Eps. 28

147 20 60
                                    

BRAAKK!!

Pintu ruangan ICU ditendang keras oleh Eros, meninggalkan bunyi terlanting yang cukup keras. Dia sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, Eros begitu yakin jika suster tadi adalah Lily.

"SIAPA KAMU?!" Tanya Eros dengan menggebu-gebu.

"Biar gue tebak, lo pasti Lily kan?" Adrian memicingkan matanya, melihat dari atas sampai bawah tubuh suster yang membelakangi mereka itu.

"Gausah ganggu Stella! Mau kamu apa sih? Cemburu mu tuh gak ngotak!" Timpal  Chika.

Masih tidak ada jawaban. Wanita itu melakukan aktifitasnya selayaknya suster seperti biasa. Ia sedang mengecek isi infus Stella yang memang 'kelihatannya' sudah mau habis.

"Pergi dari sini atau kamu akan saya laporkan ke polisi" Ucap Agas dengan nada serius.

Alina menggigit bibirnya. Orang di depannya ini benar-benar memiliki aura yang tidak enak, padahal dia belum mengatakan apapun. Alina menggenggam tangan Agas erat-erat.

Perempuan dengan baju suster itu meletakkan sebuah suntikan di atas nakas. Ia melepas kunciran rambut berwarna coklat tua itu, membiarkannya tergerai panjang. Dengan sekali gerakan kaki memutar, wanita itu sudah berhadap-hadapan dengan mereka.

Dan semua yang berada di ruangan itu seketika terkejut.

Amat sangat terkejut.

Karena wanita di hadapan mereka ini bukan Lily, bukan juga Anna.

"Hai, sepertinya kita belum pernah ketemu ya?" Nada suara perempuan itu santai, tapi terdengar mengintimidasi.

Adrian berdeham, "saya tidak peduli kamu siapa, apa tujuan mu menyakiti Stella?"

"Kamu benar-benar tidak peduli siapa saya?"

"Saya Rachila, kembaran Rebecca alias mama Stella" Lanjutnya.

DEGH!

Adrian dan Eros langsung bertatap-tatapan. Wajahnya penuh kebingungan dan kepanikan. Sementara Chika menutup mulutnya sendiri, tidak menyangka jika ternyata dalang dari semua ini adalah kembaran mama Stella sendiri.

Dunia memang selalu penuh misteri.

"Itu ponakan kamu bukan? Bukankah dia yang seharusnya kamu jaga dan lindungi?" Agas menatap tajam Rachila, berusaha menutupi dirinya yang sebenarnya juga gemetar.

Balas menatap tajam Agas, "jaga? lindungi? hei, lelucon macam apa ini? DIA YANG BUAT SAYA GILA! DIA BUAT SAYA MENDERITA BELASAN TAHUN DI DALAM RUMAH SAKIT JIWA ITU!!"

Semuanya hanya bisa melongo dan mengerutkan kening masing-masing, berusaha mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Rachila. Masih tidak paham apa hubungannya dia bisa gila karena Stella.

Rachila berdecih, "kalian pasti bingung kan dengan semua kejadian ini? baiklah karena saya sedang baik hati, saya akan coba jelaskan, setidaknya agar kalian semua tidak mati penasaran"

Adrian sudah maju ingin menonjok muka perempuan iblis di depannya, yang sudah berani mengancam keselamatan orang-orang yang Ia sayangi. Namun gerakannya dicegah oleh Agas, matanya mengisyaratkan 'ada baiknya kita dengar penjelasannya dulu, jangan gegabah'

"Saya dan Rebecca adalah saudara kembar, kami memang mirip tapi perlakuan yang kami terima sangat berbeda. Mama dan papa saya selalu memanjakan dan meratukan Rebecca, apapun yang anak itu mau pasti langsung dituruti oleh orang tua saya. Wajar saja, karena Rebecca adalah anak yang cerdas dan selalu membanggakan keluarga, sedangkan saya hanyalah anak bodoh dan cupu yang tidak berguna"

Semuanya terdiam mendengar penjelasan awal Rachila, matanya terlihat sedikit berkaca-kaca saat menceritakan hal itu.

"Awalnya saya tidak peduli, saya tidak iri, persetan dengan semua itu. Tetapi semuanya langsung berubah ketika Bryan melamar Rebecca di depan mata saya. Bryan, pria yang amat sangat saya cintai itu melamar saudara kembar saya sendiri. Saat itu, rasanya dunia saya menjadi hancur, semua nya seperti berpihak kepada Rebecca. Saya menjadi sangat membenci Rebecca, dan karena itulah saya tidak datang ke pernikahannya"

DEKAPAN HUJAN | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang