngga-ngga ya?" curiga Raden, ia menatap wajah sang istri dengan tatapan mengintimidasi membuat Kinan salah tingkah.

"B--bukan gitu," elaknya, padahal dulu Kinan memang sering menonton nya ketika di Rusia.

"Hadeh parah, udah lo nurut aja sama suami lo ini. Kita foreplay dulu, eh gitu ngga sih bahasa nya?" tanya Raden heran, ia tidak begitu yakin dengan kata yang baru saja di ucapkan.

"Pemanasan?" tanya Kinan.

"Nah itu, duduk cepetan," perintah Raden, tanpa basa-basi Kinan pun duduk berhadapan dengan sang suami.

Alkazhai dan senja nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang