Kriingg!
Bel pertanda jam istirahat telah berbunyi. Semua murid segera berhamburan keluar kelas. Jika tujuan mereka saat istirahat adalah jajan di kantin sekolah, maka beda hal nya dengan Stella. Bisa kalian tebak kemana Stella biasanya akan pergi? Yup, dia akan ke perpustakaan, tempat favoritnya untuk membaca dan membaca.
Stella membereskan sejenak buku-buku nya yang berserakan diatas meja sambil memasukkan kembali alat tulisnya kedalam tas. Setelah itu, barulah Ia beranjak berdiri dari kursinya.
Tapi belum sempat melangkah keluar, tiba-tiba Eros menghampiri nya di mejanya.
"Stella, jajan bareng yuk" Ajak Eros.
Stella menggeleng, "ngga deh, mau ke perpus"
"Gapapa, sekali-kali dong ke kantin, emang kamu gak laper?"
"Ngga, makasih"
"Ah ayolah Stella, hari ini ajaa" Eros menggoyang-goyangkan lengan Stella.
"Aku pengen ke perpus"
"Nanti di jam istirahat kedua kan bisa Stel"
Stella kembali menggeleng tegas, "gabisa, maaf"
Alih-alih membiarkan Stella pergi, Eros malah mencekal erat lengan Stella.
"Lepas!"
"Stella, kenapa sih kamu selalu menghindar dari aku? Aku salah apa?"
"Lepasin gak?!"
Untungnya saat ini di kelas sedang tidak ada siapa-siapa, jadi mereka tidak terlalu terganggu dengan tatapan sinis dan suara bisik-bisik dari mereka.
"Kalau Stella gamau ya gausah dipaksa" Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba Adrian yang tadinya keluar kelas entah kemana, sekarang sudah berdiri di ambang pintu sambil memegang lollipop di tangannya.
Eros melepaskan tangannya dari lengan Stella, "lo siapa? kok ngatur-ngatur gue bro?"
Adrian tertawa meremehkan, "gue? gue calon pacarnya Stella, kenapa?"
Eros yang mendengarnya pun langsung melotot, "enak aja lo bilang kayak gitu, gue udah kenal Stella dari kecil! jadi gue yang berhak dapetin dia"
"Emangnya dia mau sama lo?"
"Ga usah kepedean bro, Stella itu paling gak bisa asal masukin orang baru ke kehidupannya"
"Sayangnya gue bukan orang asal-asalan, jadi pasti bisa dong Stella izinin gue masuk ke lingkar hidupnya"
"Mana bisa, gue aja yang udah temenan sama dia dari lama aja susah dapetinnya, apalagi pecundang kayak lo"
"LO-"
"STOOPP!!" Teriak Stella frustasi.
"Kalau mau berantem jangan disini, aku mau ke perpus, minggir!" Ketus Stella sambil berjalan maju melewati Eros dan Adrian.
"Stella!" Panggil Eros dan Adrian bersamaan.
Eros berlari menuju pintu kelas sambil mendorong bahu Adrian, "gara-gara lo Stella jadi ngambek kan!"
Adrian mengangkat bahu acuh, "itu artinya dia ilfeel sama lo!"
"Ya tapi semuanya gak bakal jadi kayak gini kalau lo gak ikut campur, bangs*t!"
"Eh asal lo tau ya, gue itu yang nolong Stella waktu dia disiksa sama majikannya, gue berperan penting di kehidupannya, jadi gue berhak dong buat buat ikut campur"
"Lah terus apa kabar gue yang bawa dia ke rumah sakit waktu dia di-bully pas SMP?"
Sementara Stella yang samar-samar masih bisa mendengar suara keduanya pun hanya bisa mendengus kesal, "dasar cowok-cowok gila!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEKAPAN HUJAN | END
Teen FictionJudul awal: BUKAN LEMAH HANYA LELAH "Dia, hujan. Yang selalu mengerti isi getaran kalbu. Membelenggu atma disaat lara menguasai rongga dada. Menyimpan kenangan dalam untaian nadanya yang tak beraturan." **** Kisah ini tentang Stella Maribelle, seora...