Pengakuan cinta

11.6K 888 68
                                    

Setelah meminum susu pisang kesukaan nya itu, Raden pun memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak dengan cara tidur. Baru saja menutup mata tiba-tiba ia kepikiran dengan Kinan, apakah gadis itu sedang mengkhawatirkan nya? Laki-laki itu pun memutuskan untuk mengecek handphone nya, ia tersenyum melihat banyak sekali notif dari gadis itu.

"Lo udah tergila-gila sama suami ganteng lo ini ya?" kekeh Raden, ia pun membalas pesan dari istri nya itu.

Zaujati🥴

Den lo ga mati kan?

Lo di mana bego, kaya setan aja cepet banget ngilang nya

Jangan bikin gue khawatir gini

Woy mesum

Bales chat gue meskipun lo udah di alam barzah

                                           Sembarangan lo
 
                               Ba'da zuhur ke markas

                                                     Gue nyusul

Suami lo yg gnteng ini baik² aja kok🤭🤍


Raden tersenyum, ada perasaan bahagia saat tau jika Kinan ternyata mengkhawatirkan nya. Raden langsung mematikan handphone nya dan mulai memejamkan mata nya, sembari ia menghayalkan wanita yang kini sudah halal menjadi pendamping hidup nya.

***

Allahu akbar Allahu akbar....

Lantunan suara adzan zuhur sudah berkumandang, Raden yang tengah tertidur nyenyak itu pun langsung terbangun. Betapa terkejutnya saat ia terbangun, ternyata sahabat nya itu sudah ada di sana dan anehnya ia seperti sedang mengawasi Raden sedari tadi. Laki-laki tampan itu mengernyit heran, "Lo ngapain?" tanya Raden.

"Tadinya mau bangunin lo solat tapi lo udah bangun duluan," balasnya, Raden hanya mengangguk paham lalu duduk.

"Ya udah ayo wudhu," ajak Raden, akhirnya kedua laki-laki itupun mengambil air wudhu. Raden sudah selesai namun sepertinya Reza sudah lupa urutan wudhu, ia hanya memandangi air keran yang menyala itu sembari menggaruk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal.

"Kumur, hidung, wajah, lengan sampe siku, sebagian kepala, telinga, kedua kaki," ucap Raden membuat laki-laki itu menoleh, ia hanya tersenyum malu saat Raden tiba-tiba memberitahu nya.

Dengan cepat Reza berwudhu, saat ia lupa pun Raden langsung memberitahu nya. Selesai wudhu, Raden menepuk bahu sebelah kanan Reza pelan. "Solat yang rajin Za, hidup lo bukan cuma di dunia tapi di akhirat juga. Kita ga akan tau sampai kapan kita bisa hidup," ucap Raden.

Raden pun berjalan mendahului Reza yang masih berusaha mencerna perkataan sahabat nya itu tadi, Raden menggelar 2 sajadah yang ada di sana. "Ayo Za," ajak Raden, laki-laki itu langsung tersadar dari lamunan nya dan berjalan menghampiri sahabat nya itu di sana.

"Gue yang imamin atau lo?" tanya Raden, ia menatap wajah Reza menunggu jawaban dari laki-laki itu namun yang di tatap malah ikut menatap dan akhirnya hanya ada keheningan di antara keduanya.

"Za lo kenapa sih?" tanya Raden, ia merasa sikap Reza dari awal mereka bertemu sampai saat ini sangat aneh.

"Ah ngga, lo aja,"

Raden hanya mengangguk, sungguh sekarang ia kepikiran dengan sikap aneh Reza. Apa laki-laki itu ada masalah dan ingin menceritakan nya pada Raden namun ia tidak bisa melakukan nya? Pikir Raden.

"Iqomat bisa?" tanya Raden, laki-laki tampan itu mengangguk.

Reza pun langsung menuruti permintaan Raden tadi, ia pun melantunkan iqomat. Setelah itu mereka melaksanakan solat zuhur berdua, lantunan surat-surat pendek dari Raden benar-benar sangat menyejukkan hati di tambah suara nya yang memang enak di dengarkan. Seakan kesempurnaan menempel di dalam diri Raden, tampan bisa, cantik bisa, suara adem, ramah, pintar, entahlah siapa yang tidak akan tergoda dengan pesona nya.

Alkazhai dan senja nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang