Ketiga manusia itu duduk di kursi ruang tamu, sementara Ila pergi ke kamar untuk mengambil pulpen dan Raden pergi ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan kedua sejoli itu hanya terdiam dan terlarut dalam pikiran nya masing-masing. Namun tanpa di sadari sesekali Kinan melirik laki-laki yang tengah melamun itu, karena rasa penasaran nya yang semakin menjadi-jadi Kinan memajukkan tubuhnya dan menatap wajah Reza dari dekat.
"Lo masih inget kejadian beberapa tahun lalu Za?" tanya Kinan membuat laki-laki itu langsung terbelalak kaget.
"Sorry maksud lo apa? Gue sama sekali ngga kenal lo," elak Reza, sebisa mungkin ia bersikap tenang agar Kinan tidak memojokkan nya atau apapun itu.
"Bullshit, apa perlu gue kasih tau sama dunia hal keji apa yang pernah Lo lakuin?" tegas Kinan, gadis itu benar-benar di buat muak oleh perlakuan Reza yang seolah tidak mengerti apa maksud nya.
"Ngancem gue lo?!" tekan Reza sembari mencengkram dagu Kinan kasar, tentu saja hal itu membuatnya meringis kesakitan namun Kinan tak menggubrisnya dan balik menatap Reza dengan tatapan smirk nya.
"Takut di penjara lo?" kekeh Kinan, ia benar-benar tak habis pikir dengan laki-laki di depan nya ini. Berani melakukan namun tidak berani bertanggung jawab, ck dasar laki-laki bajingan. Umpat Kinan dalam hati.
"Lo--"
Belum sempat menyesaikan ucapan nya Raden sudah datang dan membuat Reza langsung melepaskan tangan nya dari dagu Kinan kasar, gadis itu pun segera duduk ke tempat nya kembali. Raden sebenarnya sudah melihatnya namun ia tidak akan merusak momen kebersamaan ini dengan pertanyaan-pertanyaan yang terus memutar di kepala nya, ia akan menanyakan nya pada Kinan nanti.
"Silahkan di makan, sorry banget nih di rumah gue lagi ngga ada persediaan makanan. Cuman ini doang," ucap Raden tak enak, ia meletakkan sepiring kurma dan 2 jus alpukat di atas meja.
"Santai aja Den, gue bukan tamu penting yang harus di hormatin," kekeh Reza.
"Syukurlah kalo lo merasa nyaman, oh iya Nan. Ini gue bikin jus alpukat buat lo juga," ucap Raden sembari memberikan segelas jus alpukat itu kepada sang istri.
"Buat lo mana?" tanya Kinan heran, kenapa ia hanya membuat 2 gelas padahal di sana mereka bertiga. Raden hanya menggeleng dan tersenyum, padahal hanya kode seperti itu namun Kinan sudah sangat paham dengan apa yang di maksud suaminya ini.
"Ahh gue tau, lo pasti mau modus kan minum satu gelas sama gue? Trik murahan tau ngga?" kekeh Kinan, namun laki-laki itu hanya tercengir-cengir dengan wajah tak berdosa nya.
Kinan pun meminum jus alpukat itu hingga hampir habis membuat Raden kesal, "Jangan di habisin dong Nan, kan gue juga pengin," ucapnya sembari menatap Kinan kesal.
Kinan tertawa pelan lalu menyisakan sedikit sekali jus untuk Raden, "Nih minum, bawel banget," kekeh Kinan.
Dengan cepat Raden mengambil jus itu dari tangan Kinan, ia menatap jus alpukat itu sembari mengerucutkan bibirnya beberapa centi membuat Reza tertegun sebentar. Reza menggigit bibir bawah nya agar tidak tersenyum, jujur ia gemas melihat wajah imut sahabat nya itu.
"Kenapa? Ngga mau?" tanya Kinan yang di balas tatapan tajam oleh sang suami, laki-laki itu segera meminum jus alpukat yang tersisa sedikit itu dan setelah meneguknya tiba-tiba...
Uhuk! Uhuk!
"Woek, asin," eluhnya membuat Kinan tersenyum.
"Maka nya kalo mau bikin jus itu di liat dulu yang di masukin gula atau garam," sindir Kinan.
"Kenapa lo minum sampe habis kalo tau ini asin?" tanya Raden heran, apa istri nya ini seorang duyung yang tinggal di lautan sampai-sampai ia tidak bereaksi apapun ketika meminum jus yang sangat asin ini? Batin nya bertanya-tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkazhai dan senja nya
Teen FictionMuhammad Raden Alkhazai, seorang Gus tampan yang memilih jalan hidupnya sendiri menjadi ketua gang motor. Menentang ayah nya yang statusnya ialah seorang kyai, meskipun begitu sekalipun Raden tak pernah berlaku kasar pada sang ayah karena agama yang...