Gus Fiza?

6.6K 522 39
                                    

Raden membuka pintu kamar nya cepat lalu segera masuk dan kembali mengunci pintu nya, tak bisa di pungkiri jika wajah nya sudah memerah bak tomat akibat ledekan dari keluarga istri nya itu. Karena bantingan pintu yang keras, gadis cantik yang tengah tertidur pulas itu pun langsung terbangun karena kaget. Samar-samar ia melihat seorang laki-laki yang tengah duduk di pantai sembari menyembunyikan wajah nya di lutut nya, karena penasaran Kinan pun menghampiri laki-laki itu.

Merasa seseorang menepuk bahu nya pelan, Raden pun menoleh lalu mendongak menatap seorang gadis cantik yang baru bangun tidur itu.

"Lo kenapa?" tanya Kinan heran, saat itu juga Raden langsung menarik tangan Kinan membuat gadis itu langsung terduduk di pangkuan nya.

Deg!


Jantung Kinan terasa berhenti berdetak, tubuh nya panas dingin di tambah kedua tangan Raden yang melingkar di perut nya dan dagu nya yang di letakkan di atas pundak Kinan membuat nya hanya bisa terdiam membeku.

"Nan," bisik nya tepat di telinga Kinan membuat gadis itu bergidik ngeri.

"Apa?"

"Lo mabuk ya tadi?" tanya Raden, jujur saja ia sangat penasaran mengenai alasan istri nya yang tiba-tiba saja mabuk.

Kinan terlihat berpikir sebentar sebelum menjawab pertanyaan Raden, ia merasa jika diri nya mabuk namun ia tidak meminum sesuatu yang memabukkan dan hal itu membuat nya keheranan. Namun saat diingat-ingat lagi, ia sempat menyium bau yang tidak enak saat Reza membekap mulut nya. Apa jangan-jangan itu obat yang membuat Kinan mabuk?

"Reza," gumam nya pelan sambil menatap Raden, laki-laki itu hanya mengernyit tak paham.

"Apa hubungan nya sama Reza?" tanya Raden penasaran.

"Kalo gue cerita Lo janji ngga akan marah kan?" Raden terlihat berpikir sebentar namun setelah itu ia mengangguk pelan.

"Jadi gini, selesai nganterin Ila ke pondok kan gue otw ke rumah. Nah pas di tengah jalan tiba-tiba si Reza mojokin gue di tembok dan bekap mulut gue, kaya nya dia ngolesin sesuatu di tangan nya dan hal itu yang membuat gue mabok," terang Kinan.

"Apa tujuan nya Reza ngelakuin itu?"

.
.
.


Tak ada jawaban apapun dari Kinan, gadis itu masih memikirkan baik-baik jawaban untuk pertanyaan yang suaminya lontarkan. Apa ia harus jujur tentang Reza? Tapi dalam hati nya ia sedikit ragu, meskipun seharusnya Kinan tak mempermasalahkan soal itu.

Tiba-tiba sebuah tangan kekar memeluk tubuh Kinan lebih erat, Raden mencium leher Kinan lembut membuat tubuh gadis itu bergetar.

"Ngga papa kalo Lo belum mau cerita Nan, tapi Lo inget kan kalo sekarang kita udah suami istri. Gue harap ngga ada rahasia apa-apa lagi di antara kita, Lo harus bisa lebih terbuka sama gue. Cerita apa aja Nan, hal yang baik atau hal buruk sekalipun karena gue suami Lo."

"Gue ngga suka kalo kita bisa ketawa bareng, tapi pas Lo sedih Lo ngalamin hal itu sendirian. Gue juga mau berbagi rasa sedih itu Nan, gue ngga mau Lo melalui masa-masa sulit sendiri padahal Lo udah jadi istri gue."

Seulas senyum terbit di bibir mungil gadis itu, setiap kalimat yang keluar dari mulut nya mampu membuat hati Kinan tersentuh, setiap senyum yang terlukis di wajah nya selalu membuat hati Kinan bergetar dan setiap sentuhan lembut yang Raden berikan mampu membuat perasaan Kinan menjadi tenang.

"Reza suka sama Lo Den," ucap Kinan tanpa jeda membuat Raden tersentak kaget, laki-laki itu terdiam sebentar sebelum akhirnya kembali berbicara.

"Maksud nya?" tanya Raden lagi seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar.

Alkazhai dan senja nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang