***
Malam harinya, terlihat seorang laki-laki tampan yang tengah bergulat dengan peralatan dapur. Ya siapa lagi jika bukan sang Gus kita, Raden alkazhai. Rencana nya dia ingin memasakkan sesuatu yang spesial untuk sang istri, sekali-kali ya kan?
Sudah 2 jam lama nya ia berada di dapur akhirnya masakan yang ia buat pun jadi, Raden benar-benar puas dengan rasa, tampilan serta bau nya yang menggoda tak lupa menghiasi nya dengan nama Kinan serta nama nya lalu hiasan-hiasan lainnya yang sangat indah.
Dengan langkah riang, laki-laki itu pun berjalan menaiki tanggan sembari membawa sepiring telur balado dan nasi yang ia masak khusus untuk sang istri tercinta. Namun saat sudah setengah anak tangga ia lewati tiba-tiba seseorang dari atas menabrak nya dan membuat ia terlempar ke bawah.
Gubrak!
Suara itu terdengar sangat nyaring hingga membuat Ivan yang tengah tertidur pun ikut terbangun, Raden tersungkur jatuh di lantai bawah tangga bersama dengan seorang gadis cantik yang juga ikut tersungkur di sebelah Raden. Laki-laki itu mengaduh kesakitan saat merasa punggung nya patah, samar-samar ia melihat sebuah tangan terulur untuk membantu nya.
Raden hanya menatap nya sekilas lalu tatapan nya langsung menelurusi setiap sudut ruangan untuk melihat masakan yang tadi dia bawa, bagai di sambar petir di siang bolong hati Raden terasa ngilu saat melihat piring yang berisi makanan buatan nya tadi pecah dan mutah kemana-mana.
"Ya allah," gumam Raden kecewa, ia merangkak menghampiri bekas makanan nya tadi.
"Den, kak, ada apa?" tanya Ivan yang tadi terbangun karena suara benturan yang keras itu, ia buru-buru turun takut terjadi sesuatu yang serius.
Liza tak merespon pertanyaan sang adik sedikitpun, ia masih fokus menatap Raden yang sedari tadi memunguti makanan dan bekas pecahan piring itu. Kini Ivan pun ikut menatap ke arah laki-laki itu, dengan sigap Ivan menghampiri dan membantu Raden membersihkan pecahan piring tadi.
"Ngga usah Van, saya bisa sendiri," ucap Raden membuat Ivan langsung berhenti,
"Saya?" tanya Ivan heran, sejak kapan Raden memakai bahasa baku? Padahal tadi pagi ia masih seperti biasa nya namun kenapa tiba-tiba saja berubah?
"Kenapa?" tanya nya, setelah mengumpulkan sisa sisa makanan tadi Raden pun kini mencoba untuk berdiri meskipun punggung nya terasa sangat sakit.
Seakan peka dengan keadaan Ivan langsung membantu Raden untuk berdiri,
"Makasih Van,"
"Hmm iya, mau gue anterin?" tawar Ivan, ia pikir Raden tidak akan bisa berjalan sendiri dengan kondisi seperti ini.
"Ngga usah Van," tolak Raden lagi, ia tidak ingin merepotkan siapapun.
Baru saja beberapa meter ia melangkah tiba-tiba suara seseorang membuat nya terpaksa harus berhenti.
"Maaf gue ngga sengaja," ucap Liza yang kini merasa bersalah telah melukai laki-laki itu.
"Ngga papa saya tau kok," balas nya tanpa menatap Liza sedikitpun.
Deg!
Mendengar Raden menggunakan bahasa yang formal membuat jantung Liza berdebar-debar, memori nya terputar kembali ke waktu dimana Raden masih polos dulu. Saat dimana ia begitu kagum karena kealiman serta keramahan laki-laki itu, saat ia jatuh cinta meski baru pertama kali bertemu dengan sosok laki-laki tampan itu.
Setelah punggung Raden sudah tak terlihat lagi Liza tersenyum tipis dan hendak pergi namun dengan cepat Ivan mencekal tangan kakak perempuan nya itu.
"Kak, Lo apain Raden?" tanya Ivan penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkazhai dan senja nya
Teen FictionMuhammad Raden Alkhazai, seorang Gus tampan yang memilih jalan hidupnya sendiri menjadi ketua gang motor. Menentang ayah nya yang statusnya ialah seorang kyai, meskipun begitu sekalipun Raden tak pernah berlaku kasar pada sang ayah karena agama yang...