Happy Reading ✨️
***
Pagi menjelang, Ciralah yang lebih dulu membuka kedua matanya. Saat akan merenggangkan tubuh, ia dibuat kesulitan karena tangan Adam yang membelit tubuhnya amat erat. “Bener-bener kingkong ya manusia satu ini,” gumam Cira. Tak hanya tangan, kaki Adam pun menindih kakinya.
Setelah melepas pelukan Adam pada tubuhnya dengan susah payah dan penuh tenaga ekstra, Cira mengambil bathrobe yang tergeletak di lantai kemudian memakainya. Sebelum ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket dari sisa-sisa percintaan semalam, wanita itu membuka tirai selebar mungkin agar cahaya matahari pagi tembus ke kamarnya, juga supaya membangunkan sang suami dari tidurnya.
“Ada gempa pun nggak bakal bangun dia.” Cira melihat Adam yang tidak terusik sinar matahari padahal begitu menyorotinya. Tidak peduli akan hal itu, ia lebih memilih untuk membersihkan tubuhnya saja.
Hampir setengah jam di kamar mandi, kini penampilan Cira telah rapi dan wangi. Sekarang ia tengah duduk di depan meja rias, memberikan sedikit sentuhan make up di wajah agar Adam semakin cinta kepadanya. Selesai memoles wajahnya supaya terlihat lebih segar, Cira berniat menelepon Indah untuk menanyakan kabar sang putri.
Di saat yang bersamaan juga Adam menggeliat malas, ia meraba-raba sebelahnya tapi kosong. Dengan mata yang terbuka sedikit ia benar-benar tidak menemukan keberadaan Cira di sampingnya. Ke mana wanita itu? Batin Adam.
“Ci ... Ciraaa. Kamu di mana?” Suara Adam yang memanggil Cira terdengar lemah lantaran baru bangun tidur.
Sedangkan si empunya nama langsung menengok ke arah Adam yang sudah bangun dan mencarinya. Cira pun beranjak mendekati sang suami dan duduk di sisi ranjang tempat ia tidur. “Mas?” Jemarinya menyisir rambut Adam.
“Hmm.” Adam semakin meringsek karena terlalu nyaman diperlakukan lembut oleh istrinya, bahkan ia sampai pindah tumpuan ke paha Cira. Bukannya bangun, pria hobi tidur itu melanjutkan kembali tidurnya.
“Adam masih belum bangun?”
“Tadi sempet sadar, tapi Mas Adam malah lanjut tidur lagi,” balas Cira. Sekarang ia tengah mengobrol bersama Fahmi karena Indah sedang menyuapi Lili.
“Deketin HP-nya ke telinga si Adam, biar Bapak yang bangunin dia. Cepet.”
“Emang nggak apa-apa? Kalau Mas Adam kena serangan jantung gimana, Pak? Aku nggak mau ah.”
“Kamu nurut aja, Cira. Orang suamimu nggak punya riwayat penyakit parah selain tipes kemarin itu. Buruan, Bapak kepengen lihat Adam panik.”
Cira mendekatkan ponselnya ke telinga Adam sesuai arahan dari Fahmi, sebelumnya speaker sudah ia nyalakan. Di dalam hatinya wanita itu menghitung mundur dari tiga. Dan ....
“ADAAAAAM, BANGUN KAMU! ENAK YA ASYIK-ASYIK TIDUR, SEMENTARA LILI MALAH KAMU TITIPIN DI NENEK KAKEKNYA! SOPAN KAMU BEGITU?! KALAU KAMU NGGAK BANGUN DALAM HITUNGAN KETIGA, BAPAK SLEPET ONLINE, KAMU! SAT—“
“NGGAAAKKK! Saya beneran udah bangun, Pak! Sebentar lagi saya jemput Lili ke sana!” Adam panik di saat nyawanya belum terkumpul, malahan ia sampai keserimpet selimut dan berakhir jatuh dari ranjang saat akan ke kamar mandi.
Melihatnya, Cira sampai dibuat terbahak. Bukan maksud Cira bahagia atas musibah yang dialami Adam pagi ini, tetapi sikap konyol suaminya barusan sayang jika tidak ditertawakan. Puas menertawakan Adam, Cira keluar kamar dan niatnya ingin membuat sarapan untuknya, Adam, dan Erza kalau adik iparnya itu masih di sini.
Ketika sampai di dapur, Cira menemukan sosok lain selain Erza yang tengah menyantap sarapan paginya. “Pagi ... Bang Vian ada di sini juga?”
Vian yang sibuk sarapan sembari bermain ponsel pun mengalihkan tatapannya kepada wanita yang notabenenya adalah kakak iparnya. “Pagi juga, Cira. Sini makan bareng kita, gue udah buatin sarapan untuk lo dan Bang Adam.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Very Much [On Going]
Romance[Yuk, follow dulu akun ini sebelum membaca] * Cerita ini adalah season kedua dari 'The Angry Husband'. * Bagi kalian yang ingin membaca 'Love Very Much', disarankan untuk membaca 'The Angry Husband' terlebih dahulu supaya lebih mudah memahami alurny...