LVM - 26

78 21 2
                                    

Special update because today is my birthday 🎉

Happy Reading ✨️

***

Keesokan harinya, setelah menyantap sarapan pagi bersama, tidak ada satu pun dari mereka yang beranjak dari kursi masing-masing. Adam yang memang diburu waktu mulai menatap penuh tuntutan kepada sang Papa.

Gavin paham bahwa anak-anaknya menanti sebuah penjelasan darinya, lantas mengubah posisi duduk agar lebih nyaman. Sialan, Gavin seperti di sidang. Ia menyempatkan melirik sang istri yang duduk di sebelah kirinya, wajah yang masih terlihat cantik di usianya sekarang tengah menunduk. Gavin tahu Redyna merasa bersalah terhadap anak-anak mereka karena telah menyembunyikan rahasia besar ini selama bertahun-tahun.

“Angkat kepala kamu, Na. Ini salah Mas, jadi biar Mas yang ngadepin mereka, kamu nggak perlu takut atau ngerasa bersalah,” ucap Gavin.

“Tapi Mas ....” Tidak, ini bukan hanya salah suaminya. Redyna juga ikut andil dalam masalah ini, justru dialah yang menyuruh Gavin untuk merahasiakan keguguran anak mereka yang lain.

“Ya, ini memang salah Papa. Jadi, tunggu apalagi? Cepet jelasin sejelas-jelasnya,” tuntut Zaky mewakili abang-abangnya.

Tadinya Erza yang ingin berbicara, tetapi pria itu telah didahului adiknya. Sebenarnya Erza amat sangat penasaran dengan apa yang terjadi di keluarganya. Dilihat dari gelagat ketiga saudaranya, tampaknya ini bukan masalah yang biasa. Semalam ia sampai menyusul Vian ke kamarnya saking penasarannya, namun abangnya itu menolak memberitahu dan menyuruhnya beristirahat.

Tidak kehilangan akal, Erza berlalu ke kamar Zaky yang kebetulan kamar anak itu berada di samping kamar Vian. Kalian tahu apa yang didapatkannya? Amukan Zaky. Bocah SD itu berteriak kesal sampai mengeluarkan sumpah serapah dari mulut sucinya.

“Yang kalian denger kemarin nggak salah.”

“Apanya yang nggak salah? Erza belum denger apa pun kemarin,” cetus Erza dengan kening mengernyit.

“Adikmu, Er. Sebenernya setelah Zaky, Mama kalian sempet hamil lagi tapi nggak lama ....” Dari sana, mengalirlah cerita Gavin.

Kala itu Zaky masih berumur enam bulan, ia dan Redyna sepakat untuk berhenti memiliki anak. Maka Zakylah anak terakhir yang Redyna lahirkan, itu pun kehadiran Zaky tidak disangka-sangka oleh mereka. Sebab setelah memiliki Erza, Gavin coba-coba untuk berhenti KB. Ya, di sini memanglah Gavin yang memutuskan memasang KB, pria paruh baya itu tidak mengizinkan Redyna untuk KB seperti kebanyakan istri-istri di luaran sana.

Redyna sudah cukup merasakan yang namanya kesulitan semasa hamil dan melahirkan keturunannya, maka dari itu Gavin memutuskan supaya mengambil alih sisanya dan tidak menyusahkan kembali sang istri. Awalnya memang tidak terjadi apa-apa ketika Gavin menghentikan KB-nya, sampai beberapa tahun kemudian di pagi hari ia mendapat kejutan dari Redyna.

Entah senang atau sedih yang ia rasakan kala itu saat Redyna menyodorkan sebuah tespack dengan hasil positif. Kepalanya terasa berat memikirkan ketiga anaknya yang sudah pada besar, apalagi Adam yang tidak pantas diberikan adik lagi.

Kalian pikir Gavin tidak memikirkan nasib putra-putranya terutama Adam? Big no! Gavin sangat memikirkannya. Tapi untuk menggugurkan janin itu ia tak kuasa. Gavin dan Redyna mulai menerima kehadiran janin tersebut dengan sekelumit bayangan yang pasti akan terjadi.

Dan ... duar!!!

Apa yang mereka khawatirkan benar terjadi. Adam—putra sulungnya menolak kehadiran sang adik baru. Sebuah drama keluarga pun terjadi hingga Adam berhasil menerima adik barunya dengan setengah hati berkat Saras. Akan tetapi guncangan kembali datang mendatangi sepasang suami-istri itu saat Zaky berumur enam bulan kalau Gavin tidak salah ingat, itu awal-awal Zaky diperkenalkan MPASI.

Love Very Much [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang