Part 22

17.9K 1.2K 36
                                    

Happy reading ✨

~~~~~~~


Luis memasuki ruangan yang sedikit diterangi cahaya matahari yang masuk melalui jendela. Kesan pertama saat memasuki rumah terlihat barang-barang yang masih tersusun rapi hanya saja ditutupi oleh kain-kain diatasnya, mungkin saja agar tidak terkena debu.

Terdapat beberapa foto di dinding yang menampilkan foto keluarga yang harmonis dan yang menarik perhatiannya kala sebuah foto berukuran sedikit lebih besar berada di tengah-tengah sudut dinding yang hanya ada satu foto disana.

Foto kedua orang yang yang menampilkan senyuman hangat menatap kamera dengan tangan yang saling bertaut. Pria berpakaian formal berwarna hitam nampak menawan ditubuhnya dengan perempuan disamping yang memakai dress berwarna merah darah membuatnya semakin serasi.

Luis sedikit terpana melihat foto didepannya ini. Lalu berlalu pergi setelah tersadar tujuan ia kemari.

Kakinya kini menaiki satu persatu anak tangga, terdapat dua pintu dengan warna yang coklat dan putih didepannya 'pintu nya yang mana?' batinnya.

Memandang bergantian mengamati pintu mana yang Luci maksud.
"Kayaknya warna putih" ucapnya berjalan mendekati pintu ber cat putih itu.

Tangannya kini sudah memegang knop pintu menghela nafas pelan sebelum membukanya 'ternyata tidak dikunci sykurlah'.

Ruangan gelap dengan minim pencahayaan yang masuk, membuat Luis berjalan ke arah jendela membuka sedikit tirai untuk membiarkan masuk kedalam.

Sekarang sudah terlihat dengan jelas ruangan yang berada didalamnya. Semua masih tertata rapi bahkan debu pun tidak ada didalamnya ketika Luis mencoba mengecek lewat tangannya.

Terdapat kasur king size dengan satu sofa single dekat jendela dan meja rias juga berada didalamnya.

Luis membuka satu persatu laci meja rias itu, banyak tumpukan-tumpukan kertas didalamnya "bukan ini"

Luis membuka laci satunya "bukan ini"

Hingga laci terakhir kini dibukanya mencari dengan sangat teliti " ckkk,ini juga bukan!"

Kini beralih mencari buku catatan Luci di lemari dibukanya satu-satu tak kunjung menemukan hal yang dicarinya.

Memperhatikan sekitar mengamati setiap inci yang berada didalam kamar, mengira-ngira jika ingin menyembunyikan barang yang sangat berharga kira-kira akan disimpan dimana? Pikirnya.

Hingga netranya menatap bawah dinding yang sedikit terdapat garis yang hampir saja menyatu dengan dinding disekitarnya. Luis berjalan pelan lalu berjongkok meraba-raba dinding yang menarik perhatiannya.

Hingga terdengar bunyi klakk saat tangan Luis tak sengaja menekan dinding itu. Kini dinding mulai terbuka menampilkan sebuah buku didalamnya. "H-hahh ini....." Kejutnya mengambil buku itu. Mungkin ia akan membacanya ketika sudah dirumah apa isi buku ini, pikirnya.

Luis kembali menutup dinding tempat rahasia itu lalu berlalu pergi meninggalkan kamar tersebut.

"El, mommy sudah ambil barang yang tertinggal ayoo pulang" ucapnya ketika berada di depan El yang sekarang sedang membelakanginya.

El menerima uluran tangan sang mommy lalu mengikuti langkahnya menuju mobil. Luis membatu El untuk duduk dengan memakaikan nya seatbelt "El tunggu sini bentar ya, mommy mau bicara sama pak satpam dulu".

El pun mengangguk "iya mom" .

Luis kini terlihat sedang membicarakan sesuatu dimana terlihat ekspresi yang berubah sedetik kemudian kembali seperti semula.

whatt?? i'm mother?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang