Happy reading ✨️
***
Mata yang tadi memancarkan ketajaman kini berubah melotot tatkala anak lelaki di depannya memanggil ‘Daddy’ kepada Adam. Pria itu bingung sekaligus terkejut akan panggilan yang anak lelaki itu sematkan padanya. Seingat Adam, ia tidak punya anak lain selain Lili. Berhubungan badan pun Adam lakukan hanya dengan Cira—istrinya, ia tidak sampai melakukan hal bejat seperti meniduri wanita lain.
Belum usai keterkejutan yang dirasakan Adam, sebuah cubitan di lengannya terasa sangat perih. Cira mencubit lengan Adam, ia tidak habis pikir bahwa pria itu tega mengkhianatinya lagi dan lagi. Padahal Adam berkata akan bertobat, tapi tobat yang dilakukannya adalah tobat sambal. Brengsek.
“Mi, ini nggak kayak apa yang ada di pikiran Mami,” sanggah Adam. Namun, usahanya tidak membuahkan hasil. Wanita yang sudah membuatnya cinta setengah mampus itu mulai berkaca-kaca. Adam hendak menyentuh Cira, akan tetapi tangan yang baru saja terangkat hanya melayang di udara. Semua itu dikarenakan suara Lili yang marah-marah kepada anak lelaki yang telah menjatuhkannya.
Adam semakin dibuat pusing oleh dua perempuan kesayangannya. Astaga, kaum hawa selalu merepotkan. Kelak jika Adam memiliki anak lagi, ia ingin anak laki-laki yang bisa menjadi sejawatnya di rumah.
“Ini papina Yiyi! Kakak ndak boweh nanggil ‘Daddy’ ke papina Yiyi! Papi uman bisa adi papina Yiyi, ukan nanak-nanak yang lain!”
Sedikit paham Lili tahu berbagai macam panggilan untuk orang tua laki-laki. Sehingga saat anak lelaki yang usianya lebih tua darinya itu memanggil Adam dengan ‘Daddy’, Lili sangat tidak terima. Adam hanya akan menjadi ayah untuknya, bukan untuk anak-anak yang lain. Lili tidak suka berbagi, lebih-lebih jika itu menyangkut kedua orang tuanya dan kasih sayang keduanya.
Putrinya masih sibuk memarahi anak lelaki yang sekarang berubah kesal karena tuduhan Lili yang tidak-tidak. Adam meremas rambutnya saking frustrasinya dia. Bingung ingin menenangkan yang mana dulu, istri atau anak. Memerhatikan Cira yang memutar tubuh memunggunginya, Adam tahu wanita itu sedang menghapus air mata menggunakan tisu meski tak ada satu pun air mata istrinya yang sampai terjatuh.
“Aku emang kenal sama papi kamu itu!” pungkas si anak lelaki. “Bahkan dulu aku pernah diajak main sama Daddy Adam.”
Mendengar namanya diikut sertakan dalam panggilan itu, Adam semakin kalut. Bagaimana bisa anak lelaki itu tahu namanya? Eh, tunggu dulu. Adam menghentikan Lili yang hampir melakukan penyerangan. Ditelisiknya wajah anak lelaki itu yang tampak familier di ingatannya.
“Iel!”
Nah, iya! Nama itu, Adam baru mendengarnya lagi setelah beberapa tahun yang lalu. Pantas saja saat melihat wajah Iel, ia tampak tak asing. Ditambah panggilan ‘Daddy’ dengan nada ceria.
Eh?
Adam cepat menggerakkan kepalanya ke asal suara yang tadi memanggil Iel. Wajah datarnya berhasil menutupi keterkejutan yang tidak tanggung-tanggung. Seorang wanita yang dikenalnya berjalan mendekat bersama pria berkemeja merah marun.
“Permisi, ada apa ramai-ramai di sini ya, Pak? Apakah putra saya membuat masalah?” tanya pria yang memiliki tubuh sama besarnya seperti Adam.
“Ya, putra Anda telah menangisi putri saya,” jawab Adam dingin. Kembali pada permasalahan awal yang terjadi. “Entah apa yang dilakukan putra Anda kepada putri saya hingga membuatnya menangis.”
Kini pria yang datang bersama sang wanita mulai memusatkan perhatiannya terhadap Iel. “Bener apa yang Om ini bilang barusan, Iel?”
Iel mengangguk kemudian menggeleng. “Aku nggak sengaja, Yah. Dia tadi kedorong sama aku dan berakhir jatuh karena aku nggak tahu kalau di balik rak ini ada orang. Aku udah minta maaf, tapi anak kecil ini nggak mau maafin aku, Yah.” Menunjuk Lili yang seketika ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Very Much [On Going]
Romance[Yuk, follow dulu akun ini sebelum membaca] * Cerita ini adalah season kedua dari 'The Angry Husband'. * Bagi kalian yang ingin membaca 'Love Very Much', disarankan untuk membaca 'The Angry Husband' terlebih dahulu supaya lebih mudah memahami alurny...