BUGH!!!
"BANGS*T!" Teriak Adrian dengan kencang sambil kembali melemparkan pukulan mautnya kepada Eros.
"Anj*ng! Lo ngapain mukul-mukul gue?!" Eros balas berteriak.
Anak-anak di sekolah itu langsung berhamburan keluar untuk menonton Adrian dan Eros yang sedang bertengkar di tengah lapangan basket. Padahal saat ini adalah waktu kelas mereka untuk pelajaran olahraga, tapi entah kenapa Adrian malah marah-marah dan langsung memukul Eros dengan membabi buta tanpa alasan yang jelas.
"Hentikan, Eros! Adrian!" Pak Yoga, guru olahraga mereka berusaha memisahkan keduanya dibantu beberapa murid kelas mereka.
"Adrian, stop! What happened with you? Semuanya bisa dibicarain baik-baik tanpa berantem gak jelas kayak gini!" Chika menarik paksa tubuh Adrian yang dipenuhi dengan amarah untuk menjauh dari Eros.
"DIAM, CHIKA!" Bentak Adrian kasar. Chika yang mendengarnya pun hanya bisa meneguk saliva-nya melihat Adrian yang seperti orang kesetanan.
Adrian menuding Eros dengan tajam, "lo! lo harus tanggung jawab! kalau sampai Stella kenapa-napa, bisa gue pastiin nyawa lo gak bakal selamat! CAMKAN ITU!"
Air muka Eros langsung berubah, "S-stella? ada apa dengan dia? gausah bawa-bawa nama Stella!
Adrian menghempaskan kasar tangan Chika yang sedari tadi mencengkeramnya dengan sangat erat, "cih, dasar bego! katanya cinta mati tapi tentang kabarnya aja gatau"
Eros maju mendekat kearah Adrian sambil mendorong sebelah bahunya, "maksud lo apaan bro? HAH?! lo gausah ngaco ya"
"Eh, hentikan! Cukup!" Pak Yoga berteriak cemas melihat keduanya yang terlihat semakin panas.
Adrian tertawa sumbang, "hahahah gobl*k nya dibawa sampe ke sini ga tuh? hahahah, dasar Eros"
"Asal lo tau ya, Stella menghilang dari 2 hari yang lalu! Hp nya gak aktif sama sekali, dan kata pelayan-pelayan lain yang ada di rumah itu, dia belum pulang ke rumah majikannya sejak pertemuan terakhir nya dengan lo di trotoar jalan raya itu"
Deg!
Hilang sudah wajah Eros yang tadinya dipenuhi dengan amarah. Wajahnya langsung berubah menjadi pucat dan khawatir. Tangannya yang sedari tadi sudah terangkat tinggi-tinggi untuk memukul Adrian, seketika langsung terjatuh lemas begitu saja.
"Lo mungkin ngira gue gak tau apa-apa tentang Stella, iya kan? Padahal gue selalu merhatiin Stella 24 jam, Er! Pas tau HP-nya gak bisa di telfon, gue langsung cari tau dan nanya ke para pelayan yang ada di rumah itu, gue juga ngelihat rekaman CCTV di seluruh wilayah Jakarta Selatan termasuk di trotoar jalan dekat sekolah kita, dan ternyata.. terakhir kali dia sama lo!"
"Gue.. gue gak tau-"
"Lo tinggalin dia disana sendirian dengan keadaan kacau Er, S-E-N-D-I-R-I-A-N! Tega lo, Er! Gara-gara lo ninggalin dia, dia jadi diculik sama mobil misterius yang entah mau bawa dia kemana" Lanjut Adrian dengan mata memerah karena menahan amarah dan tangisan sekaligus.
"Gue gak bermaksud ninggalin Stella gitu aja, tapi-"
"Apa sih mau lo? Lo mau buat Stella semakin menderita? Iya?" Sinis Adrian.
Eros menggeleng, "justru gue mau buat Stella bahagia selamanya dengan selalu berada di dekat gue"
"Aduh, halu lo ketinggian bro! Lo gak bakal bisa dapetin Stella, apalagi setelah kejadian kemarin" Adrian tertawa remeh.
"Bisa! Stella akan dan harus jadi milik gue, bukan orang lain apalagi bajing*an kayak lo!"
"BACOT LO, DASAR BRENGS*K!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEKAPAN HUJAN | END
Teen FictionJudul awal: BUKAN LEMAH HANYA LELAH "Dia, hujan. Yang selalu mengerti isi getaran kalbu. Membelenggu atma disaat lara menguasai rongga dada. Menyimpan kenangan dalam untaian nadanya yang tak beraturan." **** Kisah ini tentang Stella Maribelle, seora...