"Buk saya beli sup nya dong, satu yah" Ucap Adrian sambil merogoh uang dari sakunya.
Ibu-ibu itu mengangguk, "iya mas sebentar"
Adrian menunggu ibu itu untuk menyiapkan sup sambil melihat-lihat sekitar kantin. Tidak ada terlalu banyak orang di kantin rumah sakit ini, mungkin karena saat ini masih pagi. Rata-rata orang yang makan di sana adalah para perawat atau orang-orang yang akan menjenguk. Itupun jumlahnya bisa dihitung dengan jari.
"Masih sepi ya Bu" Adrian memulai basa-basi.
"Iya mas, maklumlah rumah sakit tua" Jawab Ibu itu dengan posisi membelakangi Adrian.
Adrian mengernyitkan dahinya, "maksudnya Bu?"
"Ya gitu deh, kan rumah sakit ini sudah lama berdiri, dari jaman Belanda sudah ada, cuma di renovasi aja sesuai perkembangan zaman"
"Oooh gitu ya Bu"
"Apa hubungannya sepi sama rumah sakit tua?" Adrian menggaruk-garuk tengkuknya.
"Disini sering ada kejadian janggal mas, makanya banyak orang-orang yang takut buat kesini, entah itu ada suara tangisan bayi pas malam-malam dari parkiran, ada suster melayang, atau yang lebih mengerikan pas dapat telfon dari kamar mayat" Lanjut ibu-ibu itu sembari memasukkan sup pesanan Adrian kedalam sebuah wadah.
Adrian menelan saliva-nya gusar, "e-eh kok saya gatau soal itu ya Bu?"
Ibu itu tertawa ganjil sambil menyerahkan sup itu, "hahahaha ya kan mas nya pendatang baru"
Adrian hanya nyengir kuda mendengar jawaban ibu-ibu di depannya yang terdengar sedikit cringe.
"Duh perasaan gue gak enak lagi"
"Iya Bu kalau gitu saya permisi dulu, ini uangnya, kembaliannya buat ibu aja" Adrian memberikan selembar uang 100 ribu dan langsung meninggalkan area kantin dengan langkah tergesa-gesa.
Ibu-ibu itu hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Adrian, "aduh, mau aja mas nya dibohongi hahahahah"
Adrian terus berjalan dengan langkah kaki lebar tanpa sedikitpun menoleh ke belakang. Ia menarik nafas lega ketika sudah berhasil keluar dari area kantin yang sangat mencekam itu. Karena kamar Stella tidak terlalu jauh dari kantin, maka tak butuh waktu lama Adrian pun sampai di kamar itu.
Krieekk...
"Hai sa-"
Ucapan Adrian mendadak berhenti ketika dirinya melihat kamar Stella dalam keadaan kosong! Ya, kosong! Mengetahui hal itu, Adrian langsung menaruh sup di atas nakas dan mengelilingi seisi kamar dengan jantung yang berdegup kencang.
"Stel!
"Stella! Gue udah bawain sup nya nih"
"Lo dimana sih? Stella?!"
"Stella, lo jangan ngerjain gue deh, ini gak lucu Stel!"
"Gue gak lagi pengen main-main ya Stel"
"STELLAA!!"
Adrian berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Ia menyandarkan punggungnya pada dinding di sebelah kamar mandi. Seisi ruangan itu sudah Adrian telusuri, mulai dari kamar mandi, ruang tengah, dan balkon, namun hasilnya positif Stella tidak ada di kamar itu.
Tanpa pikir panjang, Adrian langsung keluar kamar dan mulai mencari Stella di area rumah sakit. Tak lupa dirinya juga menghubungi pihak rumah sakit untuk mengumumkan di speaker bahwa ada pasien dengan ciri-ciri yang sudah disebutkan Adrian, bernama Stella Maribelle telah hilang saat berada di dalam kamar dengan kondisi sendirian!
KAMU SEDANG MEMBACA
DEKAPAN HUJAN | END
Teen FictionJudul awal: BUKAN LEMAH HANYA LELAH "Dia, hujan. Yang selalu mengerti isi getaran kalbu. Membelenggu atma disaat lara menguasai rongga dada. Menyimpan kenangan dalam untaian nadanya yang tak beraturan." **** Kisah ini tentang Stella Maribelle, seora...