239. Kabut

5.3K 69 77
                                    

LOUISE POV

LOUISE POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kabut.

Kabut yang turun pekat sekali.

Dan dingin sekali hingga menusuk tulang.

Tentu saja, ini daerah pegunungan.

Aku tak bisa melihat terlalu jauh sekelilingku.

Aku berjalan pelan kembali menuju arah terakhir kali aku bertemu pria itu.

Pria yang menyelamatkanku dan Julia.

Ke tempat mayat sosok yang menyerangku itu dikubur olehnya.

Kabut yang masih pekat tidak menghalangi jalanku yang pelan.

Aku tahu seharusnya aku tidak berjalan kembali kesana, terlalu berbahaya.

Namun kakiku tetap melangkah.

Aku tidak bisa berhenti berjalan.

Penyerang satu lagi masih ada entah dimana, ia bisa saja sembunyi di balik pepohonan, atau dari dalam danau.

Atau tiba-tiba muncul dari balik kabut ini dan menusukku dari belakang.

Atau menarik kakiku ke dasar danau.

Aku beruntung tadi, entah apakah bisa mendapatkan keberuntunganku lagi nanti.

Namun entah kenapa rasa takut itu tidak menghalangiku.

Karena aku berjalan sambil menggenggam pisauku.

Yang selalu kubawa dan aku andalkan, dan kini seolah menjadi penentu hidup mati nasibku sendiri.

Pisau yang selalu digunakan Nathan untuk mengancam dan menyiksaku.

Ironis.

Pisau yang selalu kutakuti ini kini seolah menjadi tameng penyelamat hidupku.

Aku bergantung padanya.

Dan terbukti hari ini. Aku menyelamatkan Julia dengan pisau ini, dan juga menyelamatkan diriku sendiri.

Aku bisa menusuknya dan mungkin membunuhnya, sosok itu.

Tanpa ragu sedikit pun.

Padahal aku tidak pernah menyakiti bahkan sekedar mencubit atau memukul orang lain sebelumnya.

Namun kini tanganku sudah bersimbah darah.

Aku adalah seorang pembunuh.

Aku adalah seorang pembunuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEX and The City 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang