• Sedihh rasanya vote nya sangat sedikit dari jumlah pembaca.
• Itu sangat berarti buat author biar lebih semangat lagii nglanjutin cerita ini.
• Gratis ko ga bayar tiggal klik 🌟 jgn lupa yaa guyss..
.
.
.
.
Happy reading~
~~~~~~
Terlihat dua orang yang masih dengan posisi berpelukan, diruangan dengan dominasi warna abu-abu.
Tidak ada yang mau memulai pembicaraan lebih dulu.
'posisi seperti ini sangat tidak aman buat jantung' batinnya. Dengan muka memerahnya kini Luis mencoba untuk menghilangkan kegugupan memandang arah yang lain.
'nyaman' kini Revan kembali mengeratkan pelukannya.
Hmm seperti anak kucing yang takut ditinggal hahaa.
Dia hampir lupa jika nanti sore akan menemui si ulet bulu itu, "m-mas, nanti sore aku mau pergi ketemu teman".
Revan yang mendengarnya pun kini mendongak kan kepalanya menatap sang istri.
"Dimana" dgn alis yg terangkat satu.
"Di cafe **** gak lama kok ,boleh yaa?"
Revan pun hanya mengangguk dan kembali menenggelamkan wajahnya ke perut Luci.
"Mas udh dong lepas aku capek berdiri terus" dengan upaya melepaskan tangan yang melingkar di pinggangnya ini sangat sulit.
"Gak" datarnya.
Luis pun mendengus kesal melihat kelakuan suaminya ini 'dasar'.
Terdengar bunyi dering telfon yang mengalihkan atensi mereka mencari sumber bunyinya.
Luis yang melihat Revan mengambil benda pipih itu disaku pun menghela nafas lega.
Revan pun mengangkatnya.
".........."
"Hmmm"
".........."
"Hmmm"
Belum sempat terdengar jawaban disebrang sana, Revan sudah mematikannya dan berdiri menatap sang istri.
"Aku pergi dulu, ada urusan!" Datarnya mengecup singkat kening istrinya beserta usapan lembut pada kepalanya.
Lalu ia beranjak pergi keluar dengan kekehan kecil melihat ekspresi menggemaskan istrinya.
Sedangkan Luis yang diperlakukan seperti itu pun masih mencerna kejadian barusan.
Seketika kesadarannya pun kini sudah kembali dengan wajah yang sudah merah padam ketika mengingatnya kembali.
"Aaaaa gilaaa, mas tampan ku sangat manis"
"Huaaaa, bang**t gue baperrr "
"Huhhh haahh ayokkk Luis tarik nafas buang,tarik nafas buang "
Kini Luis langsung melompat ke arah kasur dan menenggelamkan wajahnya di bantal dengan kaki yg masih dihentak-hentakan.
Kini posisi sudah terganti dengan badan yang memeluk guling tak lupa bergerak kesana kemari hingga tak sengaja ia terjatuh dari atas kasur dengan tidak elit nya.
Brakk "Aduhhhh pantat gueee"
"Ini siapa juga yang naruh lantai disini" ia pun berdiri tak lupa mengusap pantatnya dengan pelan.
~~~~~~~
Sedangkan di lain tempat kini beberapa orang sedang saling menatap dan menyalahkan satu sama lain dengan suasana yang menegangkan.
"Lo yg bertanggung jawab tentang masalah ini " ucap salah satu pria yang berumur dikisar 28 tahun.
Sedangkan yang ditunjuk pun tidak terima dengan pernyataan itu "Bukan gue, yang menjalani misi itu si anak curut" ucap pria yang dikisarkan berumur 27 tahun.
"Ga usah salahin si anak curut, ini misi punya kalian berdua tp kalian malah melimpahkan ke dia" ucap orang satunya yang menengahi perdebatan itu dengan menunjuk orang dengan sebutan 'anak curut' itu.
Kini suasana kembali semakin tegang dengan wajah yang menampilkan ekspresi ketakutan.
"Lo yg telfon boss" Ucap pria 28 tahun itu dengan wajah ketakutan.
"Lo aja gue ga mau" jawab satunya dengan wajah yang gelisah.
"Mending kalian suit aja, yang kalah harus telfon" saran dari orang yang dipanggil 'anak curut'.
"Diem Lo" sentak mereka berdua menatap tajam si anak curut itu.
Sedangkan yang ditatap seperti itu pun kini menyembunyikan badannya di pria yang tadi sempat membelanya.
Pria yang lain kini pun mulai menengahi "benar ucapan dia, mending kalian berdua suit"
Mereka berdua pun kini melakukan hal yang disarankan dan ternyata yang kalah ialah pria yg berumur 28 tahun itu sedangkan satunya kini sedikit bernafas lega.
Pria dengan badan kekar itu pun semakin merasa badannya bergetar hebat.
Ia sangat takut sungguh, apalagi orang yang dipanggil boss ini sangat kejam dan tak tersentuh sedikitpun.
Dia tak segan-segan untuk menghajar orang yang menurutnya tidak berguna, bahkan orang akan lebih memilih mati daripada berada dalam permainannya.
Dengan sisa tenaga kini ia mulai menelfon si boss yang dipanggilnya itu.
Cukup lama tidak ada jawaban hingga terdengar dering telfon yang diangkat.
"H-halo b-boss"
"Hmmm"
"M-maff boss, kita berdua gagal menjalankan misi menghentikan penyelundupan itu"
"Hmmm"
"T-tapi kita...."
Tut..Tut..Tut
Panggilan sudah terputus secara sepihak. Kini matanya membola dengan sempurna, Ia sangat takut sungguh apa yang akan terjadi pada dirinya.
Ia pun membalikkan badannya dan menatap mereka yang kini menatap dirinya dengan pandangan yang berbeda-beda.
"G-gimana" tanya pria yang berumur 27 tahun itu.
" Si Boss pasti akan marah sama kita, Lo tau kan gimana dia?"
Mereka semua menggangguk menyetujui fakta itu.
Wajah ketakutan kini semakin terlihat jelas pada keduanya. Beberapa pria yang disana yang melihat pun kini ikut prihatin dengan nasib mereka berdua.
Salah satu pria kini berjalan menepuk mereka berdua "sabar yaa broo" lalu pergi beranjak dari ruangan tersebut.
Dan diikuti oleh dua orang lainnya pergi dari ruangan itu,kini tersisa mereka berdua yang masih merenungi apa yang akan terjadi pada dirinya nanti.
Beberapa menit berlalu kini mereka masih menampilkan ekspresi yang sama sedari tadi.
Hingga seruan mengalihkan atensi mereka berdua.
"Kalian berdua disuruh keruangan Mr. R" ucapnya lalu langsung beranjak pergi dari ruangan itu.
Kini badan mereka berdua seakan lemas tak bertenaga. Dengan keringat yang membasahi disekujur tubuhnya.
Dengan sisa-sisa keberanian kini kakinya mulai mencoba untuk melangkah menuju keruangan Mr. R itu.
*******
Bagaimana dengan part ini???
Jangan lupa vote dan komen
👇Klik disini

KAMU SEDANG MEMBACA
whatt?? i'm mother?
FantasyAgrita Luis fahitem, biasa dipanggil Luis gadis dengan mata tajam dan sifat random nya yang melekat pada dirinya, jangan lupakan ia adalah pencinta novel . Apa jadinya ketika jiwa Luis masuk ke tubuh seorang perempuan yg sudah memiliki suami dan ana...