Bertemu Kinan?

13.4K 926 27
                                    

Esok harinya, di sebuah sekolah yang sangat elit itu terlihat lah beberapa anggota Savero yang baru sampai di sana. Para siswa langsung bersorak dan mengerubungi mereka, maklum saja sufah sekitar 1 bulan para anggota Savero tak terlihat di sekolahan padahal mereka yang membuat sekolah di kenal dunia.

Aidan menguap malas. "Hoamm, balik lagi deh kaya dulu," malasnya.

Arsen tersenyum dan menepuk pelan bahu sahabatnya itu. "Nikmatin aja Dan,"

Aidan hanya mengangguk, mereka pun berjalan memasuki sekolahan dengan cool membuat para siswa di sana terkagum-kagum. Namun ada yang membuat mereka merasa janggal, dimana sang ketua Savero? Kenapa anggota nya kembali tapi ketua nya tidak? Pikir mereka.

"Yahh, ga ada Raden ga asik."

"Iya, kira-kira Raden dimana ya?"

"Kak Arsen, kak Raden kok ga ikut?"

Arsen menoleh dan tersenyum singkat. "Ketua sibuk,"

"Oh gitu ya?"

"Lagian lo kepo banget sih jadi cewe. Mau caper?" Solot Aidan, ia pun mendapat tatapan tajam dari teman-teman nya.

"Gue duluan," pamit Arsen lalu menarik kerah kemeja Aidan dan membawa laki-laki itu pergi menjauh dari teman-teman nya.

"Woy, main ceweng-ceweng aja. Lo pikir gue sapi?" sinis Aidan, Arsen pun melepaskan tangan nya dari kerah Aidan. Kedua laki-laki itu berjalan bersama menelusuri koridor.

"Lagian lo, masa bentak-bentak cewe. Ga sopan Dan,"

"Dih terserah gue lah,"

"Ingat kata Gus Raden, kalo laki-laki itu ga boleh meninggikan suara nya terhadap wanita dan harus memuliakannya seperti dia memuliakan ibu nya," ucap Arsen,

Aidan memutar bola mata nya malas. "Iya pak ustadz,"

"Gue bukan ustadz,"

"Tapi pernah kan?" Pertanyaan Aidan membuat Arsen terdiam.

Di tengah-tengah keheningan itu, netra mata Arsen menangkap sesosok wanita cantik yang tidak asing bagi nya. "Kinan," gumam nya.

Aidan mengernyit heran. "Kinan siapa?"

Arsen langsung berjalan menghampiri gadis bernama Kinan itu, Aidan yang penasaran pun mulai berjalan menyusul sahabat nya itu.

"Kinanan!" Suara itu berhasil membuat gadis cantik tadi menoleh.


"Arsen?" gumam nya pelan, ia pun lantas ikut menghampiri Arsen di sana.

"Lo apa kabar Nan? Sejak kapan lo sekolah disini?" tanya Arsen heran, pasalnya ia tau betul jika setelah lulus SD Kinan melanjutkan sekolah nya di Rusia. Ya mereka bersahabat sejak SD.

"Gue balik beberapa hari lalu, ayah gue yang nyuruh gue buat lanjutin sekolah disini. Soalnya ayah gue khawatir kalo gue terlalu lama di luar negri,"  balas Kinan, Arsen hanya mengangguk paham.

Aidan tak bisa memalingkan pandangan nya dari Kinan, menurutnya gadis itu benar-benar sempurna. "Sapa cok, cantik banget," bisik nya pada Arsen.

Laki-laki itu berdecak sebal dan mendorong tubuh Aidan agar menjauh darinya. "Lebay,"

"Kenalin dong, siapa tau jodoh gue,"

Plak!

"Aduh, kok lo nampar gue sih?" Kesal Aidan.

"Jaga mata, jaga hati, inget lo udah punya Lauhul mahfudz," tekan Arsen.

"Ya siapa tau dia lauhul mahfudz gue,"

Alkazhai dan senja nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang