Masa lalu Raden?

11.2K 863 34
                                    

Mereka tersenyum tipis melihat momen romantis itu, kecuali Aidan. Namun mereka juga heran, kenapa Raden langsung mengambil keputusan untuk menikahi Kinan padahal mereka tau Raden tak akan ceroboh dalam mengambil sebuah keputusan apalagi keputusan yang teramat penting ini.

Di samping itu, Ivan yang sudah kesal langsung menggedor-gedor pintu dengan kasar.

Dor! Dor! Dor!

"Bangsat, buka pintu nya!" teriak Ivan dari luar, Kinan yang tadi nya sudah mulai tenang kembali ketakutan.

"Buka!!"

"Kinan, gue bilang buka!!"

Arsen menatap Raden yang masih setia memeluk wanita nya itu. "Den," gumam Arsen.

Raden mengangguk, setelah mendapat persetujuan dari sang ketua Arsen pun langsung menyuruh beberapa anggota nya untuk ikut menangani Ivan di luar. "Apa lo bener-bener adik dari cowo gila itu Nan?" gumam Raden.

Di sisi lain,,,

"Woy, seenaknya aja lo gedor-gedor rumah orang. Ga punya sopan santun lo?!" bentak Aidan.

Ivan menoleh, ia tersenyum kecut dan berjalan menghampiri mereka. Penampilan Ivan benar-benar mampu membuat orang tidak akan percaya jika dia merupakan seorang Gus, dengan rambut yang di semir berwarna pirang, celana robek, kemeja yang kancing nya sudah terbuka serta mata nya yang memerah akibat minuman keras.

Ivan menatap beberapa anggota Savero itu. "Kalian disini? Atau ini markas tersembunyi kalian?" sinis Ivan.

"Ga usah banyak bacot!" bentak Yanuar, hampir saja ia menghajar Ivan namun Arsen langsung menghalangi nya.

"Sabar Yan,"

Ivan tertawa keras. "Haha, lo masih nurut aja sama dia. Bukan nya dulu lo ada di pihak gue?"

Yanuar terdiam, ia masih ingat betul kala dulu ia mendukung perbuatan Ivan. Hatinya dulu benar-benar tertutup, bahkan untuk menyebut nama tuhan nya pun ia tak pernah. Sampai akhirnya Raden menemukan sebuah titik kecil keimanan dalam hati Yanuar dan mengajaknya untuk hijrah bersama.

"Itu dulu Van, sekarang gue ada di pihak Raden dan Savero," tegas Yanuar.

"Dan sekarang gue masih nunggu hati lo kebuka dan hijrah bareng kita,"

"Tapi sayang nya, Savero udah jadi masa lalu gue. Dan gue ga akan nerima dia lagi," ucap Ivan.

"Masa lalu lo gue, bukan Savero," sahut seseorang membuat mereka semua menoleh, entah sejak kapan Raden berada di sana.

Raden berjalan menghampiri mereka di sana, hingga akhirnya langkah nya terhenti kala wajah nya sudah berada di depan Ivan. Netra tajam milik Raden beradu dengan netra coklat milik Ivan, sungguh Ivan tak menyangka bisa menatap wajah Raden sedekat ini lagi.

"Den.."

"Van, apa kabar?" tanya Raden diiringi senyum tipis nya.

"Ngga nyangka bakal ketemu lo lagi kan?"

"Apa lo udah menyesal sekarang?"

"Atau lo masih--"

"Lo bicara seolah dulu lo ga pernah ngelakuin itu den," ucap Ivan.

Deg!

Ivan tersenyum miris, mata nya berkaca-kaca saat mengingat betapa dekatnya kedua insan itu dulu. Bak sepasang sahabat yang tak bisa di pisahkan, sebuah insiden besar membuat keduanya berpisah dan tak bertemu selama bertahun-tahun.

Tak ada pembicaraan lagi di antara keduanya, senyap. Hanya sembusan angin malam yang bisa mereka dengar, beberapa saat setelah nya Raden memalingkan wajah dan hendak pergi namun...

Alkazhai dan senja nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang