Happy Reading ✨️
***
Cira menurut saja saat Adam menggendongnya ala bridal menuju kamar tamu di rumah Erza. Mereka baru sampai dari kediaman Aziza dan kini Adam dengan gentlenya langsung menggendong Cira begitu turun dari mobil.
Tentu saja wanita itu malu dan minta diturunkan, tetapi Adam berujar bahwa dia tidak akan membiarkan Cira berjalan di saat kondisi tubuhnya belum benar-benar fit. Adam yang masa bodoh atas tatapan keluarganya sementara Cira merasa malu bukan main. Disembunyikannya wajah merah padam itu pada dada bidang sang suami.
“Kepulangan kita diundur, mungkin dua sampe tiga hari lagi,” ucap Adam setelah merebahkan tubuh istrinya di ranjang. Ia ikut duduk di pinggirnya, menatap wajah Cira yang masih merona.
“Kenapa? Mas ada kerjaan di sini?” Cira tidak mengerti kenapa tiba-tiba Adam mengundur kepulangan mereka. Bukankah pria itu mempunyai proyek penting di Jakarta dan mengharusnya menangani pekerjaan itu?
Untuk sesaat Adam mematung dengan mata yang menelisik pahatan wajah wanita di depannya ini. Lalu dia bangkit, berjalan ke arah pintu dan menguncinya. Adam butuh bicara empat mata bersama Cira.
“Ini lebih penting dari kerjaan,” jelas Adam, meraih kedua tangan Cira dan menggenggamnya. “Kamu tahu kenapa kamu pingsan?”
“Karena aku kecapekan ‘kan?”
Adam menggeleng bersamaan dengan ujung bibirnya yang perlahan-lahan terangkat sempurna. “Bukan karena itu. Kamu hamil, Cira.”
“A-APA?!” Jelas saja wanita itu terkejut akan pernyataan Adam.
Hamil? Bagaimana bisa?
“Mas ....” Cira bingung ingin berkata bagaimana. “Gimana bisa?” lirihnya.
“Ini cuman dugaan sementara Vian, untuk lebih pastinya kita bisa cek ke dokter kandungan,” ujar Adam. Matanya bergulir ke arah lain tak lagi fokus pada Cira, seakan sedang mengingat sesuatu. “Belum lama ini Mas sering ngalamin couvade syndrome, kamu nggak tahu soal itu, Cira. Karena Mas berusaha nggak ngeganggu tidur kamu. Mas mual-mual tiap pagi kayak ibu hamil, nafsu makan pun menurun. Mungkin kamu lihat Mas makan kayak biasa aja pas di rumah, tapi kalau di kantor Mas rewel. Bahkan Aydin sampe marahin Mas karena disuruh beli berbagai macem makanan tapi satu pun nggak ada yang Mas makan.”
“Mas udah curiga kalau itu couvade syndrome, tapi langsung Mas tepis. Nggak mungkinlah kamu hamil di saat kita aja KB, Ci. Sampe beberapa orang—salah satunya Aydin dan Erza ngomong kalau Mas lagi ngidam. Kemarin waktu beli mobil, Mas sempet mampir ke kedai sop durian, padahal Mas nggak terlalu doyan duren. Kamu tahu Mas habis berapa mangkok? Dua, Cira! Biasanya kalau makan itu, satu mangkok pun Mas nggak habis. Ini dua mangkok ludes. Mas jadi pertimbangin omongan Erza kalau kamu hamil. Akhirnya sampe di mana kamu pingsan dan dicek Vian, dugaan Mas dan orang-orang nggak salah, kamu hamil!”
“Couvade syndrome itu apa?” tanya Cira, ditambah ekspresi ingin tahu dari wajah polosnya. Wanita itu sungguh tidak tahu yang dinamakan dengan couvade syndrome, padahal ia pernah hamil.
Adam menjatuhkan rahang seketika. Dirinya sudah panjang lebar menjelaskan dan istrinya membalas dengan pertanyaan couvade syndrome itu apa? Boleh tidak ya ia menukar otak Cira supaya nyambung saat diajak berbicara.
“Couvade syndrome atau nama lainnya kehamilan simpatik, adalah masalah yang terjadi pada pasangan pria dari wanita hamil yang mengalami gejala saat hamil.” Dengan sabar Adam menerangkan apa itu couvade syndrome. “Jadi, Mas bisa ngerasain yang kamu rasain pas hamil. Kayak dulu waktu hamil Lili, kamu sering ngerasain mual, pengen makan ini itu, nyium aroma apa pun kerasa bau. Sekarang Mas bisa ngerasain itu semua, Cira.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Very Much [On Going]
Romantizm[Yuk, follow dulu akun ini sebelum membaca] * Cerita ini adalah season kedua dari 'The Angry Husband'. * Bagi kalian yang ingin membaca 'Love Very Much', disarankan untuk membaca 'The Angry Husband' terlebih dahulu supaya lebih mudah memahami alurny...