Masih dalam posisi yang sama, Kinan mengangguk karena ia sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Ucapan romantis dari suami nya itu sangat menyentuh hati nya, seperti ia merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia. Raden tersenyum dan mengusap air mata Kinan yang masih mengalir itu,
"Gue ngga suka liat istri gue nangis, Janji ya ini air mata terakhir lo yang gue liat," ucap Raden.
"Ehemm!" dehem seseorang membuat kedua sejoli itu refleks mendongak, Raden mendapati teman-teman nya yang sedang menatap nya di sana. Kinan langsung berdiri dan merapikan pakaian nya,
"Ini ngga seperti yang kalian liat kok," ucap Kinan membuat mereka tersenyum meledek.
"Lah emang kenapa? Kalian kan udah halal ya ngga papa lah," ledek Yanuar, ia langsung mendapat tatapan tajam dari sang empu.
"Lanjutin aja sok, kita jadi penonton," ucap salah satu dari mereka membuat pipi Kinan memerah, hal itu membuat anggota savero semakin senang meledek nya.
Raden berdiri dan menatap teman-teman nya itu datar, "Udah?" tanya nya,
"Udah kok ketua, kita kan anak rajin," balas Arsen sembari tersenyum tipis, Kinan mengernyit heran sebenarnya apa yang sedang mereka bahas?
"Nanti setoran sama gue ba'da asar," ucap Raden tegas.
"Siap ketua!" balas mereka serempak, Raden tersenyum tipis. Sesaat setelah nya Raden langsung menggendong tubuh istri nya itu ala bryde style membuat gadis cantik itu refleks mengalungkan tangan nya di leher Raden.
"Wah bu ketua mau di unboxing nih," ucap Faro berusaha menakut-nakuti Kinan, namun gadis itu masih menyembunyikan wajah nya di dada bidang Raden.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Raden akhirnya membawa Kinan masuk ke dalam kamar pribadi nya membuat puluhan anggota Savero itu hanya tersenyum-senyum membayangkan betapa romantis nya kedua pasutri muda itu.
"Daripada ngayalin yang ngga-ngga mending hafalan, tapi kalo kalian mau di timpuk sama Raden ya terserah," ucap Arsen membuat mereka terdiam, mendengar ucapan Arsen membuat mereka langsung bergidik merinding dan mengambil air wudhu untuk menghafal Al-qur'an.
Arsen tersenyum, "Lo berhasil ngedidik mereka Den, lo juga berhasil ngedidik gue dan jadi sahabat baik gue," gumam Arsen, ia bangga dan teramat bersyukur bisa bergabung dengan Savero. Ia tidak menyesal kabur dari pesantren karena mengikuti Raden, pada akhirnya ia pun merasakan kembali kehidupan pesantren meskipun bukan benar-benar sebuah pesantren.
Di sisi lain, Raden menidurkan tubuh sang istri di atas ranjang empuk itu lalu mengunci pintu kamar. Tentu saja hal itu membuat Kinan panas dingin, apa ia benar-benar akan di unboxing oleh sang suami?
Raden membalikkan tubuh nya, dalam hati ia tersenyum gemas melihat raut wajah Kinan yang ketakutan dan panik. Dengan langkah pelan ia berjalan mendekati istri cantik nya itu, saat wajah kedua nya sudah sangat dekat Kinan refleks menutup mata nya membuat Raden tersenyum geli namun ia berusaha menahan nya.
"Sebelum ibadah baik nya berwudhu dulu, kata rasulullah."
Kinan membuka mata nya, pipi nya memerah saat menatap manik mata coklat milik suami nya yang sangat indah itu. "Ayo," ajak Raden,
Tak bisa menolak, gadis itu hanya menurut saat Raden menarik nya masuk ke dalam kamar mandi. Raden mengkode Kinan untuk berwudhu, di saat sang istri tengah mengambil air wudhu Raden hanya bisa memperhatikan nya sembari sesekali tersenyum saat netra nya tak sengaja melihat wajah Kinan dari samping.
Usai berwudhu, Kinan gantian menunggu suami nya yang tengah berwudhu. Ia tak berkedip saat menatap Raden yang tengah berwudhu, rambut nya yang acak-acakan dan basah membuat aura nya semakin terpancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkazhai dan senja nya
Teen FictionMuhammad Raden Alkhazai, seorang Gus tampan yang memilih jalan hidupnya sendiri menjadi ketua gang motor. Menentang ayah nya yang statusnya ialah seorang kyai, meskipun begitu sekalipun Raden tak pernah berlaku kasar pada sang ayah karena agama yang...