Part 21

18.2K 1.2K 31
                                    


Happy reading ✨


~~~~~~~~


Dibelahan negara lain, salju terus turun menutupi rindangnya pohon bahkan jalan pun ikut terkena tumpukan salju yang terus menuruni negara tersebut.

Ditengah-tengah hutan yang sekarang sudah tertutupi banyaknya salju nampak bangunan luas yang berdiri Kokoh dengan sangat megahnya. Disetiap sudutnya dijaga ketat oleh banyaknya orang yang berpakaian hitam, Jauh dari kebisingan luar jalanan yang ramai dan juga permukiman.

Tepatnya didalam ruangan dengan interior yang didominasi berwarna gelap. Terdapat layar berukuran besar yang sedang menampilkan sosok seseorang berpakaiak kemeja hitam didalamnya.

Pria yang sudah tidak muda lagi, bahkan rambut yang sudah mulai memutih tak mengurangi kadar ketampanan pada pria tersebut.

Jika pada umum nya, umur diseusianya sudah memiliki kulit yang keriput dan badan yang sudah tak bertenaga. Tetapi berbeda dengan pria yang sekarang sedang duduk santai sembari menyesap teh hangat itu.

Usia yang sudah menginjak kepala enam ini tak mempengaruhi tubuhnya yang masih saja gagah dan berwibawa.

"Bagaimana keadaan cucu saya" tanyanya.

"Cucu anda baik-baik saja Tuan, tetapi suami dari cucu anda sering kali menutup akses kami untuk memantaunya" sosok didalam layar besar itu pun mulai menjelaskan.

"Dasar, bocah sialan!!" Tangannya kini mengepal erat hingga gelas yang dipegang pun pecah berkeping-keping.

Pyarrr

Tanpa menunggu perintah dari Tuannya, beberapa pengawal yang memang berjaga dibelakang pria itu mulai membersihkan pecahan yang berserakan dilantai

"T-tuan tangan anda berdarah" ucap pengawal satunya.

Darah yang terus mengalir dari telapak tangan akibat terkena pecahan beling itu pun hanya dianggap angin lalu, tanpa memperdulikannya darah yang terus menetes, langkahnya pun pergi meninggalkan ruangan tersebut.  "Siapkan jet pribadi untuk besok! saya akan menemui cucu kesayangan saya" perintahnya.

~~~~~~~

Luis sudah hampir setengah jam mencari alamat yang dituju dan tidak menemukannya. Apalagi semenjak dirinya berada disini Luis sama sekali tidak mendapatkan ingatan apapun dari Luci.

Apalagi kondisi jalan yang memang lumayan sepi,membuat Luis dilanda rasa kebingungan. "El, kamu inget jalan ini gak?" Tanyanya.

El pun menggeleng "engga mom"

Luis pun menepuk jidatnya pelan 'ngapain gue tanya sama El, sudah jelas tidak tau !bodoh banget gue'. Memijit pelipisnya dengan kasar, membuat El yang berada disampingnya menatap kebingungan.

"Mom, kenapa?? Mommy pusing?" Tanya El pelan.

Tangan yang kini sedang memijit pelipisnya terhenti, menghela nafas pelan menatap El dengan ekspresi wajah yang tersenyum terkesan dipaksa"Mommy gak papa sayang".

Mengalihkan pandangannya kembali menatap lamat jalan didepannya membuat matanya kini berbinar melihat ramai orang yang berada beberapa meter didepannya.

whatt?? i'm mother?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang